Menpora Erick Senang, KONI dan KOI Selesaikan Dualisme di Sepak Takraw

- KONI dan KOI berhasil selesaikan dualisme di sepak takraw
- KONI tidak ingin perpecahan terus berlarut, sudah ditetapkan kepengurusan yang sah
- KOI melaporkan dukungan kepengurusan kepada ISTAF, tetapi masih ada tiga cabor lagi yang dilanda dualisme
Jakarta, IDN Times - Dualisme kepengurusan cabang olahraga (cabor) sepak takraw berhasil diselesaikan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Penyelesaian ini mengikuti arahan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir.
“Masalah dualisme memang menjadi salah satu prioritas kami untuk diselesaikan. Sejak mendapatkan arahan dari Bapak Menpora, kami terus melakukan pertemuan, baik dengan KOI, pemerintah maupun cabor,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) KONI TB Lukman Djajadikusuma dalam keterangan resmi.
1. Tak ingin perpecahan terus berlarut

Lukman menyebut, KONI pada prinsipnya tidak ingin perpecahan kepengurusan ini terus berlarut. Serangkaian upaya pun dilakukan yang kemudian membuahkan hasil.
Saat ini jajaran pengurus sepak takraw sudah ditetapkan yaitu Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI) yang dipimpin Ketua Umum Surianto sebagai kepengurusan yang sah dan telah diakui KOI dan ISTAF.
“Kami juga sudah mengirimkan surat keputusan pengukuhan personalia PB PSTI 2025-2029 kepada Bapak Menpora. Kami terus berupaya menyelesaikan sengketa di cabor lainnya di waktu yang tersisa sampai akhir Desember ini,” jelas Lukman.
2. KOI senada dengan KONI

Hal senada disampaikan Sekjen KOI Wijaya Noeradi. Pihaknya menindaklanjuti arahan Menpora Erick yang meminta KOI bersama KONI menuntaskan dualisme dan sengketa kepengurusan yang ada di empat cabor, termasuk sepak takraw yang baru saja diselesaikan.
“Maka kami laporkan kepada Bapak Menpora bahwa tugas telah kami lakukan, dan kami kirimkan surat pengakuan KOI terhadap kepengurusan PB PSTI periode 2025-2029. Kami juga melaporkan dukungan kepengurusan ini kepada Federasi Internasional sepak takraw (ISTAF),” ujar Wijaya.
Sementara itu ISTAF melalui suratnya memberikan apresiasi kepada KONI dan KOI yang senantiasa menginformasikan perkembangan terkait konflik internal di antara anggota federasi sepak takraw Indonesia. Sehingga kini dualisme yang ada telah diselesaikan.
“Kami merasa senang permasalahan ini telah diselesaikan dan menyampaikan selamat atas pelantikan Bapak Surianto sebagai Ketua Umum PB PSTI untuk periode 2025-2029,” tulis Muhammad Fariq Abdul Halim selaku Wakil Presiden ISTAF dalam surat balasan kepada KONI.
3. Pekerjaan KONI dan KOI belum usai

Menpora Erick merasa bersyukur atas terselesaikannya dualisme kepengurusan sepak takraw Indonesia. Ini merupakan kabar baik bagi masyarakat olahraga Indonesia.
“Satu-persatu masalah dualisme selesai, dan ini menjadi sinyal positif bagi langkah olahraga Indonesia ke depannya. Semoga menjadi pertanda positif juga bagi prestasi kita di SEA Games,” ujar Erick.
Meski masalah sepak takraw sudah tuntas, namun pekerjaan KOI bersama KONI masih belum usai, lantaran masih ada tiga cabor lagi yang dilanda dualisme kepengurusan. Mereka adalah tenis meja, anggar, dan tinju. Masih ada target dari Menpora Erick yang harus mereka kejar.


















