4 Fakta Degradasi Stade de Reims 2024/2025 ke Ligue 2

- Performa Stade de Reims menurun pada akhir musim 2024/2025, terjerembap di papan bawah dan terpaksa ikut playoff degradasi.
- Stade de Reims turun kasta setelah kalah dari FC Metz di laga playoff, meski sebenarnya dapat menang mudah.
- Stade de Reims mengalami pergantian kursi kepelatihan, mulai dari Luka Elsner hingga Samba Diawara, yang tidak mampu mempertahankan performa tim.
Stade de Reims termasuk klub besar dalam sejarah Prancis. Klub asal Reims itu dikenal sebagai tim raksasa Prancis pada 1940 hingga 1960-an dan berhasil mengoleksi gelar juara Ligue 1 sebanyak enam kali.
Kebesaran Stade de Reims sirna setelah terdegradasi pertama kalinya pada 1980/1981. Hingga 2010-an, klub berjuluk Les Rouges et Blancs masih jadi penghuni kasta kedua Liga Prancis. Klub ini akhirnya berhasil kembali ke Ligue 1 Prancis untuk pertama kalinya pada 2012/2013. Mereka terdegradasi kembali pada 2016/2017 dan kembali promosi pada 2018/2019.
Setelah bertahan 7 tahun di kasta tertinggi, secara mengejutkan Stade de Reims akhirnya harus kembali turun kasta. Ada beberapa fakta di balik terdegradasinya Stade de Reims pada 2024/2025. Simak sederetan faktanya berikut ini.
1. Mengalami penurunan performa pada akhir 2024/2025
Stade de Reims mengawali 2024/2025 dengan cukup baik. Meski kalah di laga perdana, Les Rouges et Blancs mampu melesat ke posisi keempat setelah menang beruntun pada pekan ketujuh dan kedelapan. Sayangnya, mereka tak mampu mempertahankan konsistensi performa.
Selepas pekan kedelapan, penampilan Stade de Reims terus menurun, tetapi beruntung masih duduk di papan tengah. Pada akhir musim, penampilannya kian jeblok hingga terjerembap ke papan bawah. Pada pekan ke-34, klub ini akhirnya tergeser Le Havre dan berakhir di posisi ke-16 sehingga terpaksa ikut playoff degradasi.
2. Turun kasta setelah kalah dari FC Metz di laga playoff
Stade de Reims sebenarnya menghadapi lawan yang tak begitu sulit, yakni FC Metz. Di atas kertas, klub asal Reims ini sebenarnya dapat menang mudah. Sementara, Metz yang selama ini tampil apik di Ligue 2 sebenarnya tidak diperkuat pemain sebaik Stade de Reims.
Pada leg pertama final playoff degradasi, Les Rouges et Blancs mampu menahan imbang Les Grenats di Stade Saint-Symphorien dengan skor 1-1. Sayangnya, di kandang sendiri, Stade de Reims justru harus menelan kekalahan dari FC Metz. Tim asuhan Samba Diawara ini akhirnya kalah 1-3 lewat perpanjangan waktu.
3. Stade de Reims sempat alami pergantian kursi kepelatihan
Sejak 1 Juli 2024, kursi kepelatihan Stade de Reims sudah dipegang Luka Elsner. Pelatih berkebangsaan Slovenia itu dipercaya setelah berhasil membawa Le Havre promosi ke Ligue 1 2022/2023. Ia pun mampu mengantarkan Les Ciel et Marine bertahan di kasta tertinggi pada 2023/2024.
Pada awal 2024/2025, Elsner memang menunjukkan perubahan signifikan dengan membawa Les Rouges et Blancs bertengger di papan atas dan tengah. Menjelang pertengahan musim, performa tim terus merosot. Elsner resmi dipecat pada Februari 2025 setelah penampilan timnya yang tak kunjung membaik.
Jabatan kepala pelatih akhirnya diserahkan kepada Samba Diawara yang menjadi pelatih cadangan. Di bawah kendalinya, performa Stade de Reims masih stagnan dan cenderung menurun. Pada akhirnya, klub asal Reims ini gagal bertahan di kasta tertinggi Liga Prancis.
4. Stade de Reims mampu menembus final Coupe de France 2024/2025
Meski gagal bertahan di Ligue 1, Stade de Reims berhasil mencatatkan prestasi besar di Coupe de France 2024/2025. Les Rouges et Blancs sukses menembus final Coupe de France. Tim ini berhasil mengalahkan klub kasta keempat Liga Prancis, Cannes, pada semifinal dengan skor 2-1.
Menariknya, mayoritas kemenangan yang diperoleh Stade de Reims di Coupe de France sebenarnya didapat lewat adu penalti. Klub ini berhasil menang melawan AS Monaco, Angers SCO, dan Bourgoin-Jall lewat tos-tosan. Praktis hanya dua laga melawan Still Mutzig dan Cannes yang diakhiri dalam waktu normal.
Sayangnya, mereka harus berhadapan dengan tim penguasa Prancis, Paris Saint-Germain. Sesuai prediksi, Les Parisiens mampu mendominasi pertandingan seolah tak ada perlawanan berarti. Stade de Reims akhirnya harus mengakui kekalahan telak 0-3 pada final Coupe de France.
Terdepaknya Stade de Reims dari kasta tertinggi Liga Prancis cukup disayangkan. Pasalnya, mereka termasuk salah satu klub elite dengan segudang prestasi di Prancis. Kini, klub itu harus segera berbenah dan memastikan tiket promosi ke Ligue 1 musim depan.