Jurnalis Denmark Dapat Tindakan Represif dari Panitia Piala Dunia 2022

Jakarta, IDN Times - Sepak mula Piala Dunia 2022 memang belum dimulai, tetapi Qatar sebagai tuan rumah terus saja jadi sorotan. Teranyar, pemberitaan negatif kembali menghinggapi mereka, karena bermasalah dengan media peliput.
Dilansir Mirror, jurnalis asal Denmark bernama Rasmus Tantholdt mendapatkan perlakukan tak menyenangkan dari panitia. Padahal dia sedang melakukan laporan langsung terkait persiapan pembukaan Piala Dunia.
1. Siaran langsung dihentikan saat syuting
Ketika sedang Syuting, Tantholdt bersama krunya dihentikan panitia Piala Dunia 2022. Mereka bahkan sampai menggenggam kamera dan sempat terlibat cekcok yang panas. Beruntung, tak terjadi pertengkaran yang lebih besar dalam kejadian tersebut.
“Kami sedang siaran langsung dengan televisi Denmark. Tuan, Anda mengundang orang dari seluruh dunia untuk datang ke Qatar. Kenapa saya tak bisa merekam tempat ini, yang merupakan tempat umum,” kata Tantholdt dikutip Mirror.
2. Rekaman video Tantholdt viral di media sosial

Saat berdebat, Tantholdt sebetulnya sudah menjelaskan dia merupakan jurnalis yang sudah terdaftar. Dia bahkan menggunakan tanda pengenal media yang sudah terakreditasi. Namun, pihak berwenang tak menggubrisnya.
“Anda mau merusak kamera kami? Silahkan jika itu yang Anda inginkan. Jadi kalian ini mengancam kami akan membanting kameranya?” ujar Tantholdt dengan nada bertanya.
Alhasil, rekaman video terkait perselisihan keduanya viral di media sosial. Tak sedikit warga net yang mengecam tindakan pihak panitia yang dinilai represif.
3. Panitia Piala Dunia 2022 meminta maaf

Usai kejadian, Event's Supreme Committee for Delivery & Legacy pun merilis pernyataan terkait masalah tersebut. Dia mengelak, ada komunikasi yang keliru hingga panitia lapangan belum memahami tugas kerja jurnalis di lapangan. Sehingga, terjadi kesalahpahaman.
"Setelah memeriksa akreditasi turnamen dan izin syuting kru yang valid, permintaan maaf dibuat kepada penyiar oleh pihak keamanan di tempat, sebelum kru melanjutkan aktivitas mereka," kata panitia.
Kejadian tersebut tentu membuat pemberitaan terkait Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia yang baik terus memudar. Sebelumnya, isu pelanggaran HAM juga ramai dibicarakan dalam persiapan perhelatan ajang ini.