Kiprah Peraih EuroLeague MVP saat Berkarier di NBA

- Penghargaan EuroLeague MVP diberikan kepada pemain terbaik dengan peran besar dan statistik mentereng selama semusim.
- Dari 18 pemenang EuroLeague MVP, 14 di antaranya bermain di NBA, seperti Anthony Parker yang mulai di NBA lalu pindah ke Eropa sebelum kembali ke NBA.
- Beberapa pemenang EuroLeague MVP seperti Juan Carlos Navarro dan Sergio Rodriguez lebih sukses berkarier di Eropa daripada di NBA.
EuroLeague MVP merupakan penghargaan individu paling bergengsi yang ada di EuroLeague. Penghargaan ini diberikan kepada pemain terbaik dengan peran besar dan statistik mentereng selama semusim. EuroLeague MVP sendiri baru pertama kali diadakan pada 2004.
Namun, tak semua pemenang EuroLeague MVP bisa memiliki karier yang baik ketika bermain di NBA. Dari 18 pemain yang telah memenangkan EuroLeague MVP hingga 2024, 14 di antaranya pernah bermain di NBA. Seperti apa kiprah 14 pemain tersebut ketika bermain di kompetisi basket terbaik di Amerika Serikat ini?
1. Permainan apik Anthony Parker di EuroLeague membuatnya pulang ke NBA

Anthony Parker memulai kiprahnya sebagai pebasket profesional di NBA. Akan tetapi, penampilannya pada kali pertama bermain di liga tersebut sangat mengecewakan. Selama 3 musim (1997--2000), ia hanya mencatat 58 laga.
Parker pun memilih untuk pindah ke Eropa untuk bergabung dengan Maccabi Tel Aviv, klub yang ia bela selama 6 tahun (2000--2006). Di klub tersebut, ia meraih kesuksesan salah satunya dengan menjadi EuroLeague MVP sebanyak dua kali (2005 dan 2006). Ia tercatat sebagai pemenang EuroLeague MVP pertama. Keberhasilannya ini membawanya kembali ke NBA pada musim panas 2006.
2. Juan Carlos Navarro lebih betah bermain di EuroLeague

Juan Carlos Navarro merupakan playmaker legendaris Spanyol yang menghabiskan hampir seluruh kariernya bersama Barcelona. Di tengah karier indahnya tersebut, ia sempat pindah ke NBA untuk membela Memphis Grizzlies pada 2007/2008. Namun, ia hanya bertahan selama semusim. Padahal, ia tampil apik dan menjalani seluruh laga di NBA pada musim tersebut.
Ia lebih memilih untuk pulang ke Spanyol dan kembali bermain bersama Barcelona. Ia benar-benar betah bermain bersama Barcelona di EuroLeague ketimbang bermain di NBA. Semusim setelah kiprahnya di NBA, Navarro pun meraih EuroLeague MVP pada 2009.
3. Kiprah Milos Teodosic menurun pada musim kedua

Milos Teodosic adalah seorang playmaker ternama di Eropa. Ia sukses meraih berbagai penghargaan individu, salah satunya EuroLeague MVP 2010. Ini menjadi bukti kehebatan pemain asal Serbia dalam kiprah basketnya.
Tujuh tahun setelah meraih EuroLeague MVP, Teodosic mencoba peruntungannya di NBA untuk bermain Los Angeles Clippers. Dirinya memegang peran penting sebagai point guard timnya kala itu. Akan tetapi, ia hanya bersinar pada musim pertamanya saja, sehingga memilih untuk pulang ke Eropa setelah musim 2018/2019 usai.
4. Andrei Kirilenko terkenal jago bertahan di NBA

Andrei Kirilenko bermain di NBA pada 2001--2011 dan 2012--2015. Dalam kurun waktu tersebut, ia meraih kesuksesan besar sebagai seorang pemain bertahan yang hebat. Torehan NBA All-Star (2004), NBA All-Defensive First Team (2006), 2 kali NBA All-Defensive Second Team (2004 dan 2005), NBA All-Rookie First Team (2002), dan NBA blocks leader (2005) menjadi buktinya.
Di tengah karier panjangnya di NBA, Kirilenko sempat kembali ke EuroLeague pada 2011/2012. Kala itu, ia bergabung dengan CSKA Moscow. Bersama klub tersebut, ia tampil sangat hebat dan sukses meraih penghargaan EuroLeague MVP 2012. Berkat penampilan apiknya itu, ia bisa kembali ke NBA pada 2012.
5. Vassilis Spanoulis tampil mengecewakan bersama Houston Rockets

Vassilis Spanoulis telah dianggap sebagai legenda di EuroLeague. Ia merupakan salah satu playmaker terbaik yang pernah dimiliki Yunani. Ia pun sukses meraih berbagai macam penghargaan dalam kariernya, termasuk EuroLeague MVP 2013.
Jauh sebelum itu, Spanoulis sempat berkarier di NBA bersama Houston Rockets pada 2006/2007. Akan tetapi, penampilannya sangat mengecewakan. Ia hanya mencatat rata-rata 2,7 poin, 0,7 rebound, dan 0,9 assist per laga dari 31 pertandingan. Penampilannya itu membuat ia hanya bertahan semusim di NBA.
6. Sergio Rodriguez tak mentereng di NBA

Sergio Rodriguez pernah bermain di NBA untuk empat tim NBA. Tim tersebut adalah Portland Trail Blazers (2006--2009), Sacramento Kings (2009), New York Knicks (2010), dan Philadelphia 76ers (2016--2017). Akan tetapi, Rodriguez tak bisa menunjukkan sinarnya.
Oleh karena itu, Rodriguez lebih baik bermain di Eropa dengan status sebagai pemain bintang. Status bintang dan legenda EuroLeague memang sangat layak melekat padanya. Sebab, ia pernah 3 kali menjadi juara EuroLeague dan 1 kali menjadi EuroLeague MVP (2014).
7. EuroLeague MVP 2015 mengantar Nemanja Bjelica ke NBA

Pada EuroLeague 2014/2015, Nemanja Bjelica bermain sangat hebat bersama Fenerbahce. Berkat penampilannya itu, ia terpilih sebagai EuroLeague MVP 2015. Setelah kemenangan tersebut, ia pun dikontrak oleh Minnesota Timberwolves sejak 2015/2016.
Termasuk Minnesota Timberwolves, Bjelica pernah membela empat tim di NBA selama 7 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, ia lebih sering menjadi pemain pelengkap. Meski begitu, ia sempat merasaka juara pada NBA 2022.
8. Nando de Colo hanya menjadi pelengkap di NBA

Nando de Colo adalah nama besar di bola basket Eropa. Pemain berkebangsaan Prancis ini pernah 2 kali menjadi juara EuroLeague (2016 & 2019) dan 1 kali menjadi EuroLeague MVP (2016). Bahkan, banyak ia sangat layak disebut sebagai 50 pemain terbaik dalam sejarah EuroLeague.
Karier cemerlangnya di EuroLeague sangat jauh berbeda dengan kariernya yang kelam di NBA. De Colo gagal bersinar ketika membela San Antonio Spurs (2012--2013) dan Toronto Raptors (2014). Kala itu, ia selalu kalah saing dengan hanya mencatat rata-rata 3,8 poin, 1,7 assist, dan 1,8 rebound per laga.
9. Luka Doncic dipandang sebagai bintang NBA saat ini

Sejak masih muda, Luka Doncic telah dianggap sebagai pebasket berbakat. Ia membela Real Madrid selama 3 tahun (2015--2018) dan sukses meraih sejumlah penghargaan. Salah satunya ialah EuroLeague MVP yang ia dapat pada 2018. Dengan usia 19 tahun, Doncic tercatat sebagai pemenang EuroLeague MVP termuda dalam sejarah.
Kehebatannya itu ternyata mampu ia lanjutkan ketika bermain di NBA. Sejak 2018, pemain asal Slovenia ini selalu tampil mentereng bersama Dallas Mavericks. Ia sudah layak disebut sebagai bintang dengan deretan penghargaan individu yang kini Doncic miliki.
10. Jan Vesely tak bisa memenuhi ekspektasi di NBA

Jan Vesely memiliki pamor sebagai seorang bigman potensial saat masuk NBA. Oleh karena itu, ia sukses terpilih pada urutan keenam pada NBA Draft 2011. Namun, Vesely gagal bersinar kala membela Washington Wizards dan Denver Nuggets.
Pada 2014, Vesely memilih pulang ke Eropa untuk melanjutkan kariernya di EuroLeague. Keputusan itu ternyata tepat karena ia sukses mendapatkan kesuksesan. Salah satunya ialah menjadi EuroLeague MVP pada 2019.
11. Vasilije Micic merasakan NBA berkat EuroLeague MVP

EuroLeague 2020/2021 menjadi musim yang sangat emas bagi Vasilije Micic. Pada tahun tersebut, ia tampil sangat bersinar bersama Anadolu Efes. Ia pun sukses mengakhiri musim dengan raihan EuroLeague MVP dan juara MVP.
Penampilan apik Micic terus berlanjut hingga akhirnya ia bisa mencicipi NBA pada 2023. Pada musim pertamanya itu, ia tak begitu bersinar bersama Oklahoma Citu Thunder. Meski begitu, kariernya di NBA belum tamat karena ia masih bermain untuk Charlotte Hornets pada 2024/2025 mendatang.
12. Nikola Mirotic lebih cocok bermain di EuroLeague

Nikola Mirotic sebetulnya memiliki karier yang gemilang di NBA. Pada musim pertamanya, ia pernah masuk All-Rookie First Team. Namun, ia tampaknya tak betah bermain di NBA setelah berjalan selama 5 tahun. Padahal, beberapa tim masih menawarinya kontrak untuk 2019/2020.
Mirotic pun pulang ke Spanyol untuk bergabung dengan Barcelona. Keputusan Mirotic tersebut terbukti tepat. Ia meraih kesuksesan besar bersama Barcelona pada 2022 dengan menjadi EuroLeague MVP musim tersebut.
13. Aleksandar Vezenkov bertahan semusim bersama Sacramento Kings

Aleksandar Vezenkov bermain luar biasa pada EuroLeague 2022/2023. Ia sukses membawa Olympiacos berjaya dan terpilih sebagai EuroLeague MVP. Gelar tersebut berhasil menarik minat Sacramento Kings untuk membawanya pada musim 2023/2024.
Vezenkov berperan sebagai pelapis dengan menit bermain memuaskan bersama Kings. Akan tetapi, ia hanya bertahan setahun di tim tersebut. Pada musim panas 2024, ia menolak beberapa tawaran klub NBA dan memilih untuk pulang ke Olympiacos lagi.
14. Mike James hanya menjadi pelengkap di NBA

Mike James adalah pebasket asal Amerika Serikat yang sukses di EuroLeague. Ia tampil bersinar dengan beberapa tim sebelum akhirnya meraih EuroLeague MVP pada 2024. Penghargaan tersebut didapat karena kerja kerasnya bersama AS Monaco.
Performa mentereng James sangat jauh berbeda dengan performanya di NBA. Di kompetisi tersebut, ia sangat kesulitan untuk berkembang. Hal tersebut terjadi karena ia kalah saing dan hanya dianggap sebagai pelengkap tim bersama Phoenix Suns (2017), New Orleans Pelicans (2018), maupun Brooklyn Nets (2021).
Tak semua EuroLeague MVP memiliki karier yang mentereng di NBA. Hal ini mungkin disebabkan oleh kecocokan gaya bermain. Sang EuroLeague MVP tak bisa beradaptasi dengan permainan yang ada di NBA.