Keterlibatan Entitas Bisnis Amerika Serikat dalam Sepak Bola Eropa

Tak terbatas di liga elite saja

Berita akuisisi klub Wales, Wrexham AFC, oleh aktor kondang Hollywood, Ryan Reynolds dan mitranya, Rob McEllheney, mungkin terdengar mengejutkan. Nyatanya, metode ini bukan aktivitas baru nan spesial dalam sepak bola. Sejak 2000-an, investor asal Amerika Serikat sudah melihat potensi komersial dari sektor sepak bola Eropa, terutama Inggris. 

Data yang dihimpun CIES Sports Intelligence menunjukkan bahwa 9 dari 20 klub yang bermain di English Premier League 2023/2024 sebagian besar sahamnya dipegang oleh entitas bisnis asal Amerika Serikat. Empat di antaranya adalah tim The Big Six, yakni Arsenal (Kroenke Sports & Entertainment), Manchester United (Joel dan Avram Glazer), Chelsea (BlueCo), dan Liverpool (Fenway Sports Group). 

Tak hanya eksklusif di EPL, investor Amerika Serikat juga merambah liga-liga di bawahnya, mulai EFL Championship (Ipswich Town FC), EFL League One (Portsmouth FC), EFL League Two (Wrexham AFC), bahkan liga kasta kelima Inggris (Woking FC). Secara umum, investor Amerika juga melirik klub-klub lain di Eropa. Melansir data lain dari CIES Sports Intelligence, tampak bahwa jumlah saham klub Eropa yang dibeli investor Amerika relatif meningkat dari tahun 2014-2022.

Apa yang mendorong tren akuisisi ini? Apa pula dampak keterlibatan entitas bisnis Amerika Serikat untuk sepak bola Eropa?

1. Modal yang dibutuhkan untuk masuk ke Eropa lebih ringan ketimbang investasi di Amerika Serikat

Keterlibatan Entitas Bisnis Amerika Serikat dalam Sepak Bola EropaSejak 2020 AS Roma dimiliki The Friedkin Group. (instagram.com/asroma)

Salah satu alasan yang mendorong investor Amerika Serikat berbondong-bondong menanam modalnya di klub-klub Eropa adalah kemudahan akses. Melansir liputan Nancy Frostick dan Matt Slatter dari The Athletic, modal awal untuk berinvestasi di liga-liga Eropa lebih ringan dibanding investasi waralaba dalam negeri sendiri. Padahal, kontras dengan valuasinya yang tinggi, penghasilan dari klub sepak bola Amerika Serikat lebih rendah dibanding tim-tim Eropa. Ini bisa dijelaskan secara kasat mata mengingat klub-klub Eropa punya basis penggemar yang besar dan loyal, ditambah kualitas liga dan pemain yang superior.

Lebih jauh, James Lawrence dari Optus Sport mengamati pandemik COVID-19 sebagai pemicu kedatangan arus investor Amerika Serikat ke Eropa. Red Bird Capital yang punya mayoritas saham AC Milan dan Toulouse FC masuk ke Inggris lewat Liverpool saat klub itu mengalami kesulitan keuangan saat pandemik. Sama halnya dengan AS Roma yang pada 2020 mengumumkan bahwa sebagian besar saham mereka dipegang Friedkin Group. 

Pengamatan konsultan bisnis khusus olahraga, Football Benchmark menemukan bahwa sejak 2020 keterlibatan entitas bisnis asal Amerika Serikat di Eropa menguat karena melemahnya pebisnis China akibat guncangan pandemik. Mereka memperkirakan investor Amerika Serikat memegang saham 12 tim yang bermain di liga kasta pertama Inggris, Italia, dan Prancis atau sekitar seperlimanya. 

Baca Juga: Drama Kepindahan Arsen Zakharyan ke Real Sociedad

2. Sepak bola Eropa lebih menguntungkan secara komersial

Keterlibatan Entitas Bisnis Amerika Serikat dalam Sepak Bola Eropapemain Ipswich Town (instagram.com/ipswichtown)

Ada satu hal lagi yang membuat tim sepak bola Eropa lebih memikat, yakni keberadaan sistem promosi dan relegasi. Satu hal yang absen dalam Major League Soccer (MLS) dan liga-liga di bawahnya. Sadar atau tidak keberadaan sistem itu membuka celah untuk upaya komersialisasi. Model bisnisnya, bangun tim kecil dan pertontonkan bagaimana mereka berproses. 

Contoh paling mudah adalah proses akuisisi Wrexham AFC oleh dua aktor Hollywood pada 2020 yang diliput dan dijadikan docuseries. Cerita heroik Reynolds dan McElhenney membangun Wrexham menarik jutaan pasang mata untuk menonton. Bahkan, serial yang bertajuk Welcome to Wrexham itu tayang selama 2 musim (16 episode) dan menyabet 6 nominasi Emmy. 

Formula itu juga dipakai perusahaan Gamechanger 20 dengan membeli Ipswich Town FC pada 2021. Beda dengan Reynolds dan McEllheney, beberapa pentolan Gamechanger 20 sudah berpengalaman di sektor olahraga dengan catatan kepemilikan atas tim sepak bola Phoenix Rising. Perjalanan Ipswich sejak diakuisisi perusahaan asal Amerika Serikat itu tak kalah progresif. Mereka berhasil jadi runner-up EFL League One 2022/2023, menang play-off, dan berhak promosi ke EFL Championship 2023/2024. 

3. Efeknya mulai terlihat lewat upaya-upaya komersialisasi masif di sana-sini

Keterlibatan Entitas Bisnis Amerika Serikat dalam Sepak Bola Eropapemain Manchester United (instagram.com/manchesterunited)

Kehadiran entitas bisnis Amerika Serikat jelas berdampak. Salah satunya terlihat dari kemunculan wacana penyelenggaraan European Super League, sebuah turnamen sepak bola elite yang dirancang dengan model closed-system league atau liga tertutup. Wacana ini muncul pertama kali pada 2021 dan rencananya akan melibatkan 12 klub elite asal Inggris, Italia, dan Spanyol. Beberapa dari klub itu sudah diakuisisi atau melibatkan entitas bisnis Amerika Serikat, yakni Manchester United, Arsenal, Liverpool, dan AC Milan. 

Marc Edelman dari Forbes berargumen kalau closed-system league yang hendak direalisasikan itu mirip dengan sistem liga yang sudah ada di Amerika Serikat, yakni keanggotaannya permanen. Kestabilan ini memang tidak menarik untuk fans, tetapi terbukti menguntungkan pemilik klub. Dengan modal stabilitas itu, tim bisa memperkuat dan mengembangkan branding mereka serta dapat jaminan tambahan jumlah laga per musim. Keanggotaan permanen yang terbatas juga akan mendorong melekatnya label langka atau spesial pada tim-tim tertentu. Perlahan tapi pasti, semua hal itu akan mendongkrak valuasi sebuah klub. 

Kehadiran mereka juga bisa dibilang momok untuk suporter klub yang memegang aliran konservatif atau tradisional. Manchester United yang tak pernah berhutang sejak 1931 mendadak terbebani hutang karena keputusan Keluarga Glazers selaku pemilik baru. Begitu pun Chelsea yang dianggap kehilangan stabilitas dalam tim gara-gara keputusan Todd Boehly dkk. yang royal belanja pemain dan mengganti pelatih. 

Terlepas dari pro dan kontra kehadiran investor Amerika Serikat, fenomena ini sulit dibendung. Dengan keuntungan yang menjanjikan dan pelonggaran regulasi kerja sama ekonomi global, mau tak mau penggemar bakal menyaksikan lebih banyak investasi transnasional dalam sepak bola. 

Baca Juga: 6 Pemain Muda yang Dibeli Chelsea pada Era Kepemilikan Todd Boehly

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya