Li Xuerui Kembali Rebut Gelar Juara Usai Comeback di Lingshui China Masters

Peraih medali emas Olimpiade London 2012, Li Xuerui, mengawali comeback-nya ke dunia bulu tangkis dengan meraih gelar juara pada turnamen Lingshui China Masters 2018 usai mengalahkan pebulu tangkis Korea, Kim Ga Eun, dengan skor 16-21, 21-16, 21-18.
1. Comeback dari cidera Saat Olimpiade Rio

Sebelum mengikuti turnamen ini, Olimpiade Rio 2016 merupakan turnamen internasional terakhir yang dilakoninya. Saat bertanding di babak semifinal melawan Carolina Marin, yang akhirnya menjadi Juara Olimpiade Rio, Li mengalami cedera yang cukup parah dan bahkan sampai harus mundur dari partai perebutan medali perunggu.
Li menjalani operasi dan pemulihan cedera di Jerman selama beberapa bulan. Sempat dikabarkan akan tampil kembali di Kejuaraan Dunia 2017, tetapi kondisinya yang belum pulih 100% membuat Li harus menunda jadwal comeback-nya. Setelah menunggu delapan bulan dari rencana awal, akhirnya Li tampil di turnamen Lingshui China Masters 2018.
2. Berstatus non-unggulan dan tanpa ranking

Karena sudah absen selama lebih dari satu tahun dari semua turnamen internasional, Li Xuerui tidak mempunyai satu pun poin ranking. Akibatnya, Li tampil di China Masters tanpa ranking dan tidak diunggulkan. Namun karena turnamen BWF Tour Super 100 ini sepi peminat, pemain tanpa peringkat pun banyak yang mendaftar di turnamen ini, termasuk Li.
Meskipun sempat merasakan gugup di pertandingan pertamanya melawan Chen Nianzu, tetapi Li tetap dapat menunjukkan kelasnya sebagai mantan pemain nomor satu dunia dan Juara Olimpiade 2012.
"Saya sangat gugup. Ini adalah pertandingan internasional pertama saya setelah sekian lama. Meskipun saya sudah cukup sering berlatih bersama rekan-rekan saya, tetapi saya masih belum merasa familier dengan astmosfer di lapangan," ungkap pemain berusia 27 tahun tersebut, yang dilansir oleh Chinadaily.com.
3. Ancaman bagi tunggal putri elit dunia lainnya

Kembalinya Li Xuerui ke lapangan bulu tangkis tentunya menjadi ancaman yang serius bagi para atlet bulu tangkis putri lainnya. Pasalnya sejak ditinggal pensiun dua punggawa tunggal putri Tiongkok, yakni Wang Shixian dan Wang Yihan, setelah Olimpiade Rio, serta cedera Li yang memaksanya berhenti bermain, kekuatan tunggal putri Negeri Tirai Bambu seolah menjadi berkurang.
Sebagai perbandingan, saat Duo Wang dan Li masih merajai nomor tunggal putri, ketiganya dapat meraih total hingga tujuh sampai delapan gelar SuperSeries dalam satu tahun kalender. Sementara dari sejak ketiganya tak lagi muncul di panggung bulu tangkis, yakni September 2016, sampai dengan Maret 2018, tercatat hanya dua gelar yang berhasil diraih oleh atlet tunggal putri Tiongkok.
Selain memberikan sinyal kepada lawan-lawannya, kembalinya Li ke lapangan juga diharapkan dapat menjadi penyemangat bagi atlet bulu tangkis putri Tiongkok, seperti Chen Yufei dan He Bingjiao, yang masing-masing "hanya" berada di peringkat tujuh dan sembilan dunia.
Dengan comeback-nya Li Xuerui, persaingan di nomor tunggal putri akan semakin menarik. Tak sabar rasanya untuk segera melihat Li bertanding melawan pemain putri papan atas dunia.