7 Klub EPL yang Alami Musim Buruk Pasca Belanja Banyak Pemain

Beli banyak pemain baru tidak menjamin kesuksesan

Aktivitas belanja klub-klub English Premier League (EPL) pada tiap bursa transfer selalu menarik perhatian dunia sepak bola. Klub-klub EPL, yang sebagian besar dimiliki oleh pebisnis kaya raya serta mendapatkan pemasukan yang melimpah melalui sponsorship, merchandise, dan hak siar televisi, kerap membeli pemain secara jor-joran dalam kurun waktu sedekade terakhir.

Ada beberapa klub yang sukses meraih prestasi setelah menghabiskan dana masif saat bursa transfer, seperti Manchester City misalnya. Namun, tidak sedikit dari klub EPL yang malah mengalami musim buruk pasca melakukan investasi besar untuk urusan belanja pemain. Beberapa contoh klub EPL yang alami musim buruk setelah belanja banyak pemain bisa kamu simak lewat kiprah sederet klub berikut ini!

1. Tottenham Hotspur tidak mampu memanfaatkan dana transfer yang melimpah hasil dari penjualan Gareth Bale pada 2013/2014

7 Klub EPL yang Alami Musim Buruk Pasca Belanja Banyak PemainTottenham Hotspurs 2013/2014 (uefa.com)

Tottenham Hotspur kehilangan pemain andalannya, Gareth Bale, yang hijrah ke Real Madrid pada musim panas 2013. Transfer itu bikin Tottenham mendapatkan suntikan dana yang cukup besar ketika Real Madrid memecahkan rekor transfer termahal dunia ketika membeli Bale seharga 85,1 juta pound sterling atau Rp1,6 miliar. Dengan dana besar tersebut, Spurs mendatangkan beberapa pemain baru, mulai dari Christian Eriksen dari Ajax Amsterdam, Erik Lamela dari AS Roma, dan Roberto Soldado dari Valencia. Secara total, klub asal London utara itu menghabiskan dana mencapai 105 juta pounds atau Rp2 triliun.

Tottenham awalnya mampu tampil cukup dalam 5 pertandingan pertama dengan catatan 4 kali menang dan 1 kali kalah. Akan tetapi, performa mereka mulai melempem, bahkan sempat mengalami kekalahan telak 0-6 dari Manchester City yang menyebabkan mereka turun sampai ke peringkat ke-9 pada pertengahan musim 2013/2014. Akibatnya, Andre Villas-Boas dipecat dari posisinya sebagai pelatih. Tim Sherwood hadir menggantikannya. Sayangnya, performa Tottenham tak kunjung membaik sehingga mereka hanya bisa finis di posisi ke-6 pada klasemen akhir EPL 2013/2014. Pada musim tersebut, Tottenham menorehkan 21 kemenangan, 6 imbang, dan 11 kekalahan sepanjang musim dan gagal lolos ke Liga Champions.

Baca Juga: 5 Klub Big Six EPL Tunjuk Kapten Anyar untuk 2023/2024

2. Everton mendadak jadi klub kaya, tetapi tidak mampu memaksimalkan dana transfer secara tepat

7 Klub EPL yang Alami Musim Buruk Pasca Belanja Banyak PemainEverton 2017/2018 (premierleague.com)

Everton muncul sebagai klub yang mengejutkan pada bursa transfer musim panas 2017 dan musim dingin 2018. The Toffees mendapatkan dana melimpah dari pemilik baru, Farhad Moshiri, yang merupakan pengusaha kaya asal Iran yang membeli saham mayoritas Everton pada 2016. Everton menghabiskan dana sebesar 140 juta pounds atau sekitar Rp2,3 triliun untuk mendatangkan sembilan pemain baru. Di antara pemain-pemain yang bergabung, termasuk Jordan Pickford dari Sunderland, Michael Keane dari Burnley, Theo Walcott dari Arsenal, dan memulangkan Wayne Rooney dari Manchester United.

Meski begitu, Everton gagal meraih hasil memuaskan selama paruh pertama musim 2017/2018. Klub asal Merseyside itu bahkan tergelincir ke zona degradasi dengan hanya mengumpulkan 8 poin hasil dari 2 kemenangan, 2 imbang, dan 6 kekalahan pada Oktober 2017. Alhasil, Ronald Koeman kehilangan posisinya sebagai pelatih utama. Ia kemudian digantikan oleh Sam Allardyce.

Pelatih yang sering disapa Big Sam itu akhirnya menyelamatkan musim Everton dengan finis di posisi ke-8 klasemen EPL dengan catatan 13 kemenangan, 10 imbang, dan 15 kekalahan. Meski begitu, pencapaian ini tidak sesuai dengan apa yang ditargetkan oleh pemilik klub, Moshiri, yaitu finis di posisi enam besar agar lolos ke kompetisi Eropa. Maka dari itu, kontrak Allardyce tidak diperpanjang untuk musim selanjutnya.

3. Fulham sudah belanja banyak pemain, tetapi malah terdegradasi pada akhir musim 2018/2019

7 Klub EPL yang Alami Musim Buruk Pasca Belanja Banyak PemainAndre Schurrle (fulhamfc.com)

Fulham yang kala itu baru saja promosi ke EPL melakukan penyegaran dalam skuadnya sebagai bentuk persiapan menghadapi musim 2018/2019. The Cottagers menghabiskan uang sebesar 100 juta pound sterling atau Rp2 triliun untuk mendatangkan belasan pemain baru. Beberapa nama besar pun hadir ke klub asal London barat itu, mulai dari Andre Schurrle dari Borussia Dortmund, Aleksandar Mitrovic dari Newcastle United, dan Ryan Babel dari Galatasaray.

Sayangnya, para pemain baru tersebut mengalami kesulitan beradaptasi dengan baik terhadap skema permainan yang diterapkan oleh pelatih Slavisa Jokanovic. Performa buruk Fulham akhirnya mengakibatkan Jokanovic dipecat dan digantikan oleh Claudio Ranieri, pelatih yang sebelumnya berhasil meraih gelar EPL bersama Leicester City pada 2015/2016. Akan tetapi, situasi di klub yang tidak kondusif serta hilangnya motivasi para pemain menyebabkan performa Fulham makin memburuk. The Cottagers akhirnya menelan pil pahit kembali degradasi setelah hanya finis di posisi ke-19 dengan raihan 26 poin hasil dari 7 kali kemenangan, 5 imbang, dan 26 kekalahan.

4. Arsenal tampil kurang memuaskan meskipun cukup jor-joran dalam bursa transfer 2019

7 Klub EPL yang Alami Musim Buruk Pasca Belanja Banyak PemainDani Ceballos (arsenal.com)

Usai menjadi runner-up UEFA Europe League 2018/2019, Arsenal bersama pelatih Unai Emery bergerak aktif pada bursa transfer musim panas 2019. The Gunners langsung menghabiskan dana sebesar 140 juta pound sterling atau sekitar Rp2,7 triliun untuk mendatangkan pemain-pemain baru. Para pemain baru tersebut, antara lain Nicolas Pepe dari Lille, David Luiz dari Chelsea, Gabriel Martinelli dari Ituano, dan Dani Ceballos dari Real Madrid.

Dengan investasi sebesar itu, manajemen Arsenal menargetkan finis di empat besar untuk meraih tiket ke Liga Champions musim berikutnya. Sayang, performa Arsenal tidak menunjukkan konsistensi yang diharapkan selama paruh pertama musim 2019/2020. Akibatnya, manajemen mengambil keputusan untuk mengganti Unai Emery dengan Mikel Arteta sebagai pelatih tim utama. 

Namun, performa Arsenal tidak membaik pada paruh kedua musim 2019/2020. Akhirnya, The Gunners hanya mampu finis di peringkat ke-8 klasemen akhir dengan catatan 14 kemenangan, 14 imbang, dan 10 kekalahan. Meski begitu, Arteta setidaknya mampu menorehkan prestasi dengan menggondol gelar juara Piala FA sekaligus lolos ke UEFA Europe League secara otomatis.

Baca Juga: 5 Rekrutan Baru EPL yang Digaet Lebih Mahal dari Harga Pasaran

5. Manchester United tampil mengecewakan meski mendatangkan Cristiano Ronaldo pada 2021/2022

7 Klub EPL yang Alami Musim Buruk Pasca Belanja Banyak PemainCristiano Ronaldo (manutd.com)

Manchester United melakukan gebrakan menggemparkan pada musim panas 2021. Pasalnya, selain membeli dua pemain bintang pada diri Jadon Sancho dan Raphael Varane dengan harga mahal, The Red Devils juga memulangkan mantan bintangnya, Cristiano Ronaldo, dari Juventus. Kehadiran tiga pemain baru tersebut menghabiskan biaya 140 juta pounds atau Rp2,7 triliun.

Kembalinya Ronaldo menghidupkan optimisme di kalangan fans. Mereka berharap timnya sanggup bersaing dengan Manchester City dan Liverpool di papan atas EPL. Kenyataannya, MU gagal menampilkan performa terbaik. Mereka malah menderita rentetan hasil buruk sampai paruh pertama musim 2021/2022. Akibatnya, Ole Gunnar Solksjaer dipecat dari posisinya sebagai pelatih untuk digantikan dengan Ralf Rangnick.

Kedatangan Rangnick menumbuhkan harapan baru bagi para fans karena MU dilatih oleh sosok yang disebut-sebut sebagai gurunya gegenpressing. Sayangnya, performa MU tetap tak memuaskan hingga akhir musim 2021/2022. The Red Devils akhirnya finis di posisi ke-6 klasemen akhir EPL dengan catatan 16 kemenangan, 8 imbang, dan 14 kekalahan.

6. Nottingham Forest nyaris mengikuti jejak Fulham yang tampil buruk sepanjang musim setelah membeli banyak pemain baru

7 Klub EPL yang Alami Musim Buruk Pasca Belanja Banyak PemainJesse Lingard (nottinghamforest.co.uk)

Kembalinya Nottingham Forest ke EPL setelah sekian lama membuat manajemen klub melakukan pembenahan serius pada skuad demi memuluskan ambisi bertahan dan bersaing di papan tengah klasemen. Tidak tanggung-tanggung, Forest menghabiskan dana sebesar 165,5 juta pound sterling atau sekitar Rp3,1 triliun untuk merekrut 29 pemain baru. Pergerakan ini mencakup pembelian permanen serta peminjaman pada bursa transfer musim panas 2022 dan Januari 2023. Beberapa nama besar yang bergabung, antara lain Jesse Lingard dari Manchester United, Renan Lodi dari Atletico Madrid, hingga Keylor Navas dari PSG.

Sayang, performa Forest jauh dari kata memuaskan sepanjang musim 2022/2023. Klub tersebut terpaksa berjuang keras untuk menghindari zona degradasi. Skuad asuhan Steve Cooper tersebut hanya berhasil finis di posisi ke-16 dengan torehan 9 kali kemenangan, 11 imbang, dan 18 kekalahan. Walau begitu, manajemen memutuskan untuk tetap mempertahankan Cooper hingga sekarang.

7. Chelsea tampil lawak meskipun sudah membeli belasan pemain bahkan ada yang harganya mencapai lebih dari 100 juta pound sterling

7 Klub EPL yang Alami Musim Buruk Pasca Belanja Banyak PemainKalidou Koulibaly (chelseafc.com)

Chelsea di bawah pemilik baru, Todd Boehly, memiliki ambisi besar mendominasi sepak bola Inggris sekaligus Eropa. Chelsea di era Boehly telah menginvestasikan dana besar yang nilainya mencapai 546 juta pound sterling atau 10,5 triliun rupiah untuk membeli 18 pemain baru. Investasi tersebut termasuk pembelian permanen dan pinjaman pada bursa transfer musim panas 2022 dan musim dingin 2023. Chelsea bahkan memecahkan rekor transfer klub dengan membeli Enzo Fernandez dari Benfica seharga 107 juta pound sterling atau Rp1,97 triliun, serta Mykhailo Mudryk dari Shakhtar Donetsk sebesar 89 juta pound sterling atau Rp1,7 triliun. Selain keduanya, transfer masuk beberapa nama lain, seperti Raheem Sterling dari Manchester City, Pierre-Emerick Aubameyang dari Barcelona, dan Marc Cucurella dari Brighton & Hove Albion juga ikut bikin pengeluaran klub membengkak.

Namun, performa Chelsea sungguh mengecewakan sepanjang musim 2022/2023. The Blues kesulitan menampilkan pola permainan yang , kerja sama antarpemain yang tidak padu, belum lagi soal situasi ruang ganti tidak kondusif yang berdampak pada hasil-hasil buruk Chelsea di kompetisi domestik maupun Liga Champions. Bahkan, manajemen Chelsea melakukan 2 kali pergantian pelatih dalam satu musim yang sama. Thomas Tuchel dipecat untuk mempersilakan Graham Potter mengambil alih nakhoda. Tak berlangsung lama, Potter pun lengser untuk kemudian digantikan oleh Frank Lampard. Akhirnya, Chelsea finis di peringkat ke-12 klasemen akhir EPL dengan raihan 44 poin hasil dari 11 kali menang, 11 imbang, dan 16 kekalahan. Selain itu, rekor gol The Blues juga sangat mengecewakan. Sepanjang musim kompetisi liga mereka hanya mencetak 38 gol sementara kebobolan 47 kali.

Ketujuh klub EPL di atas telah menggambarkan betapa pentingnya mengelola dana transfer lebih cerdas, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kehadiran pemain bintang juga tak jadi jaminan sebuah klub akan sukses secara instan. Khusus untuk Chelsea, mereka kembali jor-joran dalam bursa transfer musim panas 2023. Sejauh ini, The Blues sudah menghabiskan dana sebesar 345,9 juta pound sterling atau Rp6,6 triliun untuk mendatangkan sederet nama pemain muda potensial, mulai dari Moises Caicedo, Romeo Lavia, hingga Axel Disasi. Menarik menilik bagaimana pencapaian Chelsea di bawah arahan Mauricio Pochettino dengan sederet pemain barunya musim ini. Akankah ada peningkatan atau malah stagnan?

Baca Juga: 5 Penggawa Chelsea yang Dipinjamkan pada Musim Panas 2023, Ada Ziyech 

Audi Rahmantio Photo Verified Writer Audi Rahmantio

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya