Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Sebab McLaren Tampil Buruk di F1 GP Azerbaijan 2025?

potret mobil F1 McLaren MCL38
potret mobil F1 McLaren MCL38 (commons.wikimedia.org/Liauzh)
Intinya sih...
  • Oscar Piastri mengalami rentetan kesialan di GP Azerbaijan 2025, mulai dari masalah mesin hingga crash di kualifikasi dan balapan.
  • Lando Norris gagal memanfaatkan performa buruk Oscar Piastri, start dari posisi ketujuh dan hanya finis di posisi yang sama.
  • Kelemahan mobil dan strategi keliru membuat McLaren kian terpuruk di Baku, dengan mobil yang tidak cocok dengan lintasan Baku dan strategi kualifikasi yang kurang efektif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Formula 1 GP Azerbaijan 2025 menjadi salah satu akhir pekan paling mengecewakan bagi McLaren. Tim yang sebelumnya tampil konsisten sepanjang musim justru gagal menunjukkan performa maksimal di Baku Street Circuit. Capaian buruk ini menjadi kali pertama pembalap McLaren gagal naik podium pada 2025.

Kombinasi kesalahan pembalap, strategi yang kurang efektif, serta karakteristik mobil yang tidak cocok dengan lintasan Baku membuat McLaren kehilangan momentum. Padahal, di atas kertas, mereka memiliki kesempatan untuk memperlebar keunggulan di klasemen. Namun, apa yang terjadi di Baku justru memperlihatkan rapuhnya eksekusi tim dalam situasi penuh tekanan.

1. Oscar Piastri mengalami rentetan kesialan di GP Azerbaijan 2025

Oscar Piastri datang ke Baku dengan status pemimpin klasemen, tetapi pulang dengan tangan hampa. Akhir pekannya penuh dengan kesalahan kecil sejak sesi latihan ketika ia kehilangan waktu berharga karena masalah mesin dan sempat menyentuh dinding di Tikungan 15. Kondisi itu berlanjut ke kualifikasi ketika ia menabrak pembatas pada sesi kualifikasi ketiga (Q3) dan hanya start dari posisi kesembilan.

Balapan makin memburuk setelah Piastri melakukan jump start yang membuatnya harus berhenti sejenak dan terperosok ke posisi terakhir. Upaya untuk memulihkan keadaan justru berakhir bencana di Tikungan 5, ketika ia kehilangan kendali dan menabrak pembatas. Analisis PlanetF1 menyebut, manuver Nico Huelkenberg di depan mungkin membuat Piastri terlambat mengerem, tetapi tetap saja itu dianggap kesalahan fatal bagi seorang kandidat juara dunia.

Piastri sendiri tidak menutup mata terhadap performanya. Ia menyebut akhir pekan di Baku penuh dengan kesalahan konyol yang tidak mencerminkan dirinya selama 2025. Insiden pada sesi balapan sekaligus menghentikan rekor 34 balapan berturut-turut dengan poin dan memperkecil keunggulannya di klasemen pembalap yang hanya selisih 25 poin dari Lando Norris. Momen buruk ini menandai betapa tipisnya margin antara konsistensi dan bencana dalam perebutan gelar juara pembalap.

2. Lando Norris gagal memanfaatkan performa buruk Oscar Piastri

Momen penampilan buruk Oscar Piastri seharusnya bisa dimanfaatkan Lando Norris. Namun, realitas di Baku berkata lain. Mengawali balapan dari posisi ketujuh, ia justru finis di posisi yang sama dan hanya meraih tambahan enam poin meski rival utamanya gagal finis.

Akar masalah bermula dari kualifikasi kacau yang dipenuhi enam red flag. McLaren mengirim Norris keluar lebih dulu setelah insiden Piastri, dengan alasan menghindari potensi gangguan baru. Akan tetapi, strategi itu malah merugikannya karena kondisi trek yang mengering usai diguyur hujan, sehingga rival-rivalnya bisa mencatatkan waktu lebih cepat. Norris juga menambah masalah dengan menyenggol dinding di Tikungan 15, yang membuat peluang meraih posisi lebih baik hilang.

Pada sesi race, Norris memilih start dengan ban medium yang seharusnya memberinya keunggulan grip. Sayangnya, ia malah kehilangan posisi pada lap pembuka dan terjebak dalam barisan DRS di belakang Charles Leclerc dan Yuki Tsunoda. Telemetri PlanetF1 menunjukkan kecepatannya tidak cukup untuk menyalip, bahkan mengalami pit stop lambat lebih dari 4 detik. 

Para pengamat menilai Norris gagal menunjukkan agresivitas untuk benar-benar mengambil keuntungan dari kesalahan Piastri. Mereka berpendapat, situasi itu seharusnya menjadi peluang besar baginya untuk memangkas jarak di klasemen pembalap. Namun, Norris menegaskan ia sudah berusaha sebaik mungkin dengan mobil McLaren yang menurutnya sulit dikendalikan sepanjang akhir pekan GP Azerbaijan.

3. Kelemahan mobil dan strategi keliru membuat McLaren kian terpuruk di Baku

Selain kesalahan individu, kelemahan mobil McLaren turut memperburuk hasil akhir pekan. Sirkuit Baku menuntut mobil dengan efisiensi di lintasan lurus dan stabilitas pengereman, dua aspek yang bukan kekuatan utama McLaren MCL39. Mobil ini lebih unggul di tikungan medium hingga high speed, sesuatu yang minim di Baku.

Strategi tim juga patut dipertanyakan. Lando Norris memulai dengan ban medium, tetapi gagal memanfaatkannya pada awal balapan. Sejumlah analis menilai opsi start dengan ban hard lalu beralih ke medium bisa memberi peluang lebih baik, apalagi balapan minim insiden setelah safety car awal. Namun, McLaren memilih pendekatan konservatif yang justru membuat Norris kehilangan momentum sejak awal.

Andrea Stella selaku team principal membela keputusan membawa Norris keluar lebih dulu pada sesi kualifikasi. Ia menilai itu penting untuk menghindari risiko yellow flag atau red flag baru. Namun kenyataannya, keputusan itu justru membuat Norris kalah cepat dari para rival yang mendapat kondisi trek lebih ideal. Akhirnya, kombinasi karakteristik mobil yang tidak sesuai, strategi yang tidak optimal, dan kesalahan pembalap membuat McLaren pulang dari Baku tanpa hasil yang sepadan dengan potensi mereka.

McLaren kehilangan kesempatan emas di GP Azerbaijan 2025 akibat kombinasi kesalahan pembalap dan strategi yang tidak tepat. Walaupun masih unggul jauh dari para rival, persaingan di papan atas bisa semakin ketat jika kesalahan serupa kembali terulang pada seri-seri berikutnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Sport

See More

Tim HBA Indonesia Ukir Prestasi di IHAA World Championships 2025

23 Sep 2025, 07:07 WIBSport