3 Keputusan Kontroversial Wasit pada Pekan Pertama EPL 2025/2026

- Marcos Senesi lolos dari hukuman meski menghentikan bola memakai tangan
- Gol tendangan bebas Eberechi Eze dianulir karena pelanggaran yang jarang terjadi
- Manchester United tidak mendapatkan pelanggaran saat Arsenal mencetak gol kemenangan
English Premier League (EPL) 2025/2026 akhirnya bergulir. Selain sajian aksi-aksi yang memukau, musim juga dibuka dengan sejumlah keputusan yang kontroversial dari wasit. Setidaknya, ada tiga ketetapan dari sang pengadil lapangan yang memunculkan perdebatan pada pekan pertama ini.
1. Marcos Senesi lolos dari hukuman meski menghentikan bola memakai tangan
Pertarungan antara Liverpool kontra AFC Bournemouth di Anfield pada Sabtu (16/8/2025) dini hari WIB menjadi partai pembuka Premier League 2025/2026. Polemik sudah muncul ketika musim anyar baru berjalan 13 menit. Anthony Taylor tidak memberikan kartu merah kepada Marcos Senesi setelah video assistant referee (VAR) menyatakan demikian.
Saat itu, Liverpool melancarkan serangan balik. Mohamed Salah mengirim umpan terobosan kepada Hugo Ekitike. Senesi memotong umpan tersebut dengan pahanya. Namun, bola mengenai tangannya. Meski begitu, si kulit bundar tetap melaju. Senesi lantas kembali menghentikan si kulit bundar dengan tangannya.
Tayangan ulang menunjukkan, bek tengah AFC Bournemouth asal Argentina tersebut terlihat dengan sengaja menyentuh bola pada aksinya yang kedua. Itu membuat Ekitike gagal menjangkau bola. Padahal, setelah Senesi, Ekitike hanya tinggal berhadapan dengan kiper AFC Bournemouth, Djordje Petrovic.
Laga kemudian dihentikan karena adanya pengecekan dari VAR. Namun, setelah proses yang singkat, Taylor memutuskan melanjutan pertandingan tanpa memberikan hukuman apa pun kepada Senesi. Aksi yang dilakukan Senesi dinilai bukan sebagai sebuah handball yang jelas dan tidak pula menggagalkan terjadinya peluang untuk mencetak gol. Liverpool sendiri berhasil mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 4-2.
2. Gol tendangan bebas Eberechi Eze dianulir karena pelanggaran yang jarang terjadi
Chelsea hanya bisa bermain imbang tanpa gol kala menjamu Crystal Palace di Stamford Bridge pada Minggu (17/8/2025). The Blues sebetulnya sempat kebobolan pada menit 13. Namun, Darren England menganulir gol yang dicetak Eberechi Eze lewat tendangan bebas. Sebabnya, terdapat pelanggaran dalam prosesnya.
Ketika Eze melakukan eksekusi, Marc Guehi mengeblok Moises Caicedo demi menciptakan ruang kosong agar bola mengarah ke gawang. Akibat aksinya itu, kapten Crystal Palace tersebut pun mendekat ke pagar betis yang dibuat para pemain Chelsea. England sebetulnya sempat mengesahkan gol ini. Namun, setelah mendapat instruksi dari VAR untuk melihat tayangan ulang lewat layar di pinggir lapangan, ia membatalkan keputusannya. England mengumumkan, pemain Crystal Palace nomor 6 (Guehi) berada kurang dari 1 meter dari pagar betis Chelsea.
Ini memang sesuai dengan aturan yang dibuat oleh Badan Pembuat Aturan di dunia sepak bola (IFAB). Poin nomor 13.2 terkait prosedur tendangan bebas menyatakan, ketika tim bertahan membentuk pagar betis yang terdiri tiga orang atau lebih, semua pemain tim menyerang harus berada minimal 1 meter dari pagar betis tersebut ketika bola dimainkan. Saat bola dari hasil tendangan Eze menembus gawang Robert Sanchez, para pemain Chelsea pun sebetulnya tidak melakukan protes. Itu disebabkan pelanggaran ini yang memang jarang terjadi atau penerapan dari wasit yang masih cukup longgar.
Menariknya, pada musim lalu, Chelsea menjadi salah satu yang merasakan keuntungan dari kekeliruan wasit tersebut. Pada 15 Januari 2025, mereka bermain imbang 2-2 melawan AFC Bournemouth. Gol penyama kedudukan tercipta pada menit 90+5 lewat tendangan bebas Reece James. Saat itu, Marc Cucurella dan Tosin Adarabioyo sebetulnya berada dalam jarak yang dilarang dengan pagar betis AFC Bournemouth. Namun, gol tidak dianulir.
3. Manchester United tidak mendapatkan pelanggaran saat Arsenal mencetak gol kemenangan
Arsenal berhasil mengalahkan Manchester United dengan skor 1-0 di Old Trafford pada Minggu (17/8/2025). Gol tunggal mereka dicetak Riccardo Calafiori pada menit 13. Bek asal Italia itu berdiri bebas di tiang jauh dan menanduk bola liar ke gawang yang kosong. Calafiori mendapatkan peluang tersebut setelah Altay Bayindir tidak sempurna dalam melakukan halauan.
Para pemain Setan Merah pun melakukan protes. Mereka menganggap Bayindir dilanggar karena adanya gangguan dari William Saliba. Namun, Simon Hooper tidak menganulir gol tersebut. Begitu pun dengan VAR yang tidak mengintervensi. Usai laga, pelatih MU, Ruben Amorim, juga justru menerimanya. Menurutnya, jika memang aturan memperbolehkan apa yang dilakukan Arsenal, timnya yang seharusnya melakukan hal yang sama.
Alih-alih wasit, Bayindir justru menjadi sorotan utama dari momen ini. Ia dianggap melakukan blunder. Kiper asal Turki ini dinilai tidak cukup kuat dalam menghadapi situasi tersebut. Salah satu yang menyampaikan argumen adalah Joe Hart, mantan penjaga gawang Manchester City dan Timnas Inggris.
Selain itu, para pemain MU juga seharusnya mengingat kekalahan 0-2 mereka atas Arsenal pada 4 Desember 2024. Dua gol The Gunners tercipta lewat sepak pojok. Gol kedua yang dicetak William Saliba pada menit 73 bahkan terjadi lewat proses yang sangat mirip dengan gol yang membuat MU kalah pada pekan pertama Premier League 2025/2026.
Dua dari tiga keputusan wasit di atas terbilang tepat meski memunculkan kontroversi. Hanya ketetapan pada laga Liverpool kontra AFC Bournemouth yang bisa disebut sebagai eror dari sang pengadil lapangan. Beruntung, Liverpool sebagai korban berhasil meraih kemenangan sehingga tidak terlalu mengalami kerugian signifikan.