4 Tim Produktif yang Tak Lolos ke Fase Gugur Kompetisi Eropa 2023/2024

Manchester United harus menerima kenyataan gagal lolos ke fase gugur Liga Champions Eropa 2023/2024. Padahal, mereka menjadi salah satu tim paling produktif dengan mencetak 12 gol sepanjang 6 pertandingan di Grup A. Namun, produktivitas tersebut seakan tak berarti karena Manchester United hanya menjadi juru kunci.
Manchester United menjadi bukti jika mencetak banyak gol ternyata bukan jaminan lolosnya suatu tim ke fase gugur kompetisi Eropa. Rapuhnya lini belakang juga membuat mereka kehilangan banyak poin.
Berikut empat tim paling produktif yang gagal lolos ke fase gugur kompetisi Eropa 2023/2024.
1. Olympiacos finis ketiga di Grup A Liga Europa dengan sebelas gol

Olympiacos harus puas menjadi peringkat ketiga Grup A Liga Europa 2023/2024. Hasil tersebut membuat mereka terpaksa turun kasta ke Liga Konferensi Eropa. Padahal, Olympiacos tampil tajam dengan melesakkan 12 gol dari 6 pertandingan.
Koleksi gol tersebut bahkan lebih banyak dibanding sang juara grup, West Ham United, yang mengoleksi 10 gol dan hanya kalah dari SC Freiburg yang mendulang 17 gol. Namun, lini belakang Olympiacos terbilang keropos karena harus menerima gelontoran 14 gol dari para lawannya. Sebagai perbandingan, West Ham dan Freiburg masing-masing hanya kebobolan 4 dan 7 gol.
Raksasa Yunani tersebut sempat berpesta gol ke gawang Backa Topola dengan skor 5-2 pada pertandingan terakhir fase grup. Namun, mereka juga sempat kalah telak 0-5 dari Freiburg. Olympiacos mengakhiri langkah mereka pada fase grup dengan 7 poin dari 2 kemenangan, 1 hasil imbang, dan 3 kekalahan.
2. Molde turun ke Liga Konferensi Eropa meski mencetak 12 gol

Molde merupakan tim paling produktif yang gagal melangkah ke fase gugur Liga Europa 2023/2024. Tim asal Swedia tersebut tergabung di Grup H bersama Bayer Leverkusen, Qarabag, dan Hacken. Sayang, Molde harus mengakhiri kiprah mereka di Liga Europa karena hanya menghuni posisi ketiga dengan koleksi tujuh poin.
Kekalahan telak 1-5 dari Bayer Leverkusen pada pekan keenam memupus harapan mereka untuk lolos dari fase grup. Di pertandingan lain, Qarabag berhasil mengalahkan Hacken dengan skor 2-1. Hasil tersebut membuat Qarabag menemani Bayer Leverkusen untuk melaju ke fase gugur.
Kegagalan Molde lolos ke fase gugur terbilang tragis karena mereka tampil produktif dengan mendulang 12 gol dari 6 laga. Hacken menjadi lumbung gol bagi Molde yang sempat mereka kalahkan dengan skor 3-1 dan 5-1. Namun, lini pertahanan mereka terbilang rapuh karena harus menerima 12 gol.
3. Manchester United menjadi juru kunci grup A Liga Champions meski mencetak 12 gol

Manchester United harus mengakhiri kiprahnya di pentas Eropa setelah menelan kekalahan 0-1 dari Bayern Munich pada pekan keenam Liga Champions 2023/2024. Hasil tersebut menempatkan Manchester United di posisi juru kunci dengan koleksi empat poin. Sementara itu, Copenhagen berhasil mendampingi Bayern Munich setelah mengalahkan Galatasaray dengan skor tipis 1-0.
Meski gagal lolos ke fase gugur, Manchester United tampil produktif dengan mencetak 12 gol. Jumlah tersebut sama dengan Bayern Munich yang keluar sebagai juara grup. Satu hal yang membedakan keduanya adalah Manchester United kebobolan sebanyak 15 kali sementara Bayern munich hanya 6 kali.
The Red Devils bahkan mencetak 3 gol dalam 3 pertandingan pada fase grup. Ironisnya, ketiga pertandingan tersebut justru berujung kekalahan. Penyerang mereka, Rasmus Hojlund, bahkan menjadi top skor sementara dengan koleksi lima gol. Penyerang asal Denmark tersebut bersanding dengan Erling Haaland, Alvaro Morata, dan Antoine Griezmann. Dari keempat pemain tersebut, hanya Hojlund yang gagal lolos dari fase grup, sementara ketiga pemain lainnya mampu membawa timnya menjadi juara grup.
4. Nordsjaelland hanya finis ketiga di Grup H Liga Konferensi Eropa meski menciptakan 17 gol

Nordsjaelland mampu mencetak 17 gol dari 6 pertandingan Grup H Liga Konferensi Eropa 2023/2024. Jumlah tersebut membuat mereka menjadi tim paling subur di Grup H yang juga diisi Fenerbahce, Ludogorets, dan Spartak Trnava. Meski terbilang produktif, tim asal Denmark tersebut hanya mampu menempati peringkat ketiga.
Kekalahan 0-1 atas Ludogorets pada partai terakhir fase grup memupus harapan Nordsjaelland untuk melenggang ke fase gugur. Sebaliknya, hasil tersebut membuat Ludogorets menjadi runner-up. Satu tiket ke fase gugur lainnya berhasil diraih oleh Fenerbahce yang menang dengan skor 4-0 atas Spartak Trnava.
Menariknya, berbeda dengan Olympiacos, Molde, dan Manchester United, Nordsjaelland sebenarnya tampil solid di sisi pertahanan. Gawang mereka tercatat hanya dijebol sebanyak tujuh kali. Jumlah tersebut lebih sedikit dari Fenerbahce dan Ludogorets yang masing-masing menerima sepuluh gol.
Nordsjaelland juga sempat mengalahkan kedua pesaingnya tersebut dengan skor telak 7-1 melawan Ludogorets pada pekan kedua dan 6-1 kontra Fenerbahce pada pekan kelima. Namun, satu pertandingan yang mereka sesali terjadi pada pekan keempat ketika ditahan imbang Spartak Trnava. Jika berhasil meraih kemenangan dalam laga tersebut, maka Nordsjaelland dipastikan lolos sebagai juara grup karena unggul selisih gol dari Fenerbahce dan Ludogorets meski memiliki poin yang sama.
Mencetak banyak ternyata tak menjadi jaminan suatu tim lolos ke fase gugur kompetisi Eropa. Keempat tim di atas, termasuk Manchester United, justru terhenti pada fase grup meski tampil produktif.