Kemiripan Irak dan Timnas Indonesia, Kental Diaspora dan Abroad

- Akibat dari kondisi negara tidak stabilBanyaknya pemain Irak yang main di luar negeri terjadi karena kondisi negara yang tidak stabil. Banyaknya perang yang terjadi, mulai dari penindasan etnis Kurdi, Perang Teluk, hingga invasi Amerika Serikat, bikin banyak orang Irak bermigrasi.
- Komunitas Irak bikin identitas tak hilangDari migrasi ini, muncul banyak komunitas Irak di negara-negara Eropa. Dari situ, generasi baru muncul yang kelak jadi tulang punggung Timnas Irak.
- Beda dengan diaspora IndonesiaPara diaspora Timnas Indonesia adalah generasi ketiga dan sudah berakulturasi menjadi bagian masyarakat Belanda sehingga kadang tidak ada laga unsur Indonesia di waj
Jakarta, IDN Times - Timnas Irak ternyata memiliki kemiripan dengan Timnas Indonesia. Skuad mereka kental dengan nuansa diaspora dan abroad, yang memengaruhi kualitas skuad.
Total, Irak berkekuatan 28 pemain dalam babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini. Ternyata, 17 dari 28 pemain itu berkarier di luar negeri alias abroad, bahkan memiliki darah campuran.
1. Akibat dari kondisi negara tidak stabil
Banyaknya pemain Irak yang main di luar negeri terjadi karena kondisi negara yang tidak stabil. Banyaknya perang yang terjadi, mulai dari penindasan etnis Kurdi, Perang Teluk, hingga invasi Amerika Serikat, bikin banyak orang Irak bermigrasi.
Tidak cuma pindah ke negara-negara tetangga di Jazirah Arab, banyak orang-orang Iirak mencari kehidupan di Eropa, mulai dari Jerman, Turki, hingga Swedia. Alhasil, dari situ banyak diaspora dan pemain keturunan Irak.
2. Komunitas Irak bikin identitas tak hilang
Dari migrasi ini, muncul banyak komunitas Irak di negara-negara Eropa. Dari situ, generasi baru muncul yang kelak jadi tulang punggung Timnas Irak. Salah satunya adalah Zidane Iqbal yang pernah menimba ilmu di Manchester United.
Sementara, negara Skandinavia seperti Swedia, Denmark, dan Norwegia menjadi penyumbang terbanyak pemain abroad Irak. Ada Marko Farji, Rebin Sulaka (Norwegia), Montader Madjed, Aimer Sher, Amar Muhsin, Hussein Ali, Amir Al-Ammari, Kevin Yakob (Swedia), Frans Putros (Denmark).
Pemain diaspora ini kebanyakan adalah generasi kedua mengingat migrasi orang Irak ke negara lain baru mulai terjadi sejak era 80-an. Ditambah dengan adanya komunitas Irak, hal itu membuat identitas mereka sebagai orang Irak tidak hilang.
3. Beda dengan diaspora Indonesia
Berbeda dengan para diaspora Timnas Indonesia, mereka adalah generasi ketiga. Mereka pun sudah berakulturasi dan berasimilasi menjadi bagian masyarakat Belanda sehingga kadang tidak ada laga unsur Indonesia di wajah, nama, dan bahasa yang mereka gunakan.
Berikut adalah daftar pemain diaspora dan abroad Timnas Irak yang mentas lawan Timnas Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Rebin Sulaka: Norwegia-Irak, Port FC (Thailand)
Merchas Doski: Jerman-Irak, Viktoria Plzeň (Ceko)
Frans Putros: Denmark-Irak, Persib Bandung (Indonesia)
Hussein Ali: Swedia-Irak, Pogoń Szczecin (Polandia)
Amir Al-Ammari: Swedia-Irak, Cracovia (Polandia)
Osama Rashid: Irak-Belanda, Erbil (Irak)
Youssef Amyn: Jerman-Irak, AEK Larnaca (Siprus)
Zidane Iqbal: Inggris-Irak, FC Utrecht (Belanda)
Marko Fajri: Norwegia-Irak, Strømsgodset (Norwegia)
Montader Madjed: Swedia-Irak, Hammarby (Swedia)
Kevin Yakob: Swedia-Irak, AGF (Denmark)
Aimar Sher: Irak-Swedia, Sarpsborg (Norwegia)
Amar Muhsin: Swedia-Irak, Brage (Swedia)