David De Gea didatangkan Manchester United dari Atletico Madrid pada 1 Juli 2011 dengan biaya Rp434,54 miliar. Sejak saat itu beberapa kiper lain mencoba peruntungan untuk menggeser De Gea dari bawah mistar gawang MU.
Namun, hingga saat ini belum ada yang sanggup melakukannya. Kiper asal Spanyol tersebut memang terlalu kokoh untuk disingkirkan. Berikut kabar terkini 7 kiper yang gagal merebut posisinya.
Anders Lindegaard datang ke Old Trafford enam bulan lebih dini dari De Gea. Ia diangkut dari Aalesund pada 6 Januari 2011 dengan biaya Rp86,91 miliar. Namun, Lindegaard berstatus kiper ketiga setelah Edwin Van der Sar dan Thomas Kuszczak. Di sisa musim 2011/12, ia hanya dapat jatah tampil dua kali di ajang Piala FA.
Pensiunnya van der Sar dan menurunnya Kusczak tidak membuatnya naik tingkat menjadi kiper nomor satu. Manajemen MU mendatangkan David De Gea yang saat itu berstatus sebagai kiper muda berbakat dari Atletico Madrid. Alhasil, Lindegaard terpaksa harus menonton De Gea beraksi setiap pekan dari bangku cadangan.
Tiga musim hanya menjadi pelapis De Gea, Lindegaard akhirnya pindah setelah mencatatkan 29 penampilan (33 kali kebobolan dan 13 kali clean sheet) di semua ajang untuk MU. Kini, kiper berusia 37 tahun itu merupakan kiper utama Helsingborg yang kini bertengger di peringkat tiga klasemen Superettan Swedia.
Ben Amos sudah berada di MU sejak tahun 2000 saat masih berusia 10 tahun. Ia diberi Sir Alex Ferguson kepercayaan melakukan debut di babak ketiga Piala Liga pada 23 September 2008. Saat itu ia hanya kebobolan 1 gol dan sukses membawa MU menaklukkan Midlesbrough dengan skor 3-1.
Namun, setelah itu ia terus dipinjamkan ke klub lain hingga akhirnya dilepas ke Bolton Wanderers pada tahun 2015 secara cuma-cuma. Ben Amos sempat diberi kesempatan mencoba menggeser De Gea pada musim 2010/11, tetapi ia hanya jadi pilihan ketiga setelah De Gea dan Lindegaard. Total, ia hanya mampu mencatatkan 7 penampilan (6 kali kebobolan dan 3 clean sheet) untuk MU di semua ajang. Kini, kiper berusia 31 tahun itu menjadi andalan Wigan yang berlaga di League One.
Victor Valdes datang ke Old Trafford pada pertengahan musim 2014/15 setelah menganggur selama 6 bulan usai dilepas Barcelona. Ia diharapkan masih mampu menunjukkan kemampuannya untuk menjadi pesaing De Gea di bawah mistar gawang. Namun, ternyata masa keemasannya memang telah berlalu. Valdes gagal menggeser juniornya di Timnas Spanyol tersebut.
Setelah sempat dipinjamkan ke Standard Liege, produk akademi La Masia itu akhirnya dilepas secara gratis ke Midlesbrough pada Juli 2016. Selama 1,5 musim berkostum MU, Valdes hanya mampu mencatatkan 2 penampilan (1 kebobolan dan 1 clean sheet). Kini, Valdes kembali ke klub yang membesarkan namanya dan bekerja sebagai pelatih kiper di Barcelona B.
Sergio Romero didatangkan dari Sampdoria pada Juli 2015 secara gratis. Walaupun penampilannya saat membela Sampdoria terhitung biasa saja. Namun, saat itu ia berstatus sebagai kiper utama tim nasional Argentina. Penampilan gemilangnya di Piala Dunia 2014 mungkin menjadi salah satu pertimbangan MU merekrutnya.
Sayangnya, selama 6 tahun membela MU, ia tak pernah sanggup menggeser De Gea. Romero lebih banyak kebagian jatah tampil di ajang Piala FA dan Piala Liga. Catatannya selama dipercaya mengawal gawang MU sebenarnya tidak terlalu buruk. Ia kebobolan 27 gol dari 61 laga dan sukses mencetak 39 clean sheet. Kini, usai dilepas MU pada awal Juli lalu, kiper berusia 34 tahun itu menjadi andalan Venezia yang berlaga di Serie A.
Joel Pereira merupakan jebolan akademi MU yang hanya mendapat kesempatan tampil 3 kali (1 kebobolan dan 2 clean sheet). Sejak tahun 2015 ia terus menerus dipinjamkan ke klub lain. Tercatat Pereira pernah membela Rochdale, Belenenses, Vitoria Setubal, Kortrijk, Hearts, dan Huddersfield sebagai pemain pinjaman.
Pereira akhirnya dilepas secara gratis ke RKC Waalwijk pada awal musim ini. Sebenarnya ia sukses menjadi kiper utama Waalwijk di dua pekan awal Eredivisie. Namun, karena penyakit hernia yang menimpanya, sejak Agustus lalu, kiper berusia 25 tahun itu terpaksa harus rehat dari lapangan hijau.
Lee Grant bukanlah nama yang mentereng di Premier League. Ia lebih banyak beraksi di Divisi Championship bersama Sheffield Wednesday, Burnley, dan Derby County. Grant baru menjajal Premier League pada musim 2016/17 bersama Stoke City. Dua musim kemudian, ia direkrut MU pada awal musim 2018/19 dengan mahar Rp29,55 miliar.
Sejak awal, kehadiran kiper berusia 38 tahun itu memang diproyeksikan untuk menjadi kiper ketiga. Hingga musim ini, Grant hanya mencatatkan 2 penampilan (3 kebobolan) di semua ajang untuk MU.
Dean Henderson adalah produk akademi MU yang hingga saat ini masih berusaha keras menggeser De Gea. Sebelumnya, ia kerap dipinjamkan ke klub lain guna menambah jam terbang. Penampilan apiknya saat menjalani masa peminjaman ke Sheffield United pada musim 2019/20 sempat menghidupkan wacana menjadikannya kiper nomor satu menggantikan De Gea yang saat itu kerap melakukan blunder.
Namun, sekembalinya Henderson ke Old Trafford, penampilan De Gea malah berangsur membaik. Hingga kini, Henderson telah mencatatkan 27 penampilan untuk MU (23 kebobolan 13 clean sheet) di semua kompetisi. Sayangnya, musim ini, kiper berusia 24 tahun itu baru kebagian jatah tampil 1 kali, itu pun di ajang Piala EFL.
Musim ini De Gea sudah kebobolan 24 gol dari 15 pertandingan di semua kompetisi. Menurutmu, apakah Dean Henderson layak dicoba untuk menggantikannya?