8 Final Supercoppa Italiana yang Bergulir hingga Babak Tambahan

- Supercoppa Italiana edisi 2023/2024 digelar tanpa babak tambahan, langsung dilanjutkan dengan adu penalti.
- Pada final pertama yang berlanjut hingga babak tambahan, Juventus menang lewat adu penalti atas AC Milan pada 2003/2004.
- Inter Milan juara Supercoppa Italiana 2005 setelah mengalahkan Juventus 1-0 pada babak tambahan.
Sejak edisi 2023/2024, Serie A Italia sebagai penyelenggara memutuskan bahwa Supercoppa Italiana digelar tanpa babak tambahan. Dengan begitu, laga yang berakhir dengan skor imbang pada waktu normal akan langsung dilanjutkan dengan adu penalti. Kebijakan ini dibuat demi mencegah beban bermain yang berlebihan bagi para pemain.
Regulasi seperti ini juga sempat berlaku pada edisi 1994/1995. Saat itu, AC Milan mengalahkan Sampdoria lewat adu penalti setelah bermain imbang 1-1 pada waktu normal. Namun, setelahnya, babak tambahan hadir di Supercoppa Italiana. Tercatat, dalam sejarah Supercoppa Italiana yang sudah berlangsung sejak 1989, ada delapan final yang berlangsung hingga babak tambahan. Kapan saja dan seperti apa hasilnya?
1. Juventus dan AC Milan cetak gol pada babak tambahan Supercoppa Italiana edisi 2003
Final Supercoppa Italiana pertama yang berlanjut hingga babak tambahan terjadi pada edisi 2003/2004. Pada 3 Agustus 2003, Juventus dan AC Milan terpaksa menjalani babak tambahan setelah bermain tanpa gol pada waktu normal. Pada babak tambahan, keduanya pun baru berhasil mencetak gol.
Pada laga yang berlangsung di Giants Stadium New Jersey, Amerika Serikat, AC Milan memecah kebuntuan lebih dahulu melalui Andrea Pirlo. Gelandang elegan itu mencetak gol pada menit 105+2. Namun, hanya beberapa detik kemudin, David Trezeguet membuat skor kembali imbang.
Hasilnya, pertandingan pun harus ditentukan lewat adu penalti. Juventus keluar sebagai pemenang dengan skor 4-3. Cristian Brocchi yang maju sebagai penendang ketiga AC Milan menjadi satu eksekutor yang gagal pada babak adu tos-tosan ini.
2. Inter Milan kalahkan Juventus pada 2005 lewat gol pada babak tambahan
Inter Milan berhasil menjadi juara Supercoppa Italiana 2005. Pada 20 Agustus 2005 di Delle Api, Turin, mereka mengalahkan tuan rumah Juventus dengan skor 1-0. Gol tunggal I Nerazzurri dicetak oleh Juan Sebastian Veron pada babak tambahan, tepatnya pada menit 96.
3. Tendangan bebas Luis Figo pada babak tambahan pastikan kemenangan comeback Inter Milan atas AS Roma pada 2006
Setahun berselang, salah satu pertandingan terbaik dalam sejarah Supercoppa Italiana tercipta. Pada 26 Agustus 2006, Inter Milan menang secara comeback atas AS Roma setelah sempat tertinggal tiga gol lebih dahulu. Bermain di kandang sendiri, Giuseppe Meazza, Milan, gawang Inter Milan diberondong tiga kali pada babak pertama oleh Mancini (13') dan Alberto Aquilani (25', 34').
Inter Milan berhasil memperkecil ketertinggalan melalui Patrick Vieira pada menit 44. Kemudian, pada babak kedua, mereka mampu membuat skor kembali imbang lewat Hernan Crespo (65') dan brace dari Vieira (74'). Pada babak tambahan, tepatnya menit 94, Inter Milan akhirnya memastikan kemenangan lewat tendangan bebas indah Luis Figo.
4. AS Roma kembali kalah dari Inter Milan pada 2008
AS Roma kembali menelan kekalahan dari Inter Milan ketika bertemu di final Supercoppa Italiana. Bedanya, pada edisi 2008 ini, mereka kalah lewat adu penalti. Kedua tim bermain imbang 2-2 pada waktu normal.
AS Roma sebetulnya menunjukkan kegigihan yang luar biasa karena mampu mengejar ketertinggalan hingga dua kali. Inter Milan memimpin melalui Sulley Muntari (17') dan Mario Balotelli (83'). Namun, AS Roma menyamakan kedudukan melalui Daniele De Rossi (59') dan Mirko Vucinic (90').
Pada babak tambahan, kedua tim gagal mencetak gol. Laga pun ditentukan lewat adu penalti. AS Roma kalah dengan skor 6-7. Francesco Totti dan Juan menjadi dua eksekutor mereka yang gagal. Sementara di sisi Inter Milan, Dejan Stankovic menjadi pemain yang gagal mencetak gol.
5. Gol bunuh diri Christian Maggio pada babak tambahan buat Napoli kalah dari Inter Milan pada 2012
Napoli bertemu Juventus pada final Supercoppa Italiana edisi 2012. Mereka kalah dengan skor 2-4. Padahal, tim yang saat itu dilatih oleh Walter Mazzarri tersebut sempat unggul pada babak pertama.
Edinson Cavani membawa mereka memimpin pada menit 27. Skor kembali imbang setelah Kwadwo Asamoah mencetak gol pada ment 37. Nah, pada menit 41, Goran Pandev membuat Napoli pergi ke ruang ganti dengan keunggulan 2-1.
Sayangnya, Napoli kehilangan konsentrasi pada babak kedua. Mereka dibobol oleh Arturo Vidal pada menit 67. Selain itu, mereka juga kehilangan satu pemain. Pandev menerima kartu merah pada menit 85.
Napoli mampu mempertahankan skor hingga waktu normal selesai. Namun, pada menit 97, mereka kembali ditimpa kesialan setelah Christian Maggio mencetak gol bunuh diri. Juventus pun memastikan kemenangan lewat gol Mirko Vucinic pada menit 101.
6. Napoli balas dendam ke Juventus pada 2014
Dua tahun berselang, Napoli menuntaskan balas dendam ke Juventus. Pada 22 Desember 2014, mereka mengalahkan Si Nyonya Tua lewat adu penalti. Ada dua gol yang tercipta pada babak tambahan dalam laga ini.
Dua bomber dari Argentina beradu ketajaman. Carlos Tevez dan Gonzalo Higuain sama-sama mengemas brace. Tevez dua kali membawa Juventus memimpin (5', 107), tetapi Higuain mampu menjawabnya (68', 118').
Adu penalti berlangsung hingga penendang kesembilan. Jorginho dan Tevez yang menjadi penendang pertama kedua tim sama-sama gagal mencetak gol. Begitu pun dengan Dries Mertens, Giorgio Chiellini, Jose Callejon, dan Roberto Pereyra sebagai penendang ketujuh dan kedelapan mereka.
Napoli kembali memimpin setelah Kalidou Koulibaly sebagai penendang terakhir menjalankan tugasnya dengan sempurna. Sebaliknya, Simone Padoin yang mengemban tanggung jawab tersebut untuk Juventus gagal melakukanya. Napoli pun meraih kemenangan.
7. Giliran AC Milan yang tumbangkan Juventus pada 2016
Pada 23 Desember 2016, Juventus kembali menelan kekalahan dengan skenario yang sama. Bedanya, lawan yang dihadapi adalah AC Milan. Mereka bertanding di Jassim bin Hamad Stadium, Doha, Qatar.
Juventus memimpin melalui Giorgio Chiellini pada menit 18. Namun, Giacomo Bonaventura bisa menyamakan kedudukan pada menit 37. Kedua tim gagal mencetak gol pada babak tambahan sehingga pertandingan harus ditentukan dengan adu penalti.
Juventus sebetulnya sempat berada di atas angin ketika Claudio Marchisio sebagai penendang pertama mereka berhasil mencetak gol. Sementara itu, Gianluca Lapadula sebagai penendang AC Milan di urutan yang sama gagal melakukannya. Namun, Juventus gagal memanfaatkan keunggulan tersebut karena Mario Mandzukic sebagai penendang kedua mereka justru mengikuti jejak Lapadula.
Setelah itu, Bonaventura pun membuat skor kembali imbang bagi AC Milan. Momen penentuan terjadi ketika Paulo Dybala sebagai penendang kelima Juventus gagal. AC Milan akhirnya memastikan kemenangan lewat eksekusi Mario Pasalic.
8. Inter Milan kalahkan Juventus pada 2022 berkat gol detik terakhir Alexis Sanchez pada babak tambahan
Edisi final Supercoppa Italiana terakhir yang berlangsung hingga babak tambahan terjadi pada 12 Januari 2022. Saat itu, Inter Milan menang dengan skor 2-1. Laga begitu dramatis karena kemenangan Inter Milan ditentukan oleh gol yang tercipta pada detik terakhir.
Pada pertandingan yang berlangsung di Giueseppe Meazza, Milan, Italia, Inter Milan sebetulnya sempat tertinggal oleh gol Weston McKennie pada menit 25. Namun, 10 menit kemudian, Lautaro martinez berhasil menyamakannya. Pada menit 75, pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, menarik keluar Lautaro Martinez dan menggantikannya dengan Alexis Sanchez.
Perubahan tersebut menjadi penentu pertandingan ini. Sanchez mencetak gol kemenangan Inter Milan pada menit 120+1. Bintang asal Chile itu sukses memanfaatkan blunder yang dilakukan oleh pemain bertahan Juventus, Alex Sandro.
Sejak saat itu, tak pernah ada lagi pertandingan Supercoppa Italiana yang berlangsung hingga babak tambahan. Bagi Supercoppa Italiana sebagai sebuah kompetisi yang hanya bersifat seremoni, babak tambahan memang terasa tidak begitu penting. Kehadiran babak tambahan pada pertandingan atau kompetisi semacam ini lebih banyak memberikan kerugian dibanding keuntungan.