Shai Gilgeous-Alexander, MVP Final Wilayah Barat NBA 2025

Okhaloma City Thunder telah memasuki era baru di NBA. Pada 2024/2025 ini, mereka berhasil menembus NBA Finals untuk pertama kalinya sejak 2012 lalu. Thunder sukses mengeliminasi Minnesota Timberwolves di Western Conference Finals dengan agregat 4-1.
Dominasi Thunder ini dipimpin Shai Gilgeous-Alexander. Sudah dinobatkan sebagai MVP NBA 2024/2025, ia juga membawa pulang trofi MVP Western Conference Finals 2025. Gilgeous-Alexander telah melalui perjalanan yang panjang untuk berada di posisi ini. Ia kini hanya butuh empat kemenangan untuk meraih gelar juara NBA pertama dalam kariernya.
1. Sempat tidak terpilih masuk tim basket sekolahnya
Shai Gilgeous-Alexander lahir pada 12 Juli 1998 di Toronto, Ontario, Kanada. Ia adalah anak dari Charmaine Gilgeous, mantan atlet lari asal Antigua dan Barbuda yang pernah berkompetisi di Olimpiade 1992. Oleh karena itu, fisik atletis Shai berasal dari ibunya. Gilgeous-Alexander menjalani pendidikan SMA di St Thomas More di Hamilton. Namun, saat itu namanya sempat tidak masuk ke dalam daftar pemain tim basket sekolah tersebut.
Hal tersebut membuat Gilgeous-Alexander makin termotivasi untuk berkembang menjadi pemain yang hebat. Dwayne Washington, guru sekaligus pelatih klub basket Gilgeous-Alexander, memberinya 27 jenis rutinitas latihan yang berbeda untuk meningkatkan kemampuan spesifik di sisi menyerang. Seiring berjalannya waktu, Gilgeous-Alexander berpindah-pindah sekolah hingga akhirnya tampil sebagai pemain yang solid di Hamilton Heights Christian Academy dengan rataan 18,4 poin, 4,4 rebound, dan 4 assist.
Setelah lulus SMA, Shai Gilgeous-Alexander bergabung dengan University of Kentucky sebagai prospek bintang empat. Awalnya ia hanya bermain sebagai pemain cadangan. Namun, pada pertengahan musim, Gilgeous-Alexander akhirnya dipercaya sebagai starter. Bersama Kentucky, ia mencatat rataan 14,4 poin, 5,1 assist, dan 4,1 rebound. Di NCAA atau March Madness, performanya meningkat dengan rataan 20,3 poin, 6,3 rebound, dan 6 assist.
2. Ditakdirkan untuk menjadi bintang NBA
Setelah semusim bersama Kentucky, Shai Gilgeous-Alexander dipilih pada urutan sebelas oleh Charlotte Hornets di NBA Draft 2018. Ia ditukar ke Los Angeles Clippers pada hari yang sama. Gilgeous-Alexander tampil menjanjikan sebagai seorang rookie. Ia mencatat rataan 10,8 poin, 3,3 assist, dan 1,2 steal hanya dalam 26,5 menit. Bagaimanapun, Clippers ternyata memiliki rencana lain. Musim berikutnya, Gilgeous-Alexander ditukar ke Oklahoma City Thunder sebagai bagian dari paket untuk mendapatkan Paul George.
Pada 2019/2020, Gilgeous-Alexander mendapatkan mentor yang sangat kompeten dalam Chris Paul. Performanya langsung meningkat dengan rataan 19 poin, 5,9 rebound, dan 3,3 assist. Setelah Paul pindah ke Phoenix Suns, posisinya sebagai pemain utama Thunder diambil alih Gilgeous-Alexander. Kontribusinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2021/2022, Gilgeous-Alexander sudah memiliki rataan hingga 24,5 poin, 5 rebound, dan 5,9 assist.
Namun, saat itu Thunder masih terbilang sebagai tim yang buruk. Pada 2020/2021, mereka hanya mencatat rekor 22-50 dan menduduki peringkat 14 di Wilayah Barat. Musim berikutnya, jumlah kemenangan Thunder hanya bertambah dua game saja. Potensi Thunder baru mulai terlihat pada 2022/2023. Mereka berhasil mencatat rekor 40-42 dan lolos ke play-in.
3. Jadi pemain terhebat NBA bersama skuad termuda
Pada 2022/2023, Shai Gilgeous-Alexander dinobatkan sebagai All-Star untuk pertama kalinya. Musim berikutnya, ia berhasil membawa Oklahoma City Thunder menduduki peringkat pertama di Wilayah Barat dengan rekor 57-25. Performa Thunder pun makin meningkat lagi pada musim ini dengan rekor 68-14, terbaik dalam sejarah tim.
Shai dinobatkan sebagai MVP NBA 2024/2025 dengan rataan 32,7 poin, 6,4 assist, 5 rebound, dan 1,7 steal. Di Western Conference Finals, ia tampil dominan dengan rataan 31,4 poin, 8,2 assist, 5,2 rebound, dan 1,8 steal. Performa Shai meledak di game keempat dengan 40 poin, 10 assist, dan 9 rebound. Konsistensi dan dominasinya di lapangan akhirnya membuahkan trofi MVP Western Conference Finals 2025.
Dengan rata-rata usia hanya 25,56 tahun, Thunder memiliki skuad termuda pada 2024/2025 sekaligus menjadi tim termuda yang lolos ke NBA Finals dalam 48 tahun terakhir. Shai Gilgeous-Alexander memiliki kesempatan besar untuk melengkapi dominasinya musim ini dengan menjadi seorang juara NBA. Semua ini tidak akan terjadi tanpa kerja keras seorang anak yang ingin membuktikan kehebatannya setelah gagal masuk tim basket sekolahnya.