2 Pembalap Racing Bulls Sesalkan Strategi Buruk di F1 GP China 2025

Formula 1 GP China 2025 menjadi balapan yang mengecewakan bagi Racing Bulls. Dua pembalap mereka, Isack Hadjar dan Yuki Tsunoda, sama-sama gagal meraih poin pada balapan utama GP China. Padahal, mereka tampil apik pada sesi kualifikasi dengan menembus sepuluh besar.
Kegagalan kedua pembalap tersebut dalam meraih poin tak lepas dari strategi buruk yang diterapkan Racing Bulls. Padahal, mereka berpeluang besar untuk meraih poin jika mampu mengeksekusi strategi balap dengan baik. Raihan tanpa poin di GP China membuat Racing Bulls masih tertahan di urutan kesembilan klasemen sementara konstruktor.
1. Strategi dua kali pit stop membuat Racing Bulls gagal raih poin
Isack Hadjar dan Yuki Tsunoda punya modal apik pada balapan utama GP China. Hadjar mampu mengunci posisi ketujuh pada sesi kualifikasi, sementara Tsunoda berada dua grid di belakangnya. Sayang, posisi start tersebut gagal membawa keduanya meraih poin.
Kesalahan Racing Bulls di GP China adalah menerapkan strategi dua kali pit stop. Padahal, degradasi ban yang dialami Racing Bulls terlihat lebih rendah dari yang diperkirakan. Terlebih, hampir semua pembalap yang finis di posisi sepuluh besar menggunakan strategi sekali pit stop. Hanya Lewis Hamilton yang melakukan dua kali pit stop.
Hadjar yang sempat ditahan pembalap Alpine, Jack Doohan, pada akhirnya finis di posisi ke-14. Sementara Tsunoda yang mengalami kerusakan sayap depan berakhir di urutan ke-19. Kedua pembalap tersebut kemudian naik tiga posisi setelah Charles Leclerc, Lewis Hamilton, dan Pierre Gasly didiskualifikasi.
2. Isack Hadjar dan Yuki Tsunoda ungkapkan rasa kecewa setelah balapan
Isack Hadjar mengaku kecewa dengan hasil yang diraih di GP China. Ia mengaku jika mobilnya memiliki kecepatan yang bagus untuk bisa meraih poin. Namun, strategi dua kali pit stop membuat balapannya hancur karena harus kehilangan waktu sekitar 25 detik.
"Apa yang terjadi hari ini berada di luar kendali saya, tetapi saya tidak dapat berhenti berpikir seperti apa jadinya jika balapan hanya menggunakan strategi sekali pit stop. Kami akan meninjau semuanya dengan tim sebelum kembali balapan di Jepang," ucap Hadjar mengutip situs resmi Formula 1.
Tsunoda juga turut mengungkapkan kekecewaannya seusai balapan. Menurutnya, strategi merupakan bagian penting dalam balapan. Tsunoda juga mengaku frustasi setelah mobilnya mengalami kerusakan sayap depan yang membuatnya tercecer di barisan belakang.
"Strategi adalah sesuatu yang harus kita tinjau kembali apa yang terjadi di sana. Saya dapat memahami pemikiran di baliknya, tetapi saya kira pembelajaran utamanya adalah bagaimana kita dapat mencegah situasi tersebut di masa mendatang. Kerusakan sayap depan agak membuat frustrasi, mungkin itu serpihan, kami akan menyelidikinya, tetapi beberapa hal agak disayangkan," ungkap Tsunoda mengutip situs resmi Formula 1.
3. Racing Bulls masih mendapat poin dari Yuki Tsunoda pada sesi sprint race
Meski gagal meraih poin pada balapan utama, Racing tak benar-benar pulang dengan tangan hampa di GP China. Mereka masih mendapatkan tiga poin setelah Yuki Tsunoda finis keenam pada sesi sprint race. Sementara, Isack Hadjar tak meraih poin karena hanya mampu finis di posisi ke-13.
Raihan tiga poin dari GP China membuat Racing Bulls masih tertahan di urutan kesembilan klasemen sementara konstruktor. Mereka hanya lebih baik dari Sauber yang sama sekali belum meraih poin. Sementara, para pesaing Racing Bulls di papan tengah, seperti Aston Martin, Haas, dan Williams, semuanya mendulang poin di GP China.
4. Strategi buruk Racing Bulls juga membuat mereka kehilangan poin di GP Australia
Strategi buruk Racing Bulls sudah lebih dulu membuat mereka kehilangan poin di GP Australia. Racing Bulls salah perhitungan ketika memasukkan Tsunoda ke pit lane untuk berganti ke ban basah. Hal itu membuat Tsunoda yang sebelumnya berada di posisi keenam turun jauh ke posisi kesebelas.
Sebelumnya, Racing Bulls telah kehilangan Hadjar bahkan sebelum balapan dimulai. Lintasan yang licin akibat hujan membuat pembalap asal Prancis itu melintir saat formation lap. Alhasil, Racing Bulls gagal membawa pulang satu pun poin dari GP Australia.
Mungkinkah mereka memperbaiki performa pada GP selanjutnya? Racing Bulls mesti bangkit jika tidak ingin tergelincir pada awal musim. Memperbaiki performa sejak dini bisa menyelamatkan mereka dari keterpurukan musim ini.