Apa Rahasia Newcastle United Memenangkan Final Piala Carabao 2025?

Newcastle United mengakhiri 56 tahun puasa gelar juara dengan mengalahkan Liverpool 2-1 pada final Carabao Cup 2025. Selain menjuarai Piala Carabao, The Magpies secara otomatis lolos ke Liga Konferensi Eropa (UECL) 2025/2026.
Kemenangan Newcastle United 2-1 atas Liverpool terbilang mengejutkan. Sebab, Liverpool tampil superior secara konsisten di semua kompetisi.
Newcastle United berhasil memanfaatkan momentum kala performa Liverpool menurun usai tersingkir dari 16 besar Liga Champions Eropa (UCL) 2024/2025. Manajer Newcastle United, Eddie Howe, menerapkan skema permainan efektif dengan memenangkan lini tengah, memanfaatkan second ball, dan mempertahankan area dengan solid.
Lantas, apa rahasia Newcastle United memenangkan final Piala Carabao 2025?
1. Trio lini tengah Newcastle United tampil dominan selama 90 menit
Newcastle United mengontrol pertandingan dengan memenangkan duel lini tengah. Trio lini tengah The Magpies, Sandro Tonali, Bruno Guimaraes, dan Joelinton, membuat para gelandang Liverpool tidak berkutik dalam membangun serangan. Guimaraes dan Joelinton bertugas untuk memenangkan perebutan bola dengan pendekatan fisik, sementara itu Tonali menjadi penghubung lini tengah dan belakang.
Menurut Fotmob, Guimaraes memenangkan sembilan duel fisik di area tengah lapangan. Begitu juga dengan Joelinton yang mencatat 9 duel fisik dengan 67 persen keberhasilan tekel dan 78 persen duel bola bawah. Selain itu, ia aktif memberikan tekanan kepada para pemain Liverpool dan tidak lelah menyemangati rekan-rekannya serta fans Newcastle United.
Sementara itu, Tonali tampil solid di posisi gelandang bertahan dengan memberikan operan-operan progresif ke lini depan. Menurut Opta, trio lini tengah Newcastle United berhasil membuat gelandang Liverpool, Ryan Gravenberch, mencatat 81 persen operan dan Alexis Mac Alliser 84,9 persen. Angka titu termasuk rendah bagi Liverpool yang kerap kali mendominasi lini tengah lewat kedua pemain tersebut.
2. Para pemain Newcastle United memberikan tekanan di sisi sayap
Dilansir The Coaches Voice, para pemain Newcastle United menekan Liverpool lewat area sayap. Kombinasi Harvey Barnes dan Tino Livramento berhasil memberikan kesulitan bagi sisi kanan pertahanan Liverpool. Mereka memanfaatkan absennya Trent Alexander-Arnold dan Conor Bradley untuk mengeksploitasi sayap kanan Liverpool yang diperkuat Jarell Quansah.
Barnes dan Livramento memulai pertahanan dengan garis tinggi sampai ke lini tengah. Mereka memancing Quansah keluar dari posisinya dan memanfaatkan celah kosong di sisi kanan pertahanan Liverpool, seperti yang terjadi kala Newcastle United mencetak gol kedua. Barnes menarik Quansah meninggalkan posisi bek kanan, sementara itu Livramento yang menerima bola mampu memberikan umpan silang ke kotak penalti. Alexander Isak memanfaatkan second ball dengan melepaskan tembakan yang gagal diantisipasi kiper Liverpool, Caoimhin Kelleher.
Selain itu, Newcastle United memiliki strategi alternatif dalam bertahan. Mereka tidak bisa memberikan tekanan tinggi selama 90 menit. Maka dari itu, Jacob Murphy dan Barnes mundur ke sisi dalam pertahanan dan membentuk formasi 4-5-1. Di sisi lain, empat bek Newcastle United bermain rapat dengan jarak antarpemain dekat. Hal tersebut membuat penyerang sayap Liverpool, Luis Diaz dan Mohamed Salah, kesulitan mendapat bola dan menciptakan peluang.
3. Mematikan Mohamed Salah selama 90 menit
Strategi pertahanan Newcastle United membuat Mohamed Salah gagal menampilkan permainan terbaiknya. Dilansir Opta, ia hanya menyentuh bola 23 kali dan 1 kali di area kotak penalti Newcastle United. Salah tidak menciptakan tembakan ke arah gawang atau peluang yang membahayakan pertahanan The Magpies.
Tino Livramento yang bermain di posisi bek kiri mampu mematikan pergerakan Salah. Selain itu, permainan menekan dengan jarak pemain dekat membuat para gelandang Liverpool kesulitan menyuplai bola kepada Salah. Hal tersebut memberikan efek kepada performa Liverpool selama 90 menit. Sebab, The Reds beberapa kali mengandalkan Salah untuk memecah kebuntuan lewat gol dan assist. Dengan mematikan Salah, Liverpool sulit mencari solusi lain untuk mencetak gol. Torehan satu gol Federico Chiesa pada injury time babak kedua tidak memberikan dampak signifikan.
Ketiga faktor di atas membuktikan kegeniusan manajer Newcastle United, Eddie Howe, dalam meramu strategi pada final Piala Carabao 2025. Para pemain juga mampu menerapkan skema permainan Howe dengan sempurna selama 90 menit. Mereka berhasil mengukir sejarah dengan gelar juara Piala Carabao. Sebab, Newcastle United terakhir kali menjuarai kompetisi bergengsi ketika menjuarai Inter-Cities Fairs Cup 1969.