Ada Peran Jorge Lorenzo dalam Pengembangan Ducati Desmosedici

- Ducati motor terkuat di MotoGP, mencetak 19 kemenangan dari 20 balapan pada 2024.
- Jorge Lorenzo kesulitan beradaptasi dengan Ducati karena masalah ergonomis dan aerodinamika.
- Perubahan desain tangki Ducati membuat Lorenzo nyaman dan berhasil meraih dua kemenangan pada musim 2018.
Tak bisa disangkal, saat ini Ducati adalah motor paling digdaya di MotoGP. Pada 2024, misalnya, pengendara Desmosedici bisa merebut 19 kemenangan dari 20 balapan yang dilombakan. Pabrikan Borgo Panigale pun jadi acuan dalam pengembangan motor.
Untuk mencapai status ini, sejatinya Ducati menjalani proses panjang. Perlu inovasi bertahun-tahun agar Desmosedici memiliki racikan sempurna. Salah satu inovasi itu terjadi pada 2018, musim ketika Jorge Lorenzo berseragam merah Ducati.
1. Bermula dari Lorenzo yang kesulitan bermanuver di atas Desmosedici
Jorge Lorenzo debut di atas Desmosedici pada 2017. Selama musim perdananya, Lorenzo hanya merebut tiga podium tanpa kemenangan. Adaptasinya berjalan lambat lantaran ia kesulitan bermanuver di atas tunggangan anyarnya. Kendala ini berlanjut hingga awal musim 2018.
“Aku adalah pembalap terbaik saat start, aku mengerem terakhir daripada rider lain dan bisa meluruskan motor lebih awal sehingga bisa memaksimalkan kekuatan Ducati. Namun, aku selalu punya masalah yang sama,” kata Lorenzo dilansir Motorsport-total.
Sebelum bersama Ducati, Lorenzo lama membela Yamaha. Saat itu, Yamaha terkenal sebagai motor yang paling enak diajak menikung. Kebalikannya, Ducati sangat kencang di lintasan lurus, tetapi sulit dikendalikan di tikungan.
“Ada masalah saat menikung. Ban depan tak bisa mengikuti irama ban belakang. Ini karena aerodinamika. Winglet yang besar menyebabkan turbulensi di tengah tikungan dengan kemiringan maksimum. Dengan ban bekas, sangat sulit untuk melewati tikungan,” ungkap Lorenzo dikutip Motorsport-total.
Lorenzo butuh tenaga lebih banyak untuk mengendalikan Ducati. Akibatnya, ia sering kelelahan di atas lintasan. Performanya pun menjadi tak maksimal.
2. Ducati menyiasati dengan mendesain tangki baru
Teknisi Ducati dibawah asuhan Gigi Dall’Igna tak tinggal diam. Mereka merespon umpan balik dari Lorenzo dengan membenahi sisi ergonomis pada Desmosedici. Pada tes Barcelona musim 2018, Lorenzo mencoba desain panel tangki baru.
Desain tersebut membuatnya lebih nyaman. Kaki Lorenzo kini bisa menjepit tangki sehingga ia tak terlalu bertumpu pada lengannya ketika mengendalikan motor di tikungan. Saat mengerem, desain tangki anyar tersebut pun memudahkan Lorenzo.
Ducati terus menyempurnakan desain tangki ini sekaligus membenani bagian aerodinamika. Pada seri Italia di Sirkuit Mugello, Ducati memperkenalkan winglet yang sedikit lebih kecil dan tipis. Lorenzo makin merasa nyaman di atas Desmosedici.
3. Sejak saat itu, Desmosedici makin ergonomis dan lebih mudah dikendalikan
Perubahan desain itu membawa hasil positif. Saat balapan di Sirkuit Mugello, Lorenzo tampil cepat sejak awal putaran. Lorenzo bisa langsung memimpin balapan meski start dari posisi ke-2.
Pembalap bernomor 99 ini mampu mempertahankan posisinya hingga garis finis. Lorenzo akhirnya sukses merebut kemenangan pertama bareng Ducati. Ia menang dengan jarak 6 detik lebih cepat dari Andrea Dovizioso yang finis runner-up.
Pada seri berikutnya di Catalunya, Lorenzo bisa mengulangi kemenangan. Spaniard mengoleksi 4 podium, termasuk 3 kemenangan sepanjang musim 2018. Sayangnya, ia didera cedera pada beberapa seri terakhir musim itu.
4. Lorenzo dan Ducati berpisah pada penghujung musim 2018
Meski bisa menang, hubungan Lorenzo dan Ducati sejatinya tak begitu baik. Penampilan Lorenzo pada 2017 dinilai tak begitu memuaskan. Kondisi ini diperparah dengan kabar bahwa Ducati tertarik merekrut Danilo Petrucci untuk menggantikannya.
Lorenzo kemudian menghubungi Honda dan memutuskan bergabung dengan tim asal Jepang ini mulai 2019. Ironisnya, pengumuman resmi kepindahan Lorenzo ke Honda terjadi hanya beberapa hari setelah kemenangan pertama Lorenzo bareng Ducati di Mugello.
Hubungan Jorge Lorenzo dan Ducati berakhir pada penghujung musim 2018. Kendati begitu, Lorenzo bisa memberikan masukan penting bagi pabrikan Borgo Panigale. Desain tangki Ducati terinspirasi dari umpan baliknya. Hingga kini, pembalap Ducati memiliki desain yang sedikit berbeda pada bagian tertentu tangkinya yang disesuaikan dengan sisi ergonomis pembalap.