Jakarta, IDN Times - Penasihat Teknis PB Djarum, Richard Mainaky, buka-bukaan soal kondisi ganda campuran Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Bagi Richard, Dejan/Gloria gak kalah kualitasnya.
Richard yakin Dejan/Gloria masih bisa berkembang. Keduanya hanya perlu mengasah diri agar pengalamannya lebih kaya.
Dejan/Gloria, bagi Butet, harus mendapat kesempatan bertanding di level tertinggi lebih banyak. Dengan begitu, Dejan/Gloria akan bertemu dengan sederet ganda top dunia dan pengalamannya akan kian kaya.
Sebab, saat ini pengalaman Dejan dan Gloria belum seimbang. Gloria sudah sering berlaga, namun Dejan masih harus diasah.
"Saya rasa tinggal jam terbangnya. Kalau Dejan sudah dapat pengalaman yang matang, mereka akan naik dua sampai tiga tingkat. Kualitasnya tidak kalah. Fisik dan teknis gak kalah," ujar Richard ditemui di GOR Djarum Jakarta.
Apa yang terjadi dengan Dejan/Gloria, mengingatkan Richard akan situasi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Karena beda generasi, saat itu Owi yang harus diasah pengalamannya.
Setelah sering gagal dengan tersingkir di babak-babak awal, Owi/Butet akhirnya kian matang dan terasah. Hingga akhirnya, Owi/Butet bisa jadi juara di Olimpiade 2016, Rio de Janeiro.
"Kalau ditarik ke belakang, Owi/Butet yang sudah juara All England dan dunia saja, pernah kalah di babak pertama. Tapi, tetap kami cari solusi sama sama. Komunikasi jalan terus saja," ujar Richard.
Sementara ini, solusi yang ditawarkan Djarum adalah menggelar latihan ekstra buat Dejan. Pebulu tangkis 23 tahun ini harus menjalani latihan tiga kali dalam satu hari.
"Sekarang, kami sudah berkomitmen dan sepakat, Dejan sehari latian tiga kali untuk mengejar Gloria. Jadi posisi Dejan dalam perjuangan, kerja keras untuk berprestasi," ujar Richard.