5 Fakta Menarik Domenico Tedesco, Pelatih Baru RB Leipzig

Beberapa waktu lalu, RB Leipzig secara resmi mengumumkan pelatih baru mereka, Domenico Tedesco. Tedesco ditunjuk untuk menggantikan Jesse Marsch yang diputus kontrak pekan lalu. Tedesco sendiri diyakini dapat mengangkat kembali performa RB Leipzig yang cenderung menurun awal musim ini.
Tedesco juga dipercaya bakal mengembalikan potensi RB Leipzig sebagai salah satu klub yang disegani klub-klub Eropa. Di sisi lain, banyak yang bertanya-tanya, siapakah sebenarnya sosok pelatih baru RB Leipzig ini?
Berikut 5 fakta menarik seputar Demonico Tedesco, pelatih baru RB Leipzig.
1. Tidak memiliki latar belakang sebagai pemain sepak bola

Tedesco lahir pada 12 September 1985 di Rossano, Italia. Sejak berusia 2 tahun, ia dibawa kedua orang tuanya untuk pindah ke Esslingen, Jerman. Entah disengaja atau tidak, dalam Bahasa Italia, nama "Tedesco" sendiri memiliki arti Jerman.
Besar di Jerman, dia menamatkan pendidikan sarjananya di jurusan business engineering. Bahkan, ia juga berhasil menamatkan gelar masternya di jurusan manajemen inovasi. Walau begitu, akhirnya Tedesco lebih memutuskan untuk berkarier di dunia kepelatihan sepak bola.
Tak seperti pelatih sepak bola umumnya, Domenico Tedesco ternyata tak memiliki latar belakang sebagai pesepak bola. Walau begitu, dia merupakan salah satu lulusan dari Sekolah Kepelatihan DFB yang merupakan akademi pelatih top di Jerman.
2. Rekan sekelas Julian Nagelsmann

Tak banyak yang tahu bahwa Domenico Tedesco merupakan rekan sekelas Julian Nagelsmann di Sekolah Kepelatihan DFB. Tedesco lulus pada tahun 2016 dan saat itu berada satu angkatan dengan Julian Nagelsmann. Menariknya, sebelum lulus dari sekolah tersebut, Tedesco sudah diberi kesempatan untuk melatih Stuttgart U-17 dan Hoffenheim U-17.
Setelah lulus, ia pun dipercaya untuk melatih Hoffenheim U-19. Setidaknya, dia menyelamatkan Hoffenheim U-19 dari ancaman degradasi kala itu. Sejak saat itu, nama Tedesco pun mulai naik daun di dunia kepelatihan sepak bola Jerman.
3. Tedesco mengawali karier sebagai pelatih di klub profesional bersama Erzgebirge Aue

Sejak berhasil menyelamatkan Hoffenheim U-19 dari zona degradasi, nama Tedesco mulai dikenal oleh banyak pihak. Klub Erzgebirge Aue berhasil memboyong Tedesco pada Maret 2017 meski hanya bertahan selama 4 bulan saja.
Bukan karena hasil buruk, Tedesco hengkang untuk menerima pinangan Schalke 04 di Bundesliga. Pada musim pertamanya bersama Schalke, Tedesco berhasil tampil gemilang dengan membawa klub tersebut menuju deretan papan atas Bundesliga. Sayangnya, Tedesco terpaksa dipecat Schalke 04 atas kekalahan memalukan dari Manchester City dengan skor 0-7 di Etihadi Stadium pada Maret 2019.
4. Dua hal yang paling populer dari Tedesco

Pelatih asal Italia itu populer dengan dua hal selama berkecimpung di dunia kepelatihan. Pertama, dia mampu menguasai enam bahasa sekaligus, yaitu Jerman, Italia, Prancis, Spanyol, Inggris, dan Rusia. Bahasa yang benar-benar fasih dia kuasai adalah bahasa Jerman dan Italia.
Kedua, dia dikenal memiliki pendekatan formasi yang menarik selama menjadi pelatih. Formasi 3-4-1-2 merupakan formasi yang paling sering ia terapkan selama melatih klub-klub Jerman hingga Spartak Moscow di Rusia. Belum diketahui secara pasti formasi apa yang bakal ia gunakan kala bersama RB Leipzig nanti.
5. RB Leipzig merupakan kesempatan emas bagi Tedesco untuk meraih trofi

Sejauh ini, belum ada satupun trofi yang berhasil dipersembahkan oleh Tedesco, baik saat melatih di Jerman maupun di Rusia. Posisi klub terbaik yang pernah diraih Tedesco saat melatih ialah runner up Liga Rusia saat menangani Spartak Moscow. Berkesempatan melatih RB Leipzig mulai pekan ini, peluang Tedesco untuk meraih trofi pun terbuka lebar.
Dengan materi pemain yang mumpuni, setidaknya RB Leipzig mampu bersaing untuk memperebutkan trofi Liga Europa. Untuk Bundesliga, tampaknya masih berat bagi Tedesco untuk memasuki persaingan yang tengah diperebutkan Bayern Munchen dan Borussia Dortmund musim ini.
Hadirnya Tedesco tentunya memberikan angin segar bagi RB Leipzig agar dapat kembali bersaing di Bundesliga maupun Liga Europa. Di sisi lain, bukan perkara mudah untuk membangun kembali mentalitas pemenang di skuad RB Leipzig yang sempat luntur akibat gagal melaku ke babak 16 besar Liga Champions.