Lewis Hamilton Yakin Hubungan dengan George Russell Baik-baik Saja

Mercedes sempat mengalami masalah. Salah satunya porpoising pada mobil W13 mereka, terutama pada awal musim 2022. Hal tersebut mereduksi performa di atas lintasan sehingga Hamilton dan Russell kesulitan bersaing melawan pembalap Red Bull dan Ferrari.

Mercedes hampir saja menyudahi musim tanpa meraih satu pun kemenangan. Beruntung, Russell berhasil keluar sebagai pemenang di GP Brasil. Dalam balapan tersebut, Mercedes mampu finis 1-2 dengan Hamilton melintasi garis finis di posisi runner-up.

Formula 1 2022 terasa kurang memuaskan bagi pemilik tujuh gelar juara dunia. Namun, Lewis Hamilton kagum atas pencapaian George Russell selama 2022.

"Aku telah melihat apa yang dia lakukan di Williams. Aku pikir secara alami, Anda harus mengatakan itu adalah hal mengesankan pada apa yang telah dia lakukan selama 2022. Konsistensi yang dia punya, bagaimana dia tiba, dan baru saja mulai melaju," kata Hamilton dilansir Racing News 365.

Performa mengesankan George Russell salah satunya karena faktor mudah berbaurnya pembalap bernomor mobil 63 itu dengan orang-orang di dalam tim. Itu tak mengherankan mengingat Russell merupakan jebolan Mercedes Junior Driver Programme pada 2017 silam.

"Itu tak seperti dia tiba dalam tim yang benar-benar baru. Dia ada selama beberapa tahun duduk di belakangku, melihat aktivitas yang aku lakukan dengan teknisi dan Riccardo Musconi, yang sekarang menjadi race engineer nomor satu miliknya," jelas Hamilton.

Dengan potensi persaingan bersama George Russell yang sangat terbuka pada 2023, Lewis Hamilton yakin tak akan ada yang berubah dari hubungan mereka. Ia justru menilai Russell menjadi energi positif yang menguntungkan tim dalam mengarungi ketatnya persaingan di kejuaraan.

"Dia menjadi kekuatan positif dalam tim. Dia membantu menjaga keseimbangan dalam tim berkaitan dengan hubungan pekerjaan yang aku rasa itu hal yang kuat.

Aku jauh lebih tua dan telah bersama dengan tim untuk waktu yang lama. Jadi, mengatur apa pun tantangan yang kami hadapi dengan bergerak maju, kami telah melalui banyak hal sehingga aku tak berpikir itu akan menjadi sebuah masalah," tandasnya seperti dikutip Racing News 365.

Kekhawatiran akan memanasnya hubungan antara Hamilton dan Russell bukan tanpa alasan. Sebab, Mercedes pernah merasakan rivalitas panas di dalam tim pada 2016 silam.

Ketika itu, Nico Rosberg dan Lewis Hamilton bersaing ketat dalam perebutan gelar juara dunia. Kedua pembalap mengalami pasang surut hubungan saat ini. Hawa panas persaingan keduanya tak hanya terjadi di atas lintasan, tetapi juga saat berada di luar sirkuit.

Mercedes saat itu akhirnya kawin gelar dengan meraih titel juara dunia pembalap lewat Nico Rosberg dan juara dunia konstruktor. Rosberg sukses berada di pucuk klasemen dengan keunggulan lima poin dari Hamilton.

Persaingan sesama pembalap dalam satu tim tak bisa dihindari. Ini menjadi keresahan jika persaingan berubah menjadi rivalitas yang merugikan tim dalam perebutan gelar juara. Mercedes tentu tak ingin kejadian musim 2016 terulang pada 2023.