Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Bikin Donnarumma Tinggalkan PSG saat Puncak Kejayaan?

potret Parc des Princes, markas Paris Saint-Germain
potret Parc des Princes, markas Paris Saint-Germain (unsplash.com/@timlontano)
Intinya sih...
  • Gianluigi Donnarumma merasa kecewa disingkirkan dari PSG setelah musim terbaiknya membawa tim menjuarai Liga Champions Eropa 2024/2025.
  • Donnarumma dianggap kurang cakap dalam distribusi bola, sehingga Luis Enrique mencari kiper yang aktif terlibat dalam build-up.
  • Agen Donnarumma mengungkap intrik mengenai perpanjangan kontrak sang pemain, dengan PSG menghentikan pembicaraan meski sebelumnya menyatakan kesediaan untuk melanjutkan kerja sama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tak ada yang menyangka jika Gianluigi Donnarumma bakal pergi usai performa apiknya membawa Paris Saint-Germain (PSG) menjuarai Liga Champions Eropa 2024/2025. Kiper asal Italia itu menjadi salah satu kunci keberhasilan tim, terutama dengan deretan penyelamatan krusial pada fase knock-out. Trofi kejuaraan tersebut melengkapi pencapaian treble PSG 2024/2025 bersama gelar juara Ligue 1 Prancis dan Coupe de France.

Namun, euforia itu hanya bertahan sebentar. Dalam hitungan minggu, posisinya di Parc des Princes berubah drastis setelah Pelatih Luis Enrique mencoretnya dari skuad untuk UEFA Super Cup 2025 melawan Tottenham Hotspur. Keputusan ini memicu tanda tanya besar, mengingat Donnarumma baru saja menjalani musim terbaiknya sejak bergabung pada 2021.

1. Gianluigi Donnarumma merasa kecewa dirinya disingkirkan dari PSG

Musim 2024/2025 bisa dibilang menjadi puncak karier Gianluigi Donnarumma di PSG. Ia tampil gemilang di final Liga Champions melawan Inter Milan dengan kemenangan telak 5-0, serta berperan besar pada semifinal dengan beberapa penyelamatan penting melawan Arsenal. Perannya juga krusial dalam kemenangan di Coupe de France dan perjalanan hingga final Piala Dunia Antarklub 2025, meski kalah dari Chelsea.

Namun, pada Agustus 2025, namanya hilang dari daftar pemain untuk UEFA Super Cup 2025. Luis Enrique secara terbuka mengaku mencari profil kiper berbeda dan mengambil keputusan itu dengan dukungan penuh klub. Donnarumma terpukul atas pernyataan yang dilontarkan sang pelatih, apalagi ia sebelumnya menegaskan prioritasnya adalah bertahan dan menandatangani kontrak baru.

Kejadian ini mengisyaratkan keretakan serius dalam hubungan kiper berusia 26 tahun itu dengan PSG. Dalam pernyataannya di media sosial, ia mengungkap rasa kecewa dan terkejut, sekaligus berharap dapat mengucapkan selamat tinggal secara langsung kepada suporter. Perubahan status yang begitu cepat ini menjadi titik awal dari kepergiannya yang kini terasa tak terelakkan.

2. Gianluigi Donnarumma dianggap kurang cakap dalam distribusi bola

Secara kualitas murni, Gianluigi Donnarumma diakui sebagai salah satu shot-stopper terbaik dunia. Pada 2024/2025, ia menunjukkan kemampuan luar biasa menahan tembakan, termasuk momen krusial saat menepis peluang Leandro Trossard dan Martin Odegaard di semifinal Liga Champions. Kemampuannya membaca arah bola dan bertahan di situasi 1 lawan 1 menjadi aset yang jarang dimiliki kiper lain di level elite.

Meski demikian, gaya bermain PSG di bawah Luis Enrique menuntut lebih dari sekadar ketangguhan di bawah mistar. Enrique menginginkan kiper yang aktif terlibat dalam build-up, berani keluar dari zona nyaman, dan mampu menjadi pemain kesebelas dalam sirkulasi bola. Sayangnya, Donnarumma dinilai kurang optimal dalam menghadapi tekanan saat menguasai bola, jarang maju untuk menguasai area udara, dan cenderung mengandalkan umpan aman.

Kondisi ini mendorong PSG merekrut Lucas Chevalier dari Lille. Penjaga gawang berusia 23 tahun itu dikenal agresif dalam distribusi, nyaman menerima bola di bawah tekanan, dan memiliki jangkauan umpan yang bervariasi. Bagi Enrique, Chevalier adalah jawaban untuk mengoptimalkan penguasaan bola dan mempertahankan tekanan tinggi, dua elemen yang sulit dimaksimalkan dengan Donnarumma sebagai kiper.

3. Agen Gianluigi Donnarumma ungkap intrik mengenai perpanjangan kontrak sang pemain

Di balik alasan teknis, terdapat drama internal yang memanaskan situasi. Dilansir The Athletic, agen Gianluigi Donnarumma, Enzo Raiola, mengungkap pihaknya sempat menerima tawaran perpanjangan kontrak dengan gaji lebih rendah demi bertahan. Namun, menjelang akhir musim, PSG mengubah sikap dan menghentikan pembicaraan, meski sebelumnya menyatakan kesediaan untuk melanjutkan kerja sama.

Raiola menyebut langkah PSG ini merupakan bentuk kurang hormat terhadap kontribusi Donnarumma, bahkan sempat mempertimbangkan opsi hukum. Keputusan klub untuk mendatangkan Lucas Chevalier memicu pertanyaan soal taktik sekaligus menciptakan persepsi adanya pergeseran prioritas yang mengorbankan salah satu pilar kesuksesan musim lalu.

Dengan kontrak yang berlaku hingga 2026, PSG terbuka menjual Donnarumma pada musim panas ini demi menghindari kepergian gratis. Manchester United dan Manchester City disebut sebagai kandidat terkuat untuk merekrutnya, meski negosiasi akan bergantung kepada kesesuaian proyek yang ditawarkan. Ke mana pun ia berlabuh, kualitasnya sebagai kiper yang tangguh pada momen-momen krusial menjadikannya aset berharga, terutama bagi tim yang mengutamakan kekuatan bertahan dibanding dominasi penguasaan bola.

Kepergian Gianluigi Donnarumma dari PSG menjadi contoh nyata bagaimana performa puncak tidak selalu menjamin masa depan di klub. Dalam sepak bola modern, kesesuaian visi taktik dan dinamika internal sering kali sama pentingnya dengan trofi kejuaraan yang telah diraih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us