Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Misi Barcelona Menemukan Suksesor Robert Lewandowski

ilustrasi logo Barcelona
ilustrasi logo Barcelona (unsplash.com/dwlly)
Intinya sih...
  • Robert Lewandowski tetap tajam di Barcelona, berperan dalam mengatur serangan dan mencetak 31 gol pada musim 2024/2025.
  • Barcelona memiliki Ferran Torres sebagai alternatif, namun juga membidik Julian Alvarez dan pemain lain sebagai pengganti Lewandowski.
  • Regenerasi taktik Barcelona mencerminkan evolusi filosofi klub, dengan fokus pada sistem serangan yang dinamis dan fleksibel tanpa ketergantungan pada satu pemain.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Barcelona tengah berada pada momen penting dalam perjalanan mereka menuju era baru. Klub yang pernah mengandalkan ketajaman Lionel Messi dan kini Robert Lewandowski itu harus menatap masa depan dengan pendekatan berbeda. Di tengah keterbatasan finansial dan perubahan filosofi permainan, Blaugrana menata strategi regenerasi lini depan yang tak lagi berpusat kepada satu sosok.

Meski Robert Lewandowski masih menjadi figur sentral dalam skuad Pelatih Hansi Flick, usianya yang menginjak 36 tahun dan kontrak yang berakhir pada 2026 menandakan babak terakhir kariernya di level tertinggi. Barcelona sadar, mengganti pemain seproduktif dirinya bukan hanya soal mencari pencetak gol baru, melainkan juga memahami transformasi taktik dan karakter tim. Dalam situasi tersebut, Barcelona harus segera mencari pengganti Lewandowski di tengah masalah finansial yang membelit klub.

1. Meski tak muda lagi, Robert Lewandowski tetap mampu menunjukkan ketajamannya di Barcelona

Robert Lewandowski bukan lagi sekadar finisher yang menunggu bola di kotak penalti. Dalam beberapa musim terakhir, terutama di bawah arahan Hansi Flick, ia berkembang sebagai pemain yang mengatur ritme serangan sekaligus membuka ruang bagi rekan-rekannya. Dalam banyak situasi, perannya terlihat lewat gestur sederhana dengan menunjuk arah umpan atau menarik perhatian bek lawan agar lini kedua memperoleh celah.

Statistik membuktikan konsistensinya yang luar biasa. Pada 2024/2025, ia mencetak 31 gol dari 33 pertandingan di semua kompetisi, sekaligus memimpin daftar pencetak gol LaLiga Spanyol dengan 19 gol. Angka tersebut menegaskan daya tahan fisik dan konsistensinya meski menghadapi intensitas kompetisi dan usia yang tak lagi muda.

Hubungan dengan Flick juga menjadi faktor penting kebangkitannya. Mantan Pelatih Bayern Munich itu memahami betul pola kerja dan kebiasaan Lewandowski, yang mengembalikannya ke peran yang lebih efisien dalam sistem pressing tinggi. Kendati demikian, Flick kini lebih banyak bereksperimen dengan sistem tanpa penyerang murni saat mobilitas lini serang lebih diutamakan daripada keberadaan target man tunggal.

Kontrak baru yang disepakati hingga 2026 dipandang sebagai penutup karier sang striker di level elite. Barcelona menghargai kontribusinya yang luar biasa, tetapi pada saat yang sama regenerasi tidak bisa ditunda. Oleh sebab itu, El Barca wajib mempersiapkan transisi yang mulus agar warisan ketajaman dan kepemimpinan Lewandowski dapat berlanjut pada generasi berikutnya.

2. Barcelona masih punya Ferran Torres, tetapi tetap membuka peluang merekrut striker baru

Pencarian pengganti Robert Lewandowski memunculkan perdebatan internal yang cukup intens di Barcelona. Dilansir Goal, Direktur Olahraga klub, Deco de Souza, menilai obsesi mencari nomor 9 merupakan kesalahan, yang menegaskan fokus utama klub seharusnya kepada kestabilan tim dan adaptasi sistem permainan. Ia mengingatkan, sepak bola modern tidak selalu membutuhkan sosok penyerang tradisional, seperti yang ditunjukkan Paris Saint-Germain (PSG) dalam kesuksesannya di Eropa tanpa striker murni.

