Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jack Grealish yang Makin Tenggelam di Manchester City, Ada Apa? 

potret logo Manchester City (unsplash.com/bradenh13)
Intinya sih...
  • Jack Grealish didatangkan sebagai pemain termahal Manchester City senilai 100 juta pound sterling.
  • Pada musim 2022/2023, Grealish berperan penting dalam meraih treble winner bersama The Cityzens.
  • Penurunan performa signifikan terjadi pada musim 2023/2024 dan 2024/2025, membuat masa depannya di Etihad Stadium dipertanyakan.

Jack Grealish didatangkan pada Agustus 2021 sebagai pemain termahal yang pernah dibeli Manchester City senilai 100 juta pound sterling atau setara Rp1,9 triliun. Pemain yang sebelumnya menjadi ikon Aston Villa ini diharapkan mampu menjadi tambahan daya gedor bagi skuad asuhan Pep Guardiola pada saat itu. Namun, perjalanan karier Grealish di Etihad Stadium ternyata tidak semulus yang diperkirakan.

Grealish sempat menunjukkan sinarnya, terutama pada musim 2022/2023 yang mengantarkan The Cityzens meraih treble winner. Akan tetapi, performanya kemudian mengalami penurunan drastis dalam 2 musim terakhir hingga menimbulkan tanda tanya besar mengenai masa depannya di Manchester City. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Jack Grealish?

1. Jack Grealish langsung berikan kontribusi nyata pada awal kariernya di Manchester City

Saat tiba di Manchester City, Jack Grealish membawa reputasi sebagai salah satu pemain paling kreatif di English Premier League (EPL). Pada musim terakhirnya di Aston Villa, ia mencatatkan 16 kontribusi gol dalam 26 penampilan liga. Pep Guardiola memandang Grealish sebagai pemain yang cocok dengan gaya bermain Manchester City yang mengutamakan penguasaan bola dan intensitas tinggi.

Pada musim 2022/2023, Grealish tampil signifikan dalam mengantarkan The Cityzens meraih treble winner, termasuk gelar Liga Champions Eropa pertama dalam sejarah klub. Dia mencatatkan 12 penampilan sebagai starter di Liga Champions, terbanyak di antara pemain Manchester City lainnya. Total, ia memberikan 16 kontribusi gol dalam 50 pertandingan di semua kompetisi, meskipun hanya mencetak 5 gol.

Meski perannya lebih sebagai fasilitator dibanding pencetak gol utama, Grealish menjadi bagian penting dari sistem Guardiola. Ia dikenal dengan kemampuan menjaga penguasaan bola, memenangkan pelanggaran di area berbahaya, dan memberikan ruang bagi pemain seperti Erling Haaland untuk mencetak gol. Namun, penurunan performa yang signifikan mulai terlihat sejak awal musim berikutnya.

2. Selain faktor cedera, Jack Grealish juga mulai kalah saing dengan penyerang muda

Dua musim terakhir menjadi mimpi buruk bagi Jack Grealish. Musim 2023/2024 dimulai dengan cedera hamstring yang membuatnya absen di enam pertandingan awal. Meskipun ia sempat mencatatkan 3 gol dalam 4 pertandingan pada akhir 2023, itu menjadi kontribusi terakhirnya hingga akhir musim. Total, ia hanya mencatatkan 4 kontribusi gol sepanjang musim itu, dengan lebih banyak kartu kuning (tujuh) dibanding kontribusi gol.

Musim 2024/2025 pun tak menunjukkan banyak perbaikan. Hingga Desember 2024, Grealish hanya menjadi starter dalam 6 laga dari 20 pertandingan Premier League, sementara pemain muda, seperti Jeremy Doku dan Savinho, mendapatkan kepercayaan lebih banyak dari Guardiola. Statistik Opta Analyst menunjukkan penurunan kualitas permainan Grealish. Meskipun ia menciptakan lebih banyak peluang per 90 menit dibanding musim treble, tingkat kesuksesan dribelnya dan expected goals (xG) mengalami penurunan signifikan.

Selain masalah cedera, gaya bermain yang diminta Guardiola juga dianggap menjadi salah satu penyebab Grealish kehilangan sentuhan magisnya. Sebagai kreator serangan yang membutuhkan kebebasan, ia justru dibatasi oleh sistem Guardiola yang menuntut disiplin taktik. Hal ini membuatnya lebih sering memilih opsi aman dalam penguasaan bola, alih-alih mencoba aksi-aksi berisiko seperti yang biasa ia lakukan di Aston Villa.

3. Manchester City harus siap rugi besar jika ingin menjual Jack Grealish

Masa depan Grealish di Manchester City kini berada dalam tanda tanya besar. Guardiola secara terbuka mengkritik Grealish dalam beberapa kesempatan, mengakui bahwa pemain asal Inggris itu gagal memenuhi ekspektasi. Bahkan, pada pertandingan penting seperti melawan West Ham United pada Desember 2024, Grealish hanya diberi waktu bermain selama enam menit.

Dengan kontrak hingga 2027, klub mungkin harus menerima kerugian besar jika ingin melepas Grealish. Transfermarkt saat ini menilai nilai pasarnya hanya sebesar 37 juta pound sterling (Rp737,9 miliar), jauh dari angka 100 juta pound sterling (Rp1,9 triliun) saat ia dibeli. Beberapa klub, seperti Tottenham Hotspur dan Newcastle United, dikabarkan memantau situasinya. Bahkan, ada kemungkinan bahwa dirinya kembali ke Aston Villa untuk menghidupkan kembali kariernya.

Bagi Grealish, meninggalkan Manchester City mungkin menjadi solusi terbaik untuk menyelamatkan kariernya, terutama di Timnas Inggris. Pelatih baru The Three Lions, Thomas Tuchel, kini memiliki banyak pilihan di lini serang. Grealish nampaknya harus membuktikan dirinya di klub lain jika ingin kembali dipanggil.

Patut diakui bahwa Jack Grealish telah membawa Manchester City meraih prestasi terbaik klub. Namun, sinarnya kini makin redup di Etihad Stadium dan ia perlu menemukan lingkungan yang memungkinkan dirinya bermain dengan kebebasan dan kepercayaan diri seperti saat membela Aston Villa. Dengan umurnya yang akan menginjak 30 tahun pada tahun ini, waktunya semakin sempit, dan keputusan besar harus segera diambil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us