Johann Zarco Bakal Fokus Dapatkan Hasil Terbaik di MotoGP 2022

Musim 2021 bukan musim yang buruk bagi Johann Zarco. Pembalap Pramac Racing ini bisa merebut empat podium. Perolehan tertinggi sepanjang kariernya di kelas MotoGP.
Kendati demikian, hasil akhir di tahun lalu tak cukup memuaskan bagi Zarco. Pasalnya, ia menjadi kurang kompetitif di akhir musim sehingga kehilangan kesempatan mendapat hasil yang lebik baik.
1. Sempat memimpin klasemen di awal musim 2021

Pada awal balapan musim lalu, performa Johann Zarco termasuk impresif. Zarco sempat memimpin klasemen kejuaraan karena berhasil dua kali finis di podium kedua pada balapan back-to-back di Qatar.
Beberapa seri kemudian, Zarco menambah dua podium kedua di Le Mans dan Catalunya. Hasil ini menempatkannya sebagai rider Ducati teratas sekaligus menjadi rival terdekat Fabio Quartararo di puncak klasemen.
Namun, setelah paruh kedua musim bergulir, performa Zarco menurun drastis. Ia tak lagi bisa finis di posisi tiga besar sehingga tertinggal dalam pengumpulan poin.
2. Belajar dari penurunan performa di musim lalu

Performa Johann Zarco tahun lalu tak konsisten. Meski meraih podium di awal musim, perlahan fokusnya memudar. Ia beberapa kali gagal finis, seperti terjadi di GP Portugal, Austria dan Amerika. Ia pun sempat finis di posisi ke-17 pada GP Aragon yang membuatnya kehilangan poin.
Pembalap nomor 5 ini sadar bahwa konsistensi itu penting, apalagi jika berjuang untuk mempertahankan posisi puncak klasemen. Performa tahun lalu jadi pembelajaran berharga untuk hadapi musim 2022.
“Aku belajar banyak pada 2021. Aku menyadari banyak hal bisa berubah dengan sangat cepat selama musim yang panjang. Tak peduli seberapa bagus kamu di awal musim, jika ada 17 balapan, jika kamu tidak mencapai hasil yang baik dalam lima balapan, kamu akan tersingkir di klasemen keseluruhan,” kata rider asal Prancis ini dilansir Speedweek.
3. Fokus agar bisa meraih kemenangan pertama di MotoGP

Memasuki musim 2022, Zarco mesti fokus menjaga konsistensinya. Targetnya sebagai pembalap MotoGP tentu saja ingin bisa berada di barisan depan pada setiap seri balap. Ia bakal melakukan segala hal untuk menaikkan peringkatnya di klasemen akhir.
“(Tahun lalu) adalah pelajaran berharga bagiku, dan untuk alasan ini aku sekarang akan sepenuhnya fokus pada tugas-tugas masa depan kami,” kata Zarco dikutip Speedweek.
4. Jadi pembalap independen terbaik

Meski performanya melorot di paruh kedua musim lalu, Zarco sebenarnya senang juga dengan pencapaiannya. Tahun 2021 adalah tahun terbaik baginya jika dilihat secara statistik.
Sejak debut di kelas premier pada 2017, tahun lalu Zarco mengumpulkan 4 podium, raihan terbanyaknya. Ia juga bertengger di posisi ke-5 klasemen akhir yang merupakan posisi tertingginya di kelas ini. Ranking ini menjadikannya sebagai pembalap independen terbaik.
Selain itu, ia dan rekan setimnya, Jorge Martin, bisa mengantarkan Pramac Racing menjadi tim independen terbaik. Salah satu pencapaian yang cukup membanggakan.
5. Johann Zarco punya modal prestasi

Johann Zarco seorang pembalap yang berprestasi. Sejak debut di kelas 125cc pada 2009, sudah banyak pencapaian yang ia raih.
Zarco adalah runner up kelas 125cc pada 2011. Di kelas intermediate, Zarco merupakan juara dunia kelas Moto2 yang ia rebut selama dua tahun beruntun pada 2015 dan 2016.
Saat tahun pertamanya di Moto2 pada 2012, Zarco merebut gelar Rookie of The Year. Pada 2017, saat debut di kelas MotoGP, Zarco kembali meraih gelar Rookie of The Year. Sama seperti tahun lalu, pada 2018, Zarco pun jadi pembalap independen terbaik bersama tim Tech3 Yamaha.
Johann Zarco memang belum pernah juara di kelas MotoGP. Namun, performanya di lintasan balap tak bisa diragukan. Kumpulan prestasinya pun bisa jadi bukti nyata bahwa ia adalah pembalap kompetitif di kelas premier.
Di tengah persaingan yang makin ketat dengan para pembalap muda, bisakah Zarco tampil optimal dan meraih hasil terbaik di musim ini?