Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Erovnuli Liga Georgia Dicap Liga Terkompetitif di Eropa?

pemain Iberia 1999 Tbilisi (instagram.com/fciberia.official)
pemain Iberia 1999 Tbilisi (instagram.com/fciberia.official)

Kalau ada yang bertanya apa liga paling kompetitif di Eropa saat ini, sebaiknya jawabannya bukan salah satu dari lima liga elite (Serie A, English Premier League, La Liga, Bundesliga, dan Ligue 1). Kelimanya justru didominasi satu pemenang yang sama selama beberapa tahun terakhir.

Untuk menemukan jawaban paling tepat atas pertanyaan ini, kamu perlu melipir ke sebuah negara di kawasan Pegunungan Kaukasus bernama Republik Georgia. Sebuah negara yang timnas senior prianya baru saja mencetak sejarah di Euro 2024.

Kenapa liga sepak bola dari negara Eropa yang timnasnya baru naik daun ini layak dicap sebagai yang paling kompetitif? Setidaknya argumen ini berdasarkan beberapa alasan berikut!

1. Sejak 2002, tidak ada tim yang pernah meraih juara lebih dari 2 musim berturut-turut

pemain Dinamo Tbilisi (instagram.com/fcdinamotbilisi)
pemain Dinamo Tbilisi (instagram.com/fcdinamotbilisi)

Dalam 20 tahun terakhir penyelenggaraannya, Erovnuli Liga Georgia punya 10 juara berbeda. Bandingkan dengan Prancis yang hanya punya 7 dan Inggris yang cuma pernah punya 6 juara berbeda dalam rentang waktu yang sama. Beberapa liga Eropa lain merekam lebih sedikit juara, yakni 5 di liga utama Jerman dan Belanda, 4 di Italia dan Spanyol, dan 3 di Portugal. 

Dinamo Tbilisi masih memegang rekor tim dengan gelar juara terbanyak. Namun, dalam 20 tahun terakhir mereka tak pernah mendominasi liga lebih dari 2 musim berturut-turut. Begitu pula dengan rival terberat mereka, Dinamo Batumi dan Torpedo Kutaisi. Dalam kurun waktu sama, muncul pula juara-juara baru seperti Dila Gori, FK Samtredia, Olimpi Rustavi, FK Zestaponi, dan Saburtalo (sejak 2024 berganti nama jadi Iberia Tbilisi). Iberia sendiri kini dikenal sebagai salah satu klub produsen pemain muda berbakat Georgia, menyaingi Dinamo Tbilisi. Giorgi Kochorashvili (UD Levante), Giorgi Gocholeishvili (FC Copenhagen), dan Lasha Dvali (APOEL Nicosia) adalah tiga pemain alumni Iberia yang kini bermain di timnas senior. 

2. Selisih poin 3 besar klasemen akhir tidak besar

pemain Torpedo Kutaisi (instagram.com/fctorpedokutaisi)
pemain Torpedo Kutaisi (instagram.com/fctorpedokutaisi)

Elemen kompetitif lain yang melekat pada Erovnuli Liga Georgia adalah selisih poin para penghuni papan atas klasemen yang tak besar. Selisih poin Dinamo Tbilisi dan Dinamo Batumi yang merajai papan atas Erovnuli Liga selama 5 tahun terakhir misalnya hanya sebesar 3--5 poin per musim. Bandingkan dengan situasi di liga top Eropa beberapa tahun terakhir. Selisih poin pemuncak klasemen dan runner-up bisa mendekati 10 bahkan lebih. 

Pada musim 2024, persaingannya lebih ketat lagi. Sampai pekan ke-30, Iberia Tbilisi alias Saburtalo mengumpulkan 61 poin. Mereka ditempel ketat Torpedo Kutaisi dan Dila Gori yang masing-masing mengoleksi 60 dan 59 poin. Dengan sisa 6 pertandingan lagi, cukup susah memprediksi siapa yang bakal merebut juara musim ini. Ketiga tim teratas ini sudah lama tak mengicip gelar juara. Iberia Tbilisi terakhir kali merebut juara pada 2018, sementara Torpedo Kutaisi pada 2017, dan Dila Gori pada 2015. 

3. Sejak restrukturasi 2017, hanya 10 tim per musim yang berhak berlaga di Erovnuli Liga

pemain FC Dila Gori (instagram.com/fc_dilagori)
pemain FC Dila Gori (instagram.com/fc_dilagori)

Kebijakan restrukturasi pada 2017 turut mempengaruhi level kompetisi Erovnuli Liga. Sejak musim itu, hanya ada 10 tim yang berhak bermain di liga utama Georgia. Pada 2016, Erovnuli Liga sempat diikuti 14 tim yang dibagi ke dalam 2 grup. Sebelum 2016, jumlah tim per musimnya bisa mencapai 16. Jumlah tim berdampak pada dinamika liga. Semakin banyak, semakin bertambah pula keseruan dan level kompetisi. Namun, di sisi lain jumlah yang makin sedikit juga memberikan kesan eksklusif dan proses seleksi yang lebih ketat. 

Sayangnya, Erovnuli Liga tak punya banyak pemain yang bisa menarik minat penonton di luar Georgia. Pemain-pemain potensial biasanya akan ditarik klub Eropa yang menjanjikan eksposur dan pengalaman baru tak ternilai. Dengan valuasi yang relatif rendah, pemain-pemain itu memang memikat klub-klub luar negeri yang hendak berinvestasi lewat pembinaan. 

Meski tak dipadati tokoh-tokoh high-profile, liga-liga non-unggulan seperti Erovnuli berhasil menawarkan sesuatu yang sudah lama tak kita lihat di liga top Eropa. Yakni, elemen ketidakterdugaan dan persaingan ketat yang membuat tiap pertandingan terasa menentukan. Apakah kamu pernah sesekali tak sengaja menonton pertandingan Erovnuli Liga?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us