Posisinya Terancam, Jack Miller Waspadai Pembalap Muda Ducati MotoGP

Tes pramusim MotoGP 2022 telah selesai. Dari skuad Ducati, para pembalap mudanya bisa berada di barisan depan.
Enea Bastianini memecahkan rekor waktu tercepat di Sepang. Jorge Martin bisa tampil cepat dengan Desmosedici GP22. Sementara Luca Marini sempat jadi yang tercepat di Mandalika.
Situasi ini bisa jadi ancaman bagi Jack Miller yang kini berstatus sebagai pembalap pabrikan Ducati Corse. Pasalnya, kontraknya dengan Ducati akan selesai di akhir musim ini. Jika dari awal musim tak bisa tampil apik, bukan tidak mungkin kursinya akan bergeser ke pembalap lain.
1. Tahun lalu tampil baik, tetapi ada yang lebih baik

Performa Jack Miller pada tahun 2021 sebenarnya cukup baik. Ia mengumpulkan 5 podium, termasuk 2 kemenangan. Total ia meraih 181 poin yang menempatkannya di posisi ke-4 klasemen.
Hanya saja, rekan setimnya yang lebih muda bisa tampil dengan lebih moncer. Francesco Bagnaia menjadi runner-up kejuaraan dengan mengoleksi 9 podium, yang 4 di antaranya adalah kemenangan.
Pencapaian Miller pun tertutupi oleh performa cemerlang dari Martin dan Bastianini. Sebagai rookie tahun lalu, boleh dibilang keduanya tampil melebihi ekspektasi.
Martin bisa rebut 4 podium termasuk 1 kemenangan, padahal ia sempat cedera. Sementara Bastianini masih bisa raih 2 podium dengan motor yang berusia 2 tahun lebih tua.
2. Jack Miller mewaspadai para pembalap muda Ducati

Posisi Jack Miller di pabrikan Ducati Lenovo terancam oleh Jorge Martin (Pramac Racing) dan Enea Bastianini (Gresini Racing). Bahkan, jika mengacu pada hasil tes pramusim kemarin, Luca Marini (VR46 Racing) pun bisa menjadi saingan berat. Mau tidak mau Miller harus mewaspadai ketiganya.
“Akan terlihat bodoh jika aku tidak mewaspadai pembalap seperti Bastianini. Bahkan Marini tampil sangat cepat. Daftar (pembalapnya) panjang, semua yang mengendarai Ducati bisa menang di Qatar,” kata pembalap asal Australia dikutip Visordown.
3. Lebih banyak tantangan di MotoGP 2022

Tantangan Miller di musim ini jelas lebih besar. Termasuk dirinya, ada 8 pembalap yang akan memacu Desmosedici. Mereka semua pembalap bertalenta yang dipersenjatai motor yang mumpuni.
Para pembalap muda Ducati berpeluang besar merebut posisinya di tim pabrikan jika mereka tampil lebih baik. Apalagi, Jorge Martin dan Enea Bastianini sudah menentukan target mereka, yaitu ingin menjadi pembalap tim pabrikan Ducati pada 2023.
4. Kursi pembalap pabrikan jadi taruhan

Di sisi lain, posisi Francesco Bagnaia di tim pabrikan hampir dipastikan aman. Ducati sedang mengusahakan perpanjangan kontrak dengan Bagnaia bisa rampung sebelum seri pertama dihelat di Qatar.
Jika tak ingin kehilangan slot di kursi tim pabrikan, satu-satunya cara adalah berburu kemenangan. Karena itu, tampil apik sejak paruh pertama musim ini jadi keharusan bagi Miller.
5. Bertekad tampil apik sejak seri pembuka di Qatar

Meski tak bisa mencatatkan waktu yang cepat saat tes pramusim (ke-14 di Sepang dan ke-18 di Mandalika), Miller tetap optimis bisa tampil maksimal di seri pembuka MotoGP nanti. Ia beralasan hasil tes pramusim tak bisa dijadikan patokan.
“Tahun lalu setelah tes musim dingin (pramusim), aku pikir aku akan menjadi juara dunia. Kali ini aku akan balapan di seri pertama dengan sedikit lebih lapar,” Miller menambahkan seperti dikutip Visordown.
“Pada masa lalu, saat aku masih di Pramac Racing sementara (Andrea) Dovizioso dan (Danilo) Petrucci atau (Jorge) Lorenzo di tim pabrikan, kami pembalap satelit berhasil lebih cepat di tes Sepang. Ketika kamu di tim pabrikan, kamu punya lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.”
Apapun alasannya, Jack Miller harus bisa membuktikan bahwa ia layak berada di tim pabrikan. Ia harus bisa tampil apik sejak seri pembuka di Qatar.
Ducati dinilai sangat cocok dengan karakter Sirkuit Losail. Tahun lalu para rider Ducati bisa finis di posisi podium. Sayangnya, itu bukan Miller. Bisakah di GP Qatar pada 6 Maret 2022 nanti ia merebut podium?