Di lapangan, Hansi Flick telah menemukan alternatif dari dalam skuadnya sendiri, yaitu Ferran Torres. Menurut The Athletic, Pada 2024/2025, Torres menunjukkan efisiensi meyakinkan dengan torehan 16 gol dalam 1.292 menit bermain dengan rata-rata 1 gol setiap 81 menit. Performa tersebut membuatnya mendapat julukan El Tiburon (Sang Hiu) dari rekan-rekannya, yang menggambarkan agresivitas dan konsistensinya di depan gawang. Flick pun kerap mempercayakan posisi sentral kepadanya, bahkan menggeser Lewandowski ke bangku cadangan dalam laga-laga penting.

Namun, rencana jangka panjang klub tidak berhenti di situ. Presiden Barcelona, Joan Laporta menargetkan Julian Alvarez sebagai rekrutan utama pada 2026. Penyerang Argentina berusia 25 tahun itu dianggap memiliki paket komplet, yakni mampu menekan tinggi, fleksibel di berbagai posisi, eksekutor tendangan bebas, dan memiliki etos kerja yang sesuai dengan filosofi Flick. Selain Alvarez, nama lain seperti Serhou Guirassy dan Etta Eyong dari Levante juga masuk radar. Eyong, penyerang muda Kamerun dengan klausul rilis 30 juta euro (Rp575,7 miliar), disebut-sebut telah menyetujui kesepakatan pribadi dengan Barcelona.

Meski banyak opsi tersedia, kondisi finansial menjadi tantangan utama. Menghabiskan dana besar untuk striker papan atas seperti Alvarez dinilai sulit dilakukan dalam situasi ekonomi klub saat ini. Karena itu, Barcelona mencoba menyeimbangkan antara investasi jangka panjang dan pembinaan pemain internal agar regenerasi berjalan berkelanjutan.

3. Regenerasi di Barcelona dihadapkan dengan kebutuhan taktik dan dinamika politik klub

Perubahan taktik Barcelona saat ini mencerminkan evolusi dalam filosofi klub. Deco de Souza mengacu kepada PSG yang sukses di Liga Champions Eropa 2024/2025 tanpa penyerang murni sebagai inspirasi untuk membangun sistem yang lebih dinamis dan fleksibel. Tujuannya bukan semata-mata mengganti Robert Lewandowski, tetapi merancang skema serangan yang cair ketika setiap pemain mampu bertukar peran secara konstan.

Filosofi Hansi Flick sangat mendukung perubahan ini. Ia menekankan pressing kolektif, rotasi posisi, dan agresivitas tanpa bola sebagai dasar dari permainan Blaugrana. Dalam skema tersebut, Ferran Torres, Lamine Yamal, dan Raphinha menjadi elemen penting untuk membangun pola serangan adaptif yang tidak tergantung kepada satu titik sentral. Lewandowski pun tetap punya peran, bukan lagi sebagai ujung tombak utama, melainkan mentor bagi generasi penerusnya.

Namun, transisi ini tidak lepas dari konteks politik dan ekonomi di dalam klub. Menjelang pemilihan presiden klub pada April 2026, Joan Laporta membutuhkan figur besar yang bisa menarik simpati publik. Nama-nama seperti Julian Alvarez atau Serhou Guirassy diprediksi jadi kartu politiknya.

Akan tetapi, arah jangka panjang Barcelona cenderung menuju efisiensi dan keberlanjutan. Hal ini berpotensi bertentangan dengan visi klub yang berfokus kepada penataan finansial yang lebih terukur. Dengan keadaan tersebut, pengembangan talenta muda dinilai jauh lebih masuk akal dibanding mengejar pemain bintang dengan biaya besar.

Barcelona tidak hanya mencari pengganti Robert Lewandowski, tetapi juga membangun ulang identitas serangan mereka. Di antara realitas ekonomi dan perubahan filosofi, klub ini perlahan berubah menuju era baru saat kekuatan kolektif menggantikan ketergantungan kepada satu sosok.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

Plus Mesir, Ini Daftar 17 Negara yang Sudah Lolos Piala Dunia 2026

11 Okt 2025, 20:51 WIBSport