5 Pemain Gagal yang Sempat Dijuluki The New Maradona, Siapa Saja?

Diego Maradona adalah satu dari sedikit pemain yang dianggap sebaai pemain terbaik sepanjang masa. Meski hidupnya diwarnai kontroversi, tetapi perjalanan karier sang pemain pun penuh prestasi yang fantastis.
Dia adalah pemain yang memiliki skill ajaib dan kemampuan mencetak gol luar biasa. Maradona juga adalah legenda Argentina yang sukses persembahkan gelar Piala Dunia 1986.
Di era sepak bola modern, media kerap membandingkan pemain baru dengan skill luar biasa dengan julukan The New Maradona. Namun tidak banyak yang mampu, bahkan menyamainya.
Mungkin hanya Lionel Messi, yang dianggap setara. Sedangkan pemain lainnya gagal total. Nah, berikut ini adalah 5 pemain yang sempat dijuluki Maradona baru, tetapi gagal memiliki karier yang cemerlang.
1. Diego Latorre

Diego Latorre hanya sembilan tahun lebih muda dari Maradona. Dan seperti Maradona, ia bermain untuk Boca Juniors di usia muda. Dia sosok yang menonjol dalam serangan lewat duet mautnya bersama Gabriel Batistuta, dan mendapatkan tempat di skuad Argentina yang memenangkan Copa America pada tahun 1991.
Setelah menjalani musim yang menjanjikan bersama Boca di mana ia mencetak 12 gol, Latorre pindah ke Fiorentina untuk bergabung dengan Batistuta pada tahun 1992, tetapi ketika Batigol menjadi legenda Serie A, karier Latorre justru terhenti. Dia tidak pernah bermain untuk Argentina lagi dan hanya tampil dalam 2 penampilan di Florence.
Dia kemudian hengkang ke Spayol untuk membela Tenerife dan UD Salamanca, sebelum kembali ke Boca pada 1996. Setelahnya tak ada lagi prestasi menonjol. Dia menjalani karier nomaden, bermain di Guatemala, Meksiko dan Bolivia sebelum gantung sepatu pada tahun 2005.
2. Mauro Zarate

Tampil di penghujung tahun dan mencetak gol kemenangan di final Piala Dunia U-20 2007, El Pide de Haedo (julukan yang merujuk pada Maradona), Zarate mencapai titik manis, saat dinilai memiliki kesamaan dengan Messi dan Maradona. Namanya semakin dikenal saat tampil impresif bersama Lazio pada 2009 dengan persembahkan gelar Coppa Italia dan Supercoppa Italia.
Namun, setelahnya dia mengalami penurunan performa. Dia sempat dipinjamkan ke Inter Milan sebelum dilepas ke klub Argentina, Velez Sarsfield. Sempat bermain di West Ham dan Watford, namanya kemudian terkubur dalam-dalam.
Dia bahkan tak pernah dipanggil masuk timnas sennior Argentina. Saat ini, striker 34 tahun itu masih aktif bermain untuk klub Brasil, America.
3. Carlos Marinelli

Karier Carlos Marinelli cukup unik. Dia diboyong oleh Middlesbrough pada tahun 1999 setelah lakukan tur Inggris bersama tim U-19 Boca Juniors. Majalah Inggris The Independent memanggilnya 'New Maradona' setelah penandatanganannya diumumkan oleh Bryan Robson. Itu tak lepas dari potensi dan skill besar yang dimiliki pemain yang masih remaja kala itu.
Sayang, beban berat yang dipikulnya gagal berbuah manis. Dia bahkan kesulitan untuk dapatkan waktu bermain di tim utama Middlesbrough. Selama empat tahun, dia hanya tampil dalam 51 laga dan mencetak 4 gol saja.
Setelahnya dia lebih sering berpindah-pindah klub medioker. Di antaranya Torino, Sporting Kansas City, Millonarios hingga klub Kanada, San Martin, sebelum gantung sepatu pada 2015.
4. Andres D'Alessandro

Andres D’Alessandro memiliki tinggi badan pendek, kemampuan kaki kiri handal dan olah bola sangat baik, sehingga sempat dijuluki Maradona baru sejak kehadiranya bersama River Plate. Tapi, D'Alessandro tidak pernah mencapai kesuksesan karier yang diprediksikan media.
Dia pernah bermain di Eropa dengan berbagai klub dari berbagai liga top, mulai dari Wolfsburg, Portsmouth, hingga Real Zaragoza. Namun, tidak ada prestasi menonjol yang dia tunjukan. Menariknya, di usianya yang telah 40 tahun, dia masih aktif bermain, dan saat ini berkostum klub Uruguay, Nacional.
5. Cristian Colusso

Karier awal Colusso berkembang pesat. Dia memenangkan Copa Conmebol bersama Rosario Central pada tahun 1995 dan pada tahun yang sama menerima penghargaan dari Maradona sendiri, yang pernah bermain singkat di rival sekota Rosario Central, Newell's Old Boys. Sang penyerang kemudian pindah ke Sevilla pada tahun 1996, di mana ia digadang-gadang sebagai 'Maradona baru'.
Namun, sebuah skandal justru terjadi karena pemalsuan tanda tangan pada dokumen yang diberikan oleh agennya. Dia hanya bermain enam kali di Spanyol sebelum dipaksa pulang.
Titik nadir kariernya datang 8 tahun kemudian ketika dia mengguncang kedutaan Argentina di Aljir dalam keadaan putus asa. Dia telah menandatangani kontrak dengan klub Aljazair USM Blida, tetapi mereka telah menyita paspornya dan tidak membayarkan gajinya. Sepanjang kariernya dia pernah membela klub Italia Carrarese dan klub Inggris Oldham City sebelum gantung sepatuh pada 2009.
Memikul julukan seorang pemain besar terkadang menjadi beban besar bagi pesepak bola. Mereka akan selalu menjadi sorotan media dan fans. Apalagi saat mereka disandingkan dengan nama besar Diego Maradona.
Faktanya, lima pemain di atas memang gagal total, meski memiliki skill mumpuni karena untuk jadi pemain besar tidak hanya tentang skill, teapi juga mental dan banyak faktor lainnya.