Kisah FIFA Tak Kasih Israel Sanksi Usai Bombardir Palestina

Jakarta, IDN Times - Konflik Israel dan Palestina semakin memanas. Hal ini mulai memberi pengaruh besar, tak terkecuali terhadap dunia sepak bola. Akan tetapi, kenapa FIFA belum bertindak sampai saat ini?
Dalam sebuah tulisan di laman Al Jazeera, disebutkan efek dari konflik Israel dan Palestina saat ini berpengaruh besar terhadap sepak bola Palestina. Mereka dalam kondisi tertatih jelang dua ajang besar, Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dan Piala Asia 2024, Qatar. Banyak pemain Palestina tewas akibat serangan Israel.
"Banyak pemain terbunuh, dan di antara mereka adalah pemain Timnas. Stadion Yarmouk di Gaza juga sudah dihancurkan," ujar komentator sepak bola asal Palestina, Khalil Jadallah.
Lalu, kenapa FIFA belum bertindak? Kenapa sanksi tak kunjung mereka berikan, layaknya apa yang mereka berikan pada Rusia selepas menginvasi Ukraina? Ternyata, ada sejarah tersendiri yang menyebabkan itu.
1. Bermula pada sebuah Kongres FIFA di 2015

Pada 2015, Palestina sudah mengajukan protes keras kepada FIFA perihal Israel. Lewat Presiden Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) kala itu, Jibril Rajoub, mereka protes lantaran tentara Israel telah melakukan intervensi terhadap pemain Palestina.
Nasib mengenai Israel pun dibahas dalam Kongres FIFA di Zurich, Swiss, 29 Mei 2015. Ketika itu, FIFA bakal menentukan nasib Israel, apakah harus terkena hukuman atau tidak, melalui sebuah jajak pendapat. Apa yang terjadi selanjutnya benar-benar unik.
2. Palestina justru mencabut tuntutan pada Israel

Jelang proses jajak pendapat, Rajoub yang semula protes keras, langsung naik ke podium kongres. Secara mengejutkan, dia mencabut tuntutan yang dia ajukan sebelumnya kepada FIFA.
"Saya memutuskan membatalkan penangguhan (untuk Israel), namun bukan berarti menyerah. Saya hanya ingin main sepak bola daripada berpolitik di sini. Saya ingin mengakhiri penderitaan,” kata Rajoub, dilansir Washington Post.
Langkah Rajoub ini diapresiasi oleh Presiden FIFA saat itu, Sepp Blatter. Tidak cuma itu, Presiden Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) saat itu, Ofer Eini, juga menyambut baik pencabutan tuntutan dari PFA.
"Saya tidak ingin mengarahkan telunjuk ke arah Palestina. Sepak bola adalah jembatan untuk perdamaian yang kita semua inginkan bersama," ujar Eini.
Singkat cerita, setelah itu keduanya bersalaman. Namun, mereka tidak berpelukan. Sampai sekarang, sanksi buat Israel pun tak kunjung diturunkan.
3. Standar ganda FIFA?

Ketika Rusia mulai menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu, FIFA langsung bertindak. Mereka memberikan hukuman keras kepada Rusia, berupa larangan mentas di laga internasional.
Tidak cuma itu, UEFA juga bertindak dengan memberikan hukuman kepada klub-klub Rusia yang mentas di kompetisi Eropa. Solidaritas mereka benar-benar terlihat. Sayangnya, hal itu tak tampak saat ini.
Entah karena efek Kongres FIFA di tahun 2015 itu, otoritas sepak bola dunia ini belum memberi hukuman pada Israel, terkait serