Mengapa Karl-Anthony Towns Kian Bersinar bersama New York Knicks?

Karl-Anthony Towns membuka lembaran baru dalam kariernya pada musim panas 2024. Setelah 9 musim membela Minnesota Timberwolves, dia akhirnya berpindah tim dan bergabung dengan New York Knicks. Itu terjadi lewat skema pertukaran yang mengharuskan Knicks mengirim Julius Randle dan Donte DiVincenzo ke Timberwolves.
Towns awalnya diprediksi bakal mengalami kesulitan di tim barunya tersebut. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Pemain berusia 29 tahun ini kian bersinar bersama Knicks. Salah satu indikatornya terlihat dalam hal torehan poin. Dari 14 game yang dilakoni, Towns sudah 6 kali mencetak 30 poin lebih. Jumlah itu melebihi capaian Towns musim lalu saat masih berseragam Timberwolves yang hanya mencetak 30 poin lebih sebanyak 5 kali.
Lantas, apa yang membuat Towns kian bersinar bersama Knicks? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini, ya!
1. Kembali bermain di posisi naturalnya

Karl-Anthony Towns merupakan pemain yang berposisi sebagai center. Dia mengemban peran tersebut semasa awal berkarier di Minnesota Timberwolves. Namun, perubahan terjadi setelah Timberwolves mengakuisisi Rudy Gobert pada 2022. Posisi Towns bergeser menjadi power forward.
Hal itu sebenarnya berdampak positif bagi tim. Area frontcourt Timberwolves menjadi tangguh hingga mereka berdua mendapat julukan Twins Tower. Kendati demikian, bagi Towns pribadi, dia jadi kurang leluasa lantaran harus berbagi peran. Towns pun mengalami penurunan statistik, khususnya dalam hal poin, rebound, dan blok.
Pengorbanan Towns akhirnya berakhir setelah pindah ke New York Knicks. Pemain setinggi 213 sentimeter ini bisa kembali menempati posisi naturalnya, center. Karena itu, Towns mampu menunjukkan performa yang maksimal bersama Knicks.
2. Tidak punya pesaing sepadan di posisinya

Di New York Knicks, Karl-Anthony Towns tidak punya pesaing sepadan di posisi center. Alhasil, dia bisa tampil nyaman tanpa takut posisinya tergeser. Jericho Sims dan Ariel Hukporti yang diplot menjadi pelapis performanya jauh di bawah Towns. Sims baru mencatat 2,1 poin, 4,3 rebound dari 15 game, sedangkan Hukporti hanya mengemas 1,3 poin, 2 rebound dari 7 game.
New York Knicks sebenarnya punya satu center lagi yang secara kualitas cukup apik, yaitu Mitchell Robinson. Namun, dia belum bisa unjuk kemampuan lantaran masih dalam tahap pemulihan cedera. Karena opsi yang terbatas, Knicks tentu akan terus mengandalkan Towns.
Hal itu berbanding terbalik saat Towns masih memperkuat Minnesota Timberwolves. Tingkat persaingannya begitu ketat. Bukan cuma Rudy Gobert, ada juga seorang Naz Reid yang bisa menggantikan peran Towns dengan baik apabila performanya kurang maksimal.
3. Bisa membangun chemistry dengan bintang New York Knicks lain, Jalen Brunson

Satu lagi faktor yang membuat Karl-Anthony Towns bersinar bersama New York Knicks. Dia bisa membangun chemistry dengan bintang Knicks lainnya, Jalen Brunson. Mereka saling bahu-membahu untuk mendulang poin tanpa mementingkan ego diri sendiri.
Apalagi, posisi Towns (center) dan Brunson (point guard) saling terhubung. Mereka pun sering melakukan kombinasi lewat cara pick and roll maupun alley oop. Statistik yang ditorehkan keduanya juga tidak berbeda jauh. Towns sudah mengumpulkan rata-rata 26,8 poin diikuti dengan Brunson yang mencatat 25,2 poin. Tandem tersebut tentu bakal menjadi senjata mematikan bagi Knicks.
Karl-Anthony Towns menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain bintang. Dia tidak butuh banyak adaptasi sehingga bisa langsung bersinar di tim barunya, New York Knicks. Meski begitu, perjalanan Towns bersama Knicks masih panjang. Dia perlu menjaga performanya tetap konsisten sehingga terus memberikan kontribusi besar ke depannya. Lantas, sejauh manakah Towns membawa Knicks melangkah di NBA 2024/2025? Menarik untuk ditunggu!