JIS yang Lagi-lagi Tersandung Polemik

Jakarta, IDN Times - Jakarta International Stadium mendadak kembali diperbincangkan. Fenomena banjir yang muncul jelang duel Brasil versus Argentina di perempat final Piala Dunia U-17, 24 November 2023 lalu, membuat sejumlah pihak buka suara.
Mantan Gubernur DKI Jakarta yang menjadi Calon Presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, sempat berkomentar terkait hal ini. Anies meminta kepada publik untuk menanyakan hal itu kepada FIFA.
"Kalau soal rumput, mungkin tanyanya ke FIFA atau Pak Gede Widiade. Beliau Bendahara Timnas. Itu orang yang mengerti sekali soal stadion, rumput. Karena, Beliau kan orang yang menguasai soal sepak bola dan stadion. Jadi, tanya Beliau saja kalau saya bukan ahlinya," kata Anies.
1. Atap bisa dibuka-tutup, gak difungsikan?

Permasalahan banjir di lapangan, menurut pengamat sepak bola, Kesit B Handoyo, sebenarnya bisa dimitigasi. Ketika hujan turun, Kesit menyatakan sebenarnya teknologi JIS bisa digunakan.
Sebab, dari awal JIS diklaim memiliki teknologi mutakhir dengan atap yang bisa dibuka-tutup.
"Ini menjadi pertanyaan, ketika dulu digembar-gemborkan bahwa atap JIS bisa dibuka-tutup, tapi kemarin saat hujan deras kok tidak difungsikan," ujar Kesit.
2. Area luar JIS juga sempat banjir

Banjir sebenarnya tak cuma terjadi di lapangan. Tapi, di area luar, air sempat menggenang.
Akibatnya, dari tangkapan layar yang beredar di media sosial, penonton harus menggulung celananya akibat banjir melebihi mata kaki.
Bagi anggota DPRD DKI, Anggara Wicitra Sastromidjojo, sudah seharusnya ada pembenahan di JIS. Sebab, stadion ini dibangun dengan dana yang tak sedikit, sekitar Rp4,5 triliun.
Ara (sapaannya) menayatakan biaya yang dikeluarkan ternyata tak sepadan dengan teknologi dan klaim canggihnya.
"Untuk stadion yang menghabiskan biaya Rp4,5 triliun, ternyata JIS tidak secanggih janjinya. Stadion itu dilengkapi teknologi buka-tutup atap. Faktanya, pekan lalu juga terjadi banjir di pintu JIS karena sumbatan," ujar Anggara.
Bahkan, Anggara meminta agar apa yang terjadi di JIS diusut tuntas. Polemik yang terjadi, menurut Anggara, seharusnya diakhiri dengan solusi.
"Saat ini saya rasa kita harus fokus melakukan pembenahan daripada komentar yang tidak perlu," kata Anggara.
3. Sempat dikritik pula oleh tim peserta
Kualitas JIS sebenarnya juga sempat disorot oleh para peserta Piala Dunia U-17. Diklaim punya teknologi secanggih Allianz Arena, ternyata tidak demikian.
Pelatih Jerman, Christian Wuck, bahkan menyatakan lapangan JIS tak bagus. Tapi, secara arsitektur terbilang indah.
"Menurut saya lapangannya tidak begitu bagus, Allianz Arena lebih bagus. Tetapi secara keseluruhan stadion di Jakarta ini (JIS) sangat indah," ujar Wuck pada 17 November 2023.
Kemudian, pemain Argentina, Claudio Echeverri, membandingkan lapangan JIS dengan Stadion Si Jalak Harupat. Secara jujur, dia malah menyebut Stadion Si Jalak Harupat di Bandung memiliki kondisi yang lebih baik.
"Lapangan permainannya sangat longgar, agak buruk, dan tidak basah. Kondisi lapangan di Bandung (Si Jalak Harupat) lebih baik. Tetapi tidak terjadi apa-apa, kami mencoba bermain dan tidak apa-apa, kami bisa menang," kata Echeverri.