Kesetiaan Marquinhos Bersama PSG yang Berujung Trofi Liga Champions

Munich menjadi saksi lahirnya juara baru Liga Champions Eropa pada 2025. Untuk pertama kalinya, Paris Saint-Germain (PSG) mengangkat Si Kuping Besar. Prestasi ini merupakan penantian panjang mereka setelah jatuh bangun di kompetisi elite Benua Biru.
Sejak diakuisisi Qatar Sports Investments (QSI) pada 2011 lalu, PSG berulang kali merekrut nama-nama bintang. Tak sekadar punya pamor besar, tetapi juga datang dengan harga selangit. Adanya pemain sekaliber Neymar Jr, Kylian Mbappe, hingga Lionel Messi pun tak mampu membawa PSG juara Liga Champions. Baru pada musim ini, PSG sukses memenangkannya.
Kendati banyak pemain bintang keluar masuk, ada satu sosok yang setia menemani jatuh bangunnya PSG di pentas Eropa. Ia membuktikan penantian panjang itu berujung manis. Sosok tersebut adalah Marquinhos, kapten sekaligus pemain paling senior. Ia berhasil mengukir sejarah dengan membantu PSG memenangkan Liga Champions pertama dalam sejarah klub.
1. Marquinhos datang pada masa awal pembangunan PSG sebagai pemain muda
Marquinhos bergabung dengan PSG pada musim panas 2013 lalu. PSG membelinya dari AS Roma seharga 31,4 juta euro atau Rp583 miliar. Saat itu, usianya masih 19 tahun dan belum berpengalaman. Ia baru berada di Eropa selama 6 bulan ketika pindah ke klub Ibu Kota Italia itu.
Kendati begitu, PSG memercayai Marquinhos sebagai bek muda yang punya potensi dan talenta yang bisa diasah. Secara perlahan, Marquinhos menunjukkan bakatnya sebagai pemain tangguh dan berkualitas. Ia bertumbuh bersama PSG menjadi sosok bek yang ikonis.
2. Selama 12 tahun, Marquinhos menjelma sebagai tembok kokoh di barisan pertahanan PSG
Salah satu sosok penting dalam awal karier Marquinhos di PSG adalah Thiago Silva. Sama-sama berasal dari Brasil, kehadirannya membantu Marquinhos mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Keduanya bekerja sama bahu membahu membentuk duet kokoh di barisan pertahanan PSG. Selama 7 musim pada 2013–2020, beragam prestasi diberikan keduanya.
Setelah kepergian Silva pada 2020, Marquinhos silih berganti bertandem dengan pemain lain. Namun, dirinya tetap menjadi andalan dengan status baru sebagai kapten PSG. Meski tim beberapa kali berganti pelatih, ia tetap menjadi sosok yang tak tergantikan di barisan pertahanan. Selama 12 tahun, ia konsisten berada di level atas. Meski juga tak jarang harus berurusan dengan cedera yang membuatnya melewatkan beberapa laga bersama PSG.
3. Final Liga Champions 2020 menjadi luka sekaligus babak baru Marquinhos bersama PSG
Final Liga Champions 2020 menjadi panggung PSG di pentas tertinggi Benua Biru. Untuk pertama kalinya, PSG berlaga di final untuk memperebutkan Si Kuping Besar. Sayangnya, PSG tak bisa berbuat banyak di hadapan klub raksasa Jerman, Bayern Munich.
Pada final yang dihelat di Lisbon, Portugal, ini, PSG kalah 0-1 dari Bayern Munich. Partai bersejarah ini berakhir dengan kekecewaan. Bagi Marquinhos, ini menjadi pengalaman dalam kariernya. Namun, ini juga menjadi babak baru baginya bersama klub Ibu Kota Prancis.
Berselang 5 tahun, Marquinhos kembali membawa PSG ke final Liga Champions. Kali ini, PSG juga menghadapi tim bersejarah, yakni Inter Milan. Klub asal Italia ini sudah tiga kali juara Liga Champions. Namun, PSG tak gentar menghadapi Inter Milan di partai final. Di luar dugaan, PSG menunjukkan kualitasnya setelah menghajar Inter Milan dengan skor telak 5-0.
"Ini adalah campuran dari kegembiraan, dari semua emosi yang kami habiskan bersama. Saya menderita, tetapi saya tumbuh bersama tim ini. Saya memikirkan semua pemain yang datang dan pergi dan tidak berhasil," kata Marquinhos seusai final Liga Champions 2025, dikutip dari beIN Sports.
4. Kapten bersejarah yang mengangkat trofi Liga Champions pertama PSG
Setelah penantian panjang selama 12 tahun, pengabdian Marquinhos akhirnya berbuah manis. Trofi Liga Champions menjadi pelengkap dalam lemari prestasi yang pernah diberikannya kepada PSG. Ia menjadi kapten pertama PSG yang mengangkat trofi Liga Champions.
Kegagalan di final Liga Champions 2020 lalu berhasil dibalas dengan sempurna pada 2025. Marquinhos sebagai sosok senior tidak melupakan para pemain PSG terdahulu. Sebagai kapten, ini merupakan hari paling bahagia dalam kariernya sebagai pesepak bola profesional.
"Idola saya, Thiago (Silva), Lucas (Moura), Zlatan (Ibrahimovic), (Edinson) Cavani, (Angel) Di Maria. Begitu banyak pemain yang datang dan pergi dari sini, yang pantas mendapatkannya dan tidak berhasil. Kami tiba dan kami membawanya pulang," kata Marquinhos, dikutip beIN Sports.
"Saya memikirkan semua pendukung yang telah bersama kami, mereka yang ada di Parc (des Princes) dan mereka yang ada di seluruh dunia. Saya mencintai Anda, menikmatinya, dan kita akan menikmatinya di sini," tutur pemain berusia 31 tahun ini menambahkan.
5. Sosok kapten legendaris nan ikonis dalam kesuksesan PSG
Marquinhos telah membuktikan, pengabdian dan loyalitasnya berujung manis. Trofi Liga Champions melengkapi seluruh raihan prestasi domestik bersama PSG. Setelah 12 tahun, pemain kelahiran Sao Paulo ini menjadi sosok legendaris sekaligus ikonis dalam sejarah PSG.
"Ini adalah hari terbaik dalam hidup saya. Keluarga saya ada bersama saya dan mengalaminya bersama saya. Itu adalah tujuan yang besar. Ketika kami tiba, tidak ada yang percaya kami bisa melangkah sejauh ini. Ini adalah 12 tahun yang penuh dengan kesulitan dan penderitaan. Saya sangat menghargai gelar ini, gelar ini bersama kami, dan kami akan membawanya pulang. Saya sangat senang," ujar Marquinhos, dikutip dari beIN Sports.
Setelah melewati 485 pertandingan penuh perjuangan bersama PSG, Marquinhos akhirnya melengkapi medali juaranya dengan Liga Champions. Begitu pun dengan PSG. Klub Ibu Kota Prancis kini punya label sebagai pemilik Si Kuping Besar. Kesetiaan Marquinhos berakhir dengan manis dan pengabdiannya selama 12 tahun terbayar dengan keberhasilan tersebut.