5 Pelatih yang Sukses Bareng Klub, tetapi Gagal di Timnas

Kebanyakan dari mereka gagal total di timnas

Prestasi seorang pelatih ketika menangani klub tidak bisa menjadi jaminan kesuksesan ketika melatih tim nasional (timnas) suatu negara. Bahkan, untuk melatih timnas negara kelahirannya pun bisa saja gagal. Pasalnya, timnas dan klub memiliki lingkungan serta tuntutan yang berbeda.

Beberapa pelatih top dunia yang meraih banyak trofi saat melatih klub sering kali menemui kegagalan saat menjadi pelatih timnas. Faktor-faktor seperti perbedaan metode latihan, lingkungan, dan tuntutan menjadi alasan yang mendasari kegagalan para pelatih top dunia tersebut. Misalnya adalah lima pelatih top dunia ini yang memiliki reputasi sebagai pelatih top dunia, tetapi gagal saat melatih timnas suatu negara. 

1. Kevin Keegan tidak bisa mengangkat prestasi Timnas Inggris di Euro 2000

5 Pelatih yang Sukses Bareng Klub, tetapi Gagal di TimnasKevin Keegan (uefa.com)

Kevin Keegan memang tidak meraih trofi bergengsi bersama Newcastle United selama periode 1992--1997. Akan tetapi, ia sanggup mengangkat Newcastle ke papan atas English Premier League (EPL) dengan finis sebagai runner up pada 1995/1996 dan 1996/1997. Berkat pencapaian itu, Keegan akhirnya ditunjuk sebagai pelatih Timnas Inggris menggantikan Glenn Hoodle pada Februari 1999.

FA berharap reputasi Keegan dapat mengangkat prestasi The Three Lions di Euro 2000. Akan tetapi, Keegan malah tidak mampu membawa Inggris lolos dari fase grup. Inggris hanya menang sekali atas Jerman dan kalah 2 kali atas Portugal dan Romania. Keegan menerima pemecatan dari FA setelah kalah 0-1 atas Jerman dalam pertandingan pertama kualifikasi Piala Dunia 2002.

2. Giovanni Trappatoni minim prestasi bersama Timnas Italia dan Republik Irlandia

5 Pelatih yang Sukses Bareng Klub, tetapi Gagal di TimnasGiovanni Trappatoni (uefa.com)

Giovanni Trappatoni dikenal sebagai pelatih yang memiliki segudang prestasi di level klub. Ia memenangkan 6 titel juara Serie A, 2 Coppa Italia, serta dua kali meraih gelar juara Liga Champions Eropa dan Piala UEFA. Trappatoni juga mampu membawa Bayern Muenchen memenangkan titel juara Bundesliga, DFB Pokal, dan Piala Liga Jerman.

Sayangnya, ia tidak mampu berprestasi ketika menangani Timnas Italia pada periode 2000-2004. Trappatoni bersama Gli Azzuri dikalahkan oleh Korea Selatan 2-1 pada babak 16 besar Piala Dunia 2002. Pelatih yang kini berusia 84 tahun itu juga tidak mampu lolos dari fase grup Euro 2004. Parahnya lagi, Italia hanya mencetak 3 gol pada ajang tersebut.

Trappatoni kembali menemui kegagalan ketika melatih Timnas Republik Irlandia. Ia tidak berhasil meloloskan Timnas Republik Irlandia ke dua ajang Piala Dunia pada 2010 dan 2014. Trappatoni juga mencatatkan rekor yang kurang mengesankan selama melatih Timnas Irlandia selama 5 tahun. Menurut Transfermarkt, ia menorehkan 26 kemenangan, 22 imbang, dan 16 kekalahan dari 64 pertandingan bersama Timnas Irlandia.

Baca Juga: 6 Pemain Andalan Roberto Mancini Selama Melatih Timnas Italia

3. Luis Enrique tidak mampu meraih gelar juara bersama Timnas Spanyol

5 Pelatih yang Sukses Bareng Klub, tetapi Gagal di TimnasLuis Enrique (fifa.com)

Luis Enrique menorehkan prestasi yang luar biasa bersama Barcelona. Ia sukses meraih treble winners pada 2014/2015. Selain itu, ia mampu secara konsisten memenangkan trofi, seperti gelar juara La Liga pada 2015/2015, Copa Del Rey 2015-2017, Piala Super Eropa 2015/2016, dan Piala Super Spanyol 2016/2017. Dengan pencapaian tersebut, Enrique diharapkan mampu membawa kejayaan kepada Timnas Spanyol ketika resmi menjadi pelatih pada November 2019.

Sayangnya, Enrique tidak mampu menghadirkan satu pun trofi bergengsi untuk La Furia Roja. Pencapaian terbaiknya adalah melangkah sampai semifinal Euro 2020. Enrique juga gagal membawa Spanyol meraih Piala Dunia 2022 setelah kalah telak 0-3 dari Maroko pada babak 16 besar. Akibatnya, federasi sepak bola Spanyol (RFEF) memecat Enrique dan posisinya digantikan oleh pelatih Timnas Spanyol U-21, Luis de la Fuente. Kini, Enrique kembali melatih di level klub bersama Paris Saint-Germain (PSG).

4. Fabio Capello gagal total bersama Timnas Inggris dan Rusia

5 Pelatih yang Sukses Bareng Klub, tetapi Gagal di TimnasFabio Capello (uefa.com)

Fabio Capello termasuk salah satu manajer top Eropa yang meraih banyak kesuksesan bersama klub-klub besar, seperti AC Milan, AS Roma, dan Real Madrid. Ia telah memenangi 5 titel juara Serie A, 2 gelar juara LaLiga, dan satu Liga Champions sepanjang kariernya sebagai pelatih klub. Reputasinya yang mentereng itu menjadi alasan utama Football Association (FA) menunjuknya sebagai pelatih Timnas Inggris. Capello diharapkan dapat mengembalikan prestasi Inggris setelah tidak lolos ke putaran final Euro 2008.

Akan tetapi, Capello menemui berbagai masalah selama melatih Timnas Inggris. Salah satunya keterbatasan pilihan pemain lokal. Ia bersama pasukan The Three Lions tersingkir secara memalukan dari Piala Dunia 2010 setelah kalah 4-1 dari Jerman. Ia akhirnya memutuskan mengundurkan diri setelah FA mencopot ban kapten dari John Terry sebelum berkonsultasi dengannya pada November 2011.

Capello juga gagal ketika menangani Timnas Rusia. Hasil-hasil buruk selama babak kualifikasi Euro 2016 menjadi penyebab utama Capello dipecat oleh federasi sepak bola Rusia. Ia menelan 5 kekalahan, mencatatkan 11 hasil seri, dan hanya 17 kali menang dari 33 pertandingan selama menangani Timnas Russia selama periode 2012--2015.

5. Hansi Flick kesulitan mengangkat prestasi Timnas Jerman

5 Pelatih yang Sukses Bareng Klub, tetapi Gagal di TimnasHansi Flick (dfb.de)

Hansi Flick berhasil mencatat sejarah bersama Bayern Muenchen. Ia menjadi manajer kedua di dunia yang mampu meraih 6 gelar juara atau sextuple dalam setahun pada 2020. Sebelumnya, ada Pep Guardiola yang terlebih dahulu meraih sextuple bersama Barcelona pada 2009.

Flick lalu menerima tawaran untuk menangani Timnas Jerman setelah kontraknya bersama Bayern Muenchen berakhir. DFB dan seluruh fans Timnas Jerman percaya kepada Flick untuk mengangkat prestasi Der Panzer yang gagal total di Piala Dunia 2018 dan Euro 2020. Apalagi, Flick pernah menjadi asisten Joachim Loew, pelatih Timnas Jerman sebelumnya, ketika menjuarai Piala Dunia 2014.

Sayangnya, beban ekspektasi itu tidak mampu Flick jawab dengan performa di atas lapangan. Ia bersama Timnas Jerman kembali tersingkir di babak fase grup Piala Dunia 2022. Selain itu, hasil-hasil buruk Der Panzer dalam beberapa laga uji coba juga makin memperburuk situasi. Maka dari itu, DFB memutuskan untuk memecat Flick dari kursi pelatih hanya setahun sebelum menjadi tuan rumah Euro 2024.

Kelima pelatih di atas membuktikan bahwa melatih Timnas bukan hal yang mudah. Para pelatih tersebut tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan timnya menjelang keikutsertaan dalam turnamen besar. Selain itu, ketersediaan pemain yang terbatas juga menjadi salah satu tantangan besar bagi pelatih timnas. Itulah beberapa faktor yang membuat para pelatih papan atas Eropa tidak berhasil meraih prestasi ketika melatih timnas.

Baca Juga: Melihat Perjalanan Hansi Flick bersama Timnas Jerman

Audi Rahmantio Photo Verified Writer Audi Rahmantio

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya