4 Eks Bintang Inter Milan yang Tidak Pernah Tampil di Final UCL

Nama pertama adalah Dennis Bergkamp, playmaker legendaris Timnas Belanda dan Arsenal. Sepanjang kariernya, Bergkamp hanya membela tiga klub besar Eropa, yaitu Ajax Amsterdam, Inter Milan, dan Arsenal. Sayangnya, dari ketiga klub Eropa tersebut, tidak satupun yang berhasil dibawanya tampil ke final Liga Champions Eropa.

Saat memperkuat Inter Milan pada 1993 hingga 1995, Bergkamp bahkan tidak pernah bermain di Liga Champions. Akan tetapi, kesempatan emas untuk bermain di final baru terwujud ketika berseragam Arsenal. Momen tersebut terjadi pada 2006, saat The Gunners berhasil menembus partai puncak UCL dan berhadapan dengan Barcelona. Sayangnya, Arsene Wenger memilih untuk tidak memainkan Bergkamp sama sekali, meskipun ia tersedia di bangku cadangan.

Fabio Cannavaro merupakan salah satu bek tengah terbaik yang pernah dimiliki oleh Inter Milan. Selain Inter, Cannavaro juga sempat membela sejumlah klub besar Eropa lainnya, termasuk Parma, Juventus, dan Real Madrid. Sebagai pemain bintang, kariernya dipenuhi dengan berbagai prestasi, termasuk menjuarai Piala Dunia 2006 dan meraih Ballon d’Or pada tahun yang sama. 

Akan tetapi, terdapat satu pencapaian yang selalu gagal ia raih, yaitu tampil di partai final Liga Champions Eropa. Ketika masih membela Inter Milan, peluang terbaiknya untuk mencapai final Liga Champions hadir pada musim 2002/2003, saat Nerazzurri berhasil melaju hingga babak semifinal. Sayangnya, Inter disingkirkan oleh AC Milan akibat kalah dalam aturan gol tandang.

Setelah meninggalkan Inter, Cannavaro melanjutkan kariernya dengan membela Juventus dan Real Madrid. Sayangnya, ia tidak pernah lagi berhasil melangkah lebih jauh dari babak perempat final. Hingga pensiun pada 2012, Cannavaro tidak pernah sama sekali bermain di partai final Liga Champions Eropa.

Zlatan Ibrahimović merupakan seorang penyerang kelas dunia yang pernah membela tujuh klub besar Eropa. Sepanjang kariernya, ia telah memperkuat sejumlah tim papan atas, termasuk Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, FC Barcelona, AC Milan, Paris Saint-Germain (PSG), dan Manchester United. Secara keseluruhan, Ibrahimovic telah tampil dalam 124 pertandingan di Liga Champions Eropa dan berhasil mencetak 48 gol.

Sayangnya, pemain berjuluk Ibra ini hanya mampu mencapai babak semifinal Liga Champions satu kali. Kesempatan terbaiknya datang pada musim 2009/2010 ketika ia berseragam Barcelona. Namun, ironisnya, Barcelona harus tersingkir oleh Inter Milan, klub yang baru saja ditinggalkan oleh Ibrahimovic.

Pada musim 2022/2023, Ibrahimovic juga memiliki peluang untuk kembali tampil di babak semifinal saat membela AC Milan. Akan tetapi, cedera panjang yang dialaminya pada musim tersebut Zlatan tidak bisa berkontribusi. Hingga pensiun pada 2023, Zlatan Ibrahimovic tidak sekalipun merasakan atmosfer final Liga Champions Eropa.

Ronaldo Nazario dikenal sebagai salah satu striker terbaik sepanjang masa dengan segudang trofi mentereng. Sepanjang karier sepak bolanya, ia berhasil meraih dua Ballon d’Or, dua Piala Dunia, serta berbagai gelar juara bergengsi lainnya di Spanyol dan Italia. Akan tetapi, trofi Liga Champions Eropa justru tidak pernah menjadi bagian dari raihan prestasinya.

Kesempatan paling dekat untuk meraih trofi Liga Champions terjadi pada 2002/2003 ketika membela Real Madrid. Kala itu, Los Blancos sukses melaju hingga babak semifinal. Namun, sayangnya, langkah Ronaldo menuju final terhenti setelah dikalahkan oleh Juventus. Nasib serupa kembali dialami R9. Pada 2006/2007, AC Milan, tim yang diperkuatnya saat itu, berhasil menjadi juara. Sayangnya, Ronaldo tidak didaftarkan dalam skuad karena baru bergabung pada pertengahan musim.

Bermain di partai puncak Liga Champions Eropa jelas bukanlah perkara mudah. Pengalaman pahit yang dialami empat eks bintang Inter Milan di atas membuktikan bahwa status pemain top tidak bisa menjadi garansi untuk tampil di final. Bagi Dennis Bergkamp, Fabio Cannavaro, Zlatan Ibrahimovic, dan Ronaldo Luis Nazario de Lima, atmosfer bermain di laga final Liga Champions Eropa tetap menjadi sebuah pengalaman yang belum pernah mereka rasakan.