5 Bek Tengah U-20 yang Digaet Real Madrid sejak 1999

Meski musim 2024/2025 belum selesai, Real Madrid sudah mengumumkan satu pemain baru untuk menyambut musim 2025/2026. Pada 17 Mei 2025, Los Blancos menyatakan telah berhasil mendapatkan Dean Huijsen dari AFC Bournemouth.
Bagi Huijsen, transfer ini membuatnya masuk daftar istimewa. Sejak 1999, ia menjadi bek tengah U-20 kelima yang direkrut Real Madrid.
1. Real Madrid rela menebus harga pelepasan Dean Huijsen (20 tahun) yang tinggi
Real Madrid mengalami krisis bek tengah sepanjang 2024/2025. Eder Militao, Antonio Ruediger, dan David Alaba sebagai pilihan utama secara bergantian diserang cedera. Untuk mengakali kekurangan, Carlo Ancelotti akhirnya memasang pemain di posisi lain untuk mengisi tempat tersebut. Salah satunya adalah Aurelien Tchouameni yang merupakan seorang gelandang.
Namun, solusi dadakan tersebut terbukti tidak selalu jitu. Kondisi ini bahkan berakibat fatal karena menjadi salah satu faktor terbesar mereka mengalami nirgelar mereka. Manajemen klub pun sangat menyadari permasalahan yang ada. Mereka lantas bergerak cepat dengan mengamankan jasa Dean Huijsen dari AFC Bournemouth pada 17 Mei 2025. Pemain setinggi 1,97 meter itu diboyong begitu awal agar bisa tampil di Piala Dunia Antarklub 2025.
Urgensi seorang palang pintu anyar bahkan tampak pula dari proses transfer yang dilakukan Real Madrid dalam mendapatkan Huijsen. Mereka tidak banyak bernegosiasi dengan The Cherries karena memilih untuk langsung membayar harga pelepasan sang pemain yang berada di angka 50 juta poundsterling (Rp1,095 triliun). Sosok yang lahir di Belanda tetapi membela Timnas Spanyol itu pun resmi menjadi bek paling mahal dalam sejarah Real Madrid.
Huijsen memang menjadi incaran banyak klub besar karena penampilannya yang mengesankan sepanjang 2024/2025. Pemain yang lahir pada 14 April 2005 tersebut berhasil mengatasinya kerasnya English Premier League (EPL) meski baru bermain untuk pertama kali di kompetisi ini. Kemampuannya dalam bertahan dan ketenangannya dalam menguasai bola seakan tidak menunjukkan bahwa dirinya masih berusia 20 tahun. Selain itu, Huijsen juga cukup produktif karena sudah mencetak 3 gol dan 1 assist per 19 Mei 2025.
2. Jesus Vallejo (18 tahun) gagal bersinar bersama Real Madrid
Real Madrid menaruh harapan yang besar kepada Jesus Vallejo. Mereka memproyeksikannya sebagai bek tengah masa depan. Intensi tersebut tampak dari kesediaan mereka untuk membelinya dari Real Zaragoza dengan harga sekitar 5 juta euro (Rp86 miliar) pada awal 2015/2016. Nilai itu terbilang mahal mengingat sang pemain yang masih berusia 18 tahun dan berkiprah di Segunda Division Spanyol.
Sayangnya, ekspektasi tersebut tidak terpenuhi. Penggawa setinggi 1,84 meter ini tidak kunjung bisa meyakinkan siapa pun yang melatih Real Madrid untuk setidaknya memberinya kepercayaan menjadi pemain pelapis. Hasilnya, Vallejo pun sampai harus menjalani masa peminjaman di empat klub berbeda. Per 19 Mei 2025, ia tercatat cuma bermain 34 kali dengan seragam Real Madrid.
3. Raphael Varane (18 tahun) berhasil meraih kesuksesan di Real Madrid
Seperti Jesus Vallejo, Raphael Varane direkrut Real Madrid saat masih berusia 18 tahun dan tengah bermain di kompetisi kasta kedua. Namun, kisah akhir bek tengah asal Prancis ini sangat jauh berbeda. Ia berhasil menjadi legenda klub.
Varane dibeli Real Madrid dari RC Lens pada awal 2011/2012 dengan harga sekitar 11 juta euro (Rp191 miliar). Pada awalnya, pemain setinggi 1,91 meter ini memang harus bersabar untuk bisa menjadi pilihan utama. Namun, secara perlahan, ia mampu merebut status tersebut.
Pria yang lahir di Lille pada 23 April 1993 ini meninggalkan Real Madrid dengan koleksi 360 penampilan, 17 gol, dan 7 assist. Ia membantu mereka meraih 18 trofi dengan 4 di antaranya adalah piala Liga Champions Eropa dan 3 LaLiga Spanyol. Varane hengkang dari Real Madrid pada awal 2021/2022 untuk bergabung dengan Manchester United.
4. Sergio Ramos (19 tahun) berkembang menjadi legenda Real Madrid
Sergio Ramos merupakan salah satu talenta terbesar Spanyol saat mengukir debut bersama Sevilla pada 2004. Ia pun diincar banyak klub besar. Real Madrid menjadi pemenang setelah membelinya setahun kemudian dengan harga sekitar 27 juta euro (Rp469 miliar). Saat itu, pemain setinggi 1,84 meter ini masih berusia 19 tahun.
Pada awalnya, Ramos sebetulnya bermain sebagai bek kanan. Namun, ia bergeser ke dalam hingga berhasil menasbihkan diri menjadi salah satu bek tengah terbaik dalam sejarah. Pria asli Spanyol yang lahir pada 30 Maret 1986 ini berada di urutan keempat dalam daftar pemain yang paling sering membela Real Madrid (671 penampilan).
Sayangnya, Ramos tidak bisa menyempurnakan statusnya sebagai legenda Real Madrid dengan pensiun bersama mereka. Ia dilepas secara gratis kepada Paris Saint-Germain pada awal 2021/2022. Setelah 2 tahun berada di sana, Ramos pulang untuk membela Sevilla. Namun, di klub masa kecilnya itu, ia hanya bertahan semusim. Sejak Februari 2025, Ramos tercatat sebagai pemain klub Meksiko, Monterrey.
5. Julio Cesar (20 tahun) hanya membela Real Madrid selama semusim
Real Madrid merekrut Julio Cesar dari Real Valladolid pada awal 1999/2000. Saat itu, bek tengah yang lahir di Brasil tersebut masih berusia 20 tahun. Selama 3 musim membela Valladolid, Cesar memang tampil cukup mengesankan dengan mencatatakan 60 penampilan dan 4 gol di LaLiga.
Pada musim pertamanya membela Real Madrid, pemain setinggi 1,85 meter ini juga sebetulnya lumayan menjanjikan. Ia mendapat 32 kesempatan di seluruh kompetisi dan mencetak 1 assist. Namun, setelahnya, Real Madrid memilih untuk meminjamkannya kepada AC Milan dan Real Sociedad. Cesar pun dilepas secara gratis kepada Benfica pada 2001.
Empat bek tengah U-20 terakhir yang direkrut Real Madrid sebelum Dean Huijsen memiliki karier yang berbeda. Raphael Varande dan Sergio Ramos meraih kesuksesan, sedangkan Jesus Vallejo dan Julio Cesar mengalami kegagalan. Lantas, bakal seperti apa kisah Huijsen di klub raksasa Spanyol ini?