Eliesse Ben Seghir, si Pangeran Kecil Pengganti Wirtz di Leverkusen

- Bayer Leverkusen mendatangkan Eliesse Ben Seghir dari AS Monaco dengan harga 32 juta euro atau Rp615 miliar, sebagai bagian proyek jangka panjang klub.
- Ben Seghir tampil impresif sejak debutnya di Ligue 1 Prancis bersama AS Monaco, mencetak brace dalam pertandingan perdananya dan menjadi pemain inti di lini depan pada musim 2024/2025.
- Memilih membela Timnas Maroko, Ben Seghir memiliki kemampuan teknis di atas rata-rata dan kreatif seperti Florian Wirtz, serta diprediksi menggantikan posisi Wirtz di Bayer Leverkusen.
Bayer Leverkusen mendatangkan talenta muda asal Maroko, Eliesse Ben Seghir, pada detik-detik akhir penutupan bursa transfer musim panas 2025. Jebolan akademi AS Monaco itu ditebus dengan harga 32 juta euro atau Rp615 miliar. Ben Seghir yang masih berusia 20 tahun akan menjadi bagian proyek jangka panjang klub.
Gaya permainannya yang dinamis dan kreatif membuatnya diproyeksikan menggantikan Florian Wirtz. Ben Seghir sendiri mendapat julukan Si Pangeran Kecil Maroko usai menampilkan performa apik baik bersama AS Monaco maupun Timnas Maroko. Kehadirannya diharapkan dapat memberikan kreativitas di lini serang Bayer Leverkusen.
Berikut profil lengkap dan rekam jejak karier Eliesse Ben Seghir.
1. Terinspirasi dari kakaknya untuk berkarier sebagai pesepak bola
Eliesse Ben Seghir lahir di Saint-Tropez, Prancis, pada 16 Februari 2005. Ia dibesarkan oleh orang tuanya yang memiliki darah asli Maroko. Ben Seghir memiliki mimpi menjadi pesepak bola setelah terinspirasi dari sang kakak, Salim. Dilansir Goal, ia menceritakan saat masih kecil sering mengikuti Salim Ben Seghir berlatih, bertanding, dan menjalani trial. Pengalaman tersebut membuat Eliesse ingin mengikuti jejak kakaknya.
Ia memulai perjalanan kariernya sebagai pesepak bola ketika masuk akademi lokal, SC Cogolinois saat masih berusia 5 tahun. Ben Seghir kemudian pindah ke Frejus St-Raphael, klub amatir yang pernah melahirkan eks pemain Timnas Prancis, Adil Rami. Kemampuan teknisnya mengundang perhatian sejumlah klub besar di Prancis, salah satunya OGC Nice. Sang kakak, Salim, sudah bergabung duluan dengan tim muda Nice. Sayangnya, Nice menilai Eliesse terlalu kecil dan lemah sehingga gagal lolos seleksi.
Setelah ditolak Nice, Eliesse kembali ke Frejus St-Raphael dan kembali menarik atensi klub besar Prancis, kali ini AS Monaco. Ia diundang untuk menjalani trial di akademi AS Monaco dan menunjukkan kemampuan teknisnya dengan apik. Eliesse akhirnya bergabung dengan akademi AS Monaco dan mendapat kontrak profesional pertamanya saat masih berusia 17 tahun. Sementara itu, Nice terbukti membuat keputusan keliru ketika lebih memilih Salim ketimbang Eliesse. Sebab, Salim gagal menembus tim utama Nice maupun Olympique Marseille dan kini membela klub papan bawah liga utama Swiss, Neuchatel Xamax.
2. Tampil impresif sejak debutnya di Ligue 1 Prancis bersama AS Monaco
Eliesse Ben Seghir melakoni debutnya bersama AS Monaco dalam kemenangan 3-2 atas AJ Auxerre pada pekan ke-16 Ligue 1 Prancis pada 28 Desember 2022. Ia masuk menggantikan Wissam Ben Yedder saat memasuki babak kedua. Hebatnya lagi, Ben Seghir langsung mencetak brace dalam pertandingan perdananya itu pada menit ke-58 dan 85. Ia kala itu masih berusia 17 tahun 10 bulan 12 hari. Ben Seghir mengukir rekor sebagai pencetak brace termuda dalam sejarah Ligue 1.
Selain itu, ia menorehkan catatan apik lainnya sebagai pemain termuda kedua AS Monaco kala debut di Liga Europa (UEL). Ia ketika itu menggantikan Kevin Volland pada menit ke-90. Ben Seghir masih berusia 17 tahun 8 bulan dan 18 hari, hanya kalah dari Kylian Mbappe yang debut di UEL saat usianya menginjak 16 tahun 11 bulan 20 hari.
Puncaknya, ia menjadi pemain inti di lini depan AS Monaco pada 2024/2025. Ben Seghir mencetak 9 gol dan 4 assist dalam 46 pertandingan di berbagai ajang. Secara keseluruhan, ia menorehkan 15 gol dan 9 assist dari 85 penampilan di semua kompetisi bersama AS Monaco pada 2022--2025.
3. Memilih Timnas Maroko dan sukses meraih medali perunggu pada Olimpiade 2024
Eliesse Ben Seghir sempat bingung memilih antara membela Timnas Prancis atau Maroko. Ia lahir dan tumbuh besar di Prancis, tetapi orang tuanya memiliki darah asli Maroko. Awalnya, Ben Seghir diprediksi akan bermain untuk Timnas Prancis setelah membela tim U-18, U-19, dan U-20. Namun, ia akhirnya memilih Timnas Maroko karena latar belakang orang tuanya.
Ben Seghir membela Maroko U-23 kala berkompetisi di Olimpiade 2024. Ia bermain dalam enam pertandingan tanpa mencetak gol atau assist. Meski begitu, peran Ben Seghir bagi permainan Maroko U-23 cukup penting sampai berhasil meraih medali perunggu. Sementara itu, ia menjalani debut di Timnas senior Maroko saat menang 1-0 atas Angola dalam laga uji coba pada 22 Maret 2024. Ben Seghir mencetak gol pertamanya untuk Maroko saat menaklukan Zambia dengan skor 2-1 pada 7 Juni 2024.
4. Punya kemampuan teknis di atas rata-rata dan kreatif seperti Florian Wirtz
Eliesse Ben Seghir merupakan gelandang serang yang lebih sering bermain dari sayap kiri. Meski begitu, ia juga beberapa kali ditempatkan sebagai gelandang serang nomor 10. Dilansir laman resmi Bundesliga, pelatih Timnas Maroko, Walid Regragui, menyebut Ben Seghir sebagai pemain yang punya keberanian dan tidak gentar menghadapi bek-bek lawan.
Menurut Goal, ia merupakan pemain dengan kemampuan teknis di atas rata-rata, seperti dribel ciamik dan visi permainan kala menciptakan peluang gol. Pelatih AS Monaco, Adi Hutter, mengakui skill dribel Ben Seghir memang luar biasa. Namun, menurutnya sang pemain perlu lebih tenang dalam membuat keputusan, seperti kapan harus dribel, mengoper, dan memberikan umpan lambung. Hutter yakin Ben Seghir berada dalam jalur yang tepat untuk menjadi pesepak bola top.
Tidak banyak media-media Eropa yang menyoroti sosok Eliesse Ben Seghir. Terbukti, ia pindah ke Bayer Leverkusen dengan harga yang cukup murah dan jauh dari pemberitaan besar, padahal potensinya cukup menjanjikan. Hal tersebut bisa menjadi nilai positif bagi perkembangan sang pemain. Sebab, Ben Seghir bisa lebih fokus mengembangkan mentalitas dan kualitas permainannya tanpa sorotan tajam media dan ekspektasi besar para fans.