Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aturan Baru Liga Champions Soal Laga Kandang Fase Gugur

Ilustrasi trofi Liga Champions. (IDN Times/Sandy Firdaus)
Intinya sih...
  • UEFA menerapkan aturan baru terkait laga kandang di fase gugur Liga Champions mulai 2025/26
  • Delapan tim teratas fase liga akan mendapatkan keuntungan berlaga di kandang dalam leg kedua perempat final dan semifinal
  • Modifikasi ini sebagai respons terhadap kritik terhadap sistem sebelumnya dan diharapkan meningkatkan kualitas Liga Champions secara keseluruhan

Jakarta, IDN Times - Perubahan aturan kembali terjadi di Liga Champions, dan mulai akan diterapkan pada 2025/26. Aturan ini terkait pemberlakuan laga kandang di fase gugur.

Dalam keterangannnya, UEFA menyebut akan menerapkan sistem laga kandang di fase gugur, bagi tim-tim yang konsisten di fase liga, terutama mereka yang berada di delapan tim teratas. Seperti apa modifikasinya?

1. Laga kandang sampai semifinal

Sebelumnya, keuntungan main di kandang pada leg kedua bagi delapan tim teratas fase liga, hanya berlaku di 16 besar. Setelahnya, laga kandang leg kedua akan ditentukan sesuai bagan.

Nah, musim depan, delapan tim teratas fase liga akan mendapatkan keuntungan berlaga di kandang dalam leg kedua perempat final dan semifinal. Jadi, mereka tak akan mengalami leg kedua di kandang lawan.

2. Gara-gara Arsenal dan Barcelona

Modifikasi ini diberlakukan seiring kritik yang muncul terhadap sistem sebelumnya, ketika tim-tim peringkat tinggi di fase liga tak main leg kedua di kandang saat perempat final dan semifinal. Itu dialami oleh Arsenal dan Barcelona.

Kendati mereka finis di posisi tiga besar fase liga, mereka harus main tandang saat leg kedua semifinal dan final. Sontak, mereka pun harus menderita kekalahan dan gagal melaju.

3. Upaya meningkatkan kualitas turnamen, atau menguntungkan elite?

UEFA berharap, adanya aturan baru ini akan membuat tim-tim termotivasi untuk mencapai posisi puncak di fase liga. Selain itu, perubahan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas Liga Champions secara keseluruhan.

Namun, ada juga yang melihat, perubahan ini jadi upaya UEFA menolong tim-tim elite agar tetap melaju jauh di Liga Champions. Apalagi, perubahan ini salah satunya disebabkan kegagalan Arsenal dan Barcelona musim ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us