Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kritik Pembalap Debutan F1 terhadap Rotasi Pembalap di Alpine

Jack Doohan saat menjalani pekan balap GP Jepang 2025. (commons.wikimedia.org/ Liauzh)
Jack Doohan saat menjalani pekan balap GP Jepang 2025. (commons.wikimedia.org/ Liauzh)
Intinya sih...
  • Alpine rotasi pembalap, Colapinto gantikan Doohan sebagai tandem Gasly.
  • Alpine lakukan rotasi berdasarkan performa buruk Doohan di 6 seri awal F1 2025.
  • Bearman dan Hadjar kritik Alpine karena merasa Doohan diperlakukan tidak adil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Alpine telah mengambil keputusan jelang Formula 1 GP Emilia Romagna 2025. Tim yang berbasis di Enstone, Inggris, tersebut melakukan rotasi pembalap dengan mempromosikan Franco Colapinto sebagai tandem Pierre Gasly. Di sisi lain, Jack Doohan menempati posisi sebagai pembalap cadangan.

Oliver Bearman, pembalap Haas, bereaksi atas rotasi pembalap di Alpine. Ia menilai keputusan tersebut sebagai langkah yang sangat kejam. Apalagi, Jack Doohan masih berstatus sebagai pembalap debutan.

1.  Jack Doohan kehilangan status sebagai pembalap reguler Alpine

Alpine telah mengonfirmasi rotasi pembalap mereka pada 7 Mei 2025. Itu terjadi berselang tiga hari setelah GP Miami. Franco Colapinto bakal mengisi posisi Jack Doohan selama 5 seri balap mulai GP Emilia Romagna hingga GP Kanada. 

Alpine mengambil langkah tersebut sebagai bagian dari penilaian terhadap performa pembalap. Pencapaian yang tidak memuaskan dalam enam seri awal Formula 1 2025 menyebabkan Doohan kehilangan posisinya sebagai pembalap reguler. Meski begitu, pembalap berkebangsaan Australia itu tetap berada di tim sebagai pembalap cadangan pilihan pertama.

“Setelah meninjau deretan balapan pembuka musim ini, kami sampai pada keputusan untuk memasangkan Colapinto dengan Pierre Gasly dalam lima balapan berikutnya. Kami berada dalam posisi yang membuat kami perlu merotasi susunan pembalap kami. Itu mengingat kondisi kejuaraan yang sengit serta mobil yang kompetitif yang telah mengalami peningkatan dalam 12 bulan terakhir,” kata Flavio Briatore selaku penasihat eksekutif Alpine dilansir Formula 1.

“Kami juga tahu Formula 1 2026 akan menjadi musim yang penting bagi tim. Memiliki penilaian yang lengkap dan adil terhadap pembalap musim ini adalah hal perlu dilakukan untuk memaksimalkan ambisi kami tahun depan. Kami terus mendukung Jack karena dia telah bersikap sangat profesional dalam perannya sejauh ini,” sambungnya.

2. Oliver Bearman menilai Alpine memperlakukan Jack Doohan secara tidak adil

Keputusan Alpine menurunkan posisi Jack Doohan dari kursi pembalap reguler tak mendapat sambutan baik. Oliver Bearman yang juga berstatus pembalap debutan mengkritik hal tersebut. Ia menyebut Alpine memperlakukan Jack Doohan secara tidak adil. Jack Doohan dinilai perlu mendapat lebih banyak kesempatan mengingat Formula 1 2025 adalah musim perdana bagi anak kandung Mick Doohan tersebut.

“Aku hanya bisa membayangkan situasinya sangat buruk Aku merasa perlakuannya sangat tidak adil. Kami telah membalap di empat dari enam trek yang baru bagi kami sebagai pembalap debutan. Kami bahkan menjalani dua balapan sprint yang jauh lebih sulit dengan status sebagai debutan. Dia sudah disingkirkan dari mobil bahkan sebelum memasuki balapan di Eropa dengan sejumlah sirkuit yang ia kenal. Itu sangat kejam,” kata Bearman dikutip Crash.

3. Isack Hadjar turut berkomentar atas keputusan rotasi pembalap di Alpine

Tak hanya Oliver Bearman, Isack Hadjar turut bersuara atas keputusan rotasi pembalap Alpine. Pembalap Racing Bulls itu merasa Jack Doohan tak diberi waktu untuk menemukan performa terbaik di Formula 1. Ekspektasi tinggi yang muncul sejak awal musim dianggap punya andil terhadap keputusan Alpine menggeser posisi Jack Doohan.

“Telah tercium bau tidak sedap bahkan sebelum musim dimulai. Menurutku, itu karena dia memasuki kejuaraan dengan banyak tekanan dan ekspektasi. Itu benar-benar bukan lingkungan yang bagus. Itu terasa tidak adil karena dia tak punya banyak waktu untuk menunjukkan apa pun dalam enam balapan dan tak dibekali mobil tercepat,” ucap Hadjar masih dilansir Crash.

Jack Doohan tak berhasil mendulang poin dalam enam balapan awal Formula 1 2025. Ia tercatat dua kali gagal finis akibat insiden di GP Australia dan Miami. Prestasi terbaiknya adalah finis ke-13 di GP China.

Jack Doohan masih harus menunggu hasil lima balapan Franco Colapinto hingga GP Austria. Akankah ia kembali mendapatkan status sebagai pembalap reguler Alpine pada sisa musim ini? Menarik untuk dinantikan bersama. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Sport

See More

Soal Target Medali SEA Games, Menpora Tunggu Anggaran

23 Sep 2025, 21:22 WIBSport