Penakluk Marcus/Kevin Out, Ganda Putra Bisa All Indonesian Final

Ganda putra Indonesia berpeluang melanjutkan dominasi di sektor ganda putra All England 2019. Meski pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang merupakan juara edisi 2017 dan 2018 tersingkir cepat, ganda putra Indonesia masih berpeluang membawa pulang gelar.
Bahkan, peluang itu semakin besar setelah dua ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berhasil lolos ke semifinal setelah meraih kemenangan di babak perempat final All England yang dimainkan Jumat (8/3) malam hingga Sabtu (9/3/2019) dini hari tadi. Keduanya bahkan bisa menciptakan "All Indonesian Final". Mungkinkah terjadi?
1. Hendra/Ahsan hanya butuh 27 menit untuk lolos ke semifinal, akan bertemu ganda terbaik Jepang

Permainan matang kembali diperlihatkan ganda senior Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di All England 2019. Tadi malam, Hendra/Ahsan yang menjadi unggulan 6, tidak kesulitan menundukkan wakil Jerman, Mark Lamfsus/Marvin Seidel. Hendra/Ahsan menang 21-12, 21-13 dalam waktu kurang dari setengah jam.
Sejak kembali berpasangan pada 2018 setelah sempat berpisah pada 2016 lalu, Grafik penampilan Hendra/Ahsan memang terus menanjak. Dari tiga pertandingan di All England kali ini, keduanya selalu menang straight game alias dua set langsung. Menariknya, tiga lawan yang dikalahkan pasangan yang pernah juara All England 2014 ini, semuanya dari Eropa. Pasangan Inggris di round 1 dan ganda Rusia di round 2.
Mungkinkah Hendra/Ahsan bisa kembali juara? Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, keduanya belum mau berpikir jauh Mereka ingin fokus ke semifinal. Nah, di semifinal yang dimainkan mulai Sabtu (9/3) petang nanti, Hendra Ahsan akan menghadapi ganda putra terbaik Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda yang kemarin mengalahkan ganda China, Han Chengkai/Zhou Haodong. "Kami nggak mau mikirin soal juara dulu. Di semifinal besok kan lawannya juga bagus," ujar Hendra.
"Mereka pemain cepat, power nya besar. Pokoknya cepat dan kuat. Kami harus tingkatkan fokus, kalau sudah tanding begini tidak bisa tingkatkan apa-apa lagi kecuali fokus di lapangan," imbuh Ahsan.
2. Tampil ganas saat mengalahkan ganda senior Malaysia, Fajar/Rian raih pencapaian tertinggi di All England

Sukses Hendra/Ahsan lolos ke semifinal diikuti oleh pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Fajar/Rian mampu memperlihatkan mental pemenang saat mengalahkan ganda senior Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong dua game langsung.
Di game pertama, setelah kejar-mengejar poin, Fajar/Rian sempat tertinggal 19-20. Namun, finallis Asian Games 2018 ini mampu bermain tenang dan taktis di poin-poin kritis. Sempat dua kali adu setting, Fajar/Rian akhirnya menang 22-20. Dia game kedua, Fajar/Rian mendominasi permainan dan terus unggul jauh. Mereka akhirnya menang 21-12 atas pasangan peraih medali perak Olimpiade 2016 ini.
"Pertama bersyukur alhamdulillah bisa ke semifinal. Tapi kami tidak puas sampai di sini, masih ada partai-partai besok, step by step. Jaga fokus dan staminanya," kata Fajar seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.
Keberhasilan ke semifinal ini menjadi pencapaian tertinggi bagi Fajar/Rian di All England. Sebelumnya, dalam dua kali penampilan di All England di di edisi 2017 dan 2018, Fajar/Rian tidak mampu melangkah jauh. Mereka selalu tumbang di putaran pertama kejuaraan bulutangkis tertua di dunia ini.
3. Penakluk Marcus/Kevin tumbang, China tak punya wakil di semifinal ganda putra

Di semifinal, Fajar/Rian diprediksi akan menghadapi ganda kuat China, Liu Cheng/Zhang Nan yang mengalahkan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Yang terjadi, ganda juara dunia 2017 ini ternyata kalah dari ganda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik lewat rubber game. Liu/Zhang kalah 19-21, 21-17 dan 12-21 selama 1 jam 4 menit.
Dengan demikian, di semifinal, Fajar/Rian akan kembali bertemu dengan ganda putra Malaysia. Bila ganda berpengalaman seperti Goh V Shem/Tan Wee Kiong bisa dikalahkan, Fajar/Rian seharusnya bisa mengatasi Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang baru berusia 22 dan 21 tahun dan belum pernah meraih gelar.
Sementara bagi China, kekalahan Liu Cheng/Zhang Nan jadi kabar buruk. Sebab, China tak punya wakil di semifinal ganda putra. Pasangan lain yang diandalkan, Han Chengkai/Zhou Haodong juga tumbang di perempat final oleh ganda Jepang. Sebelumnya, ganda juara dunia 2018, Li Jinhui/Liu Yuchen malah langsung out di putaran pertama dari juniornya, He Jiting/Tan Qiang. Ironisnya, Jiting/Qiang langsung out di putaran II. Dengan demikian, China lagi-lagi tak mampu meraih gelar ganda putra All England sejak Liu Xiaolong/Qiu Zihan memenanginya pada 2013 silam.
4. Indonesia berpeluang ciptakan "final saudara" ganda putra ke-10 di All England

Dengan lolosnya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto ke babak semifinal, Indonesia kini berpeluang menciptakan All Indonesian Final alias final sesama ganda putra Indonesia di All England 2019. Andai itu terjadi, itu bukanlah hal baru.
Pasalnya, sektor ganda putra Indonesia punya sejarah panjang di All England. Selain paling sering meraih gelar, ganda putra Indonesia juga sering menciptakan final saudara. Bila Fajar/Rian dan Hendra/Ahsan bertemu di final, itu merupakan final saudara ke-10 bagi ganda putra Indonesia di All England.
Ya, sebelumnya, sudah pernah sembilan kali terjadi final sesama ganda putra Indonesia di All England. Kali terakhir terjadi pada 2001 silam saat pasangan Tony Gunawan/Halim Heryanto mengalahkan Sigit Budiarto/Candra Wijaya. Sebelumnya di tahun 1995, pasangan Ricky Subagja/Rexy Mainaky mengalahkan Denny Kantono/Antonius Budi.
Siapa yang sudah tidak sabar menunggu terciptanya final sesama ganda putra Indonesia di All England malam nanti? Namun, sebelum harapan itu terwujud, pasangan Hendra/Ahsan dan Fajar/Rian harus bekerja keras di semifinal. Sebab, di semifinal, tentunya tidak ada lawan yang mudah.