4 Pembalap Tim Satelit yang Jadi Runner-up Kejuaraan Era MotoGP

Pembalap independen tangguh

Sejak era MotoGP dimulai pada 2002, tak pernah ada pembalap tim satelit yang mampu meraih titel juara dunia kelas premier. Valentino Rossi pembalap terakhir yang bisa merebut gelar tersebut dengan menggunakan motor non-pabrikan. Itu pun terjadi pada 2001 silam.

Bukan berarti tak ada pembalap mumpuni di skuad tim independen. Sejatinya, beberapa pembalap mampu tampil kuat sepanjang musim. Pada 2004, ada pembalap satelit yang sempat memimpin klasemen. Begitu juga pada 2023. Ada yang menantang gelar dunia hingga seri terakhir.

Kendati tak berhasil memboyong gelar, mereka tetap menjadi runner-up kejuaraan. Posisi klasemen ini pun bukan kaleng-kaleng. Tak semua pembalap bisa mencapainya. Itu bukan titel terhebat, tetapi tetap bergengsi.

Sepanjang 2 dekade terakhir, hanya ada 4 pembalap tim satelit yang mampu menjadi runner-up kejuaraan era MotoGP. Siapa saja mereka? Simak ulasannya berikut ini!

1. Sete Gibernau jadi runner-up MotoGP 2 musim beruntun

4 Pembalap Tim Satelit yang Jadi Runner-up Kejuaraan Era MotoGPSete Gibernau membalap di depan Valentino Rossi. (motogp.com)

Pada 2003, Sete Gibernau menjadi runner-up kejuaraan. Pembalap tim satelit Telefonica Movistar Honda Gresini ini menantang Valentino Rossi di puncak klasemen. Hanya saja, Rossi yang berseragam Repsol Honda terlalu kokoh untuk ditaklukkan. Gibernau mengemas 277 poin pada akhir musim. Sementara itu, Rossi mengoleksi 357 poin.

Memasuki 2004, persaingan antara Rossi dan Gibernau tetap memanas. Bedanya, Rossi kini menggeber Yamaha. Di sisi lain, Gibernau tetap menunggangi Honda.

Perebutan poin di antara keduanya berlangsung seru. Gibernau sempat menjadi pemimpin klasemen. Pada seri kelima di Catalunya, Spaniard mengemas 106 poin, unggul 5 poin dari Rossi.

Meski baru debut dengan Yamaha, Rossi tetap terlalu tangguh untuk dikalahkan. Pada akhir musim, ia meraih 304 poin dengan raihan 11 podium, termasuk 9 kemenangan. Gibernau hanya mengemas 257 poin dengan capaian 10 podium, termasuk 4 kemenangan.

2. Marco Melandri jadi runner-up 2005

4 Pembalap Tim Satelit yang Jadi Runner-up Kejuaraan Era MotoGPMarco Melandri melaju di depan Casey Stoner saat GP Turki. (motogp.com)

Pada dekade 2000-an, Valentino Rossi mendominasi MotoGP. Pembalap berjuluk The Doctor itu jadi nama yang harus ditaklukkan jika ingin merebut titel tertinggi di kelas premier. Hanya saja, itu bukan tugas mudah.

Marco Melandri pernah mencobanya pada 2005. Pembalap satelit di tim Movistar Honda ini tampil konsisten sepanjang musim. Ia sering finis di posisi lima besar dan finis paling rendahnya adalah P7 di Jerman. Pada akhir musim, rider asal Italia ini mengemas 220 poin dengan raihan 7 podium, termasuk 2 kemenangan yang ia rebut pada 2 seri terakhir.

Sayangnya, jumlah poin itu terlalu sedikit untuk mengejar Rossi. The Doctor sendiri mengemas 367 poin. Dari 17 seri yang dilombakan, Rossi merebut 16 podium termasuk 11 kemenangan. Rossi tetap juara dunia, Melandri harus puas sebagai runner-up.

Baca Juga: Fans MotoGP Wajib Tahu! Ini 22 Buku tentang MotoGP Layak Koleksi

3. Franco Morbidelli punya kesempatan emas merebut titel juara 2020

4 Pembalap Tim Satelit yang Jadi Runner-up Kejuaraan Era MotoGPFranco Morbidelli, Petronas SRT Team (motogp.com)

Setelah 15 tahun berselang, baru ada lagi kesempatan bagi pembalap tim satelit untuk merebut titel juara dunia. Peluang itu datang pada 2020, saat Marc Marquez dilanda cedera panjang dan dunia digemparkan oleh pandemik COVID-19. Musim tersebut juga hanya melombakan 14 seri balap yang semuanya digelar di sirkuit yang terletak di Eropa.

Pembalap yang menjadi aktor utamanya adalah rider independen dari tim Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli. Rider Italia ini mengaspal dengan konsisten dan tampil kuat. Ia mengemas 5 podium, termasuk 3 kemenangan. Secara total, ia mengemas 158 poin.

Hanya saja, raihan poin itu hanya mengantarkan Morbidelli menjadi runner-up kejuaraan. Joan Mir dari tim pabrikan Suzuki Ecstar mendulang lebih banyak poin. Mir mengemas 171 poin yang ia raih dari 8 podium, termasuk 1 kemenangan.

4. Jorge Martin jadi penantang tangguh dalam perebutan gelar juara 2023

4 Pembalap Tim Satelit yang Jadi Runner-up Kejuaraan Era MotoGPJorge Martin (motogp.com)

MotoGP memasuki fase baru pada 2023. Untuk pertama kalinya, ajang Grand Prix ini memperkenalkan sesi balap baru bernama sprint race. Dengan begitu, dalam semusim, ada total 40 sesi balap dengan rincian 20 sesi sprint dan 20 sesi main race.

Dengan makin banyaknya balapan, makin banyak pula kesempatan untuk mendulang poin. Jorge Martin dari tim Prima Pramac Racing memanfaatkan momentum ini. Pembalap tim satelit Ducati itu menantang juara dunia bertahan Francesco Bagnaia dalam banyak seri.

Secara statistik, Martin lebih ungguk pada sesi sprint. Spaniard merebut 14 podium, termasuk 9 kemenangan sprint yang 5 di antaranya diraih secara beruntun. Pada main race, ia 8 kali naik podium, termasuk 4 podium tertinggi. Secara total, ia mengumpulkan 428 poin.

Sayangnya, Bagnaia lebih mumpuni pada sesi main race yang memberikan nilai poin yang lebih tinggi. Bagnaia yang berseragam tim pabrikan Ducati Lenovo meraih 467 poin yang ia dapatkan dari 15 podium, termasuk 7 kemenangan main race. Ia juga merebut 13 podium, termasuk 4 kemenangan sprint.

Sete Gibernau, Marco Melandri, Franco Morbidelli, dan Jorge Martin pernah punya kesempatan merebut gelar dunia. Jika sampai terwujud, maka mereka bisa mencetak sejarah sebagai pembalap tim satelit pertama yang menjadi juara dunia era MotoGP. Hanya saja, rival mereka di tim pabrikan masih lebih unggul.

Untuk 2024, banyak pembalap satelit yang juga tangguh. Ada Jorge Martin di Pramac Racing dan Marco Bezzecchi di Pertamina Enduro VR46 Racing Team. Jangan lupakan Marc Marquez yang kini berseragam Gresini Racing. Mungkinkah pembalap tim satelit unjuk gigi dan merebut titel juara MotoGP?

Baca Juga: MotoGP Unlimited Jadi Judul Docuseries MotoGP di Amazon Prime

Ryan Budiman Photo Verified Writer Ryan Budiman

MotoGP enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya