Kemenangan Ganda Putra Indonesia Jadi Kado Ultah Koh Herry

Jakarta, IDN Times - Unggul 3-1 atas Jepang, tim regu putra Indonesia berhasil lolos ke babak final bulutangkis Asian Games 2018. Final akan dilaksanakan pada Rabu (22/8) pukul 18.00 WIB di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
Dua dari tiga poin yang didapatkan tim regu putra Indonesia disumbangkan oleh dua pasang ganda putra Indonesia. Pasangan Markus Gideon dan Kevin Sukamuljo berhasil sumbang poin pertama bagi Indonesia setelah sebelumnya Anthony Ginting gagal mendapat poin karena kalah 2-1 dari Jepang.
Menyusul keberhasilan Markus/Kevin, pasangan Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto sumbangkan poin sebagai poin ketiga Indonesia setelah Jonatan Christie berhasil berikan poin kedua.
Siapa sangka kemenangan ini ternyata menjadi hadiah bagi pelatih tim ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi (Herry IP) dari para atlet.
1. Sosok bertangan dingin

Sosok Herry dikenal sebagai sosok bertangan dingin. Dari tangan Herry terlahir ganda-ganda putra kuat kebanggaan Indonesia. Pasangan Tony Gunawan/Chandra WIjaya dan Chandra Wijaya/Sigit Budiarto lahir dari asuhan Herry.
Tahun 2011, Herry kembali bergabung ke Pelatnas Cipayung. Dibawah asuhannya, pasangan Tony Gunawan/Chandra Wijaya berhasil raih medali emas pada Olympiade tahun 2000 silam.
2. Berulang tahun saat tim Indonesia lolos menuju final

Herry IP atau yang oleh para atlet akrab dipanggil Koh Herry merupakan sosok pelatih bebas. Disebut bebas karena Herry tidak tergabung dalam klub manapun. Herry hanya melatih untuk PBSI.
Herry lahir di Pangkal Pinang, 21 Agustus 1962. Pada saat tim regu putra Indonesia berlaga di semifinal bulutangkis Asian Games, dirinya genap berusia 56 tahun. Ucapan selamat ulang tahun diterimanya dari para atlet juga wartawan yang hadir dalam konferensi pers usai pertandingan pada Selasa (21/8) malam.
3. Minta emas sebagai kado ulang tahun

Ditemui usai pertandingan, Herry mengaku meminta medali emas sebagai kado ulang tahunnya.
“Tadi di ruang ganti, mereka (atlet ganda putra) mengucapkan selamat ulang tahun pada saya, jadi saya bilang saya minta kado,” kata Herry saat konferensi pers berlangsung.
“Saya bilang saya minta (medali) emas sebagai kado. Minimal masuk ke final lah,” kata Herry.
Pengakuan Herry disambut senyum oleh Fajar dan Rian selaku anak asuh Herry yang berhasil membawa Indonesia melangkah ke babak final.
“Bersyukur karena main sebagai tuan rumah dan bisa menang lawan mereka (Jepang),” kata
Rian yang dikenal sebagai sosok pemalu dan tak banyak bicara. Fajar/Rian mengaku senang karena dapat mengalahkan pasangan Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko.
“Motivasi karena belum pernah menang lawan mereka (Takuto/Yuki) Jadi motivasi diri sendiri,” tambah Fajar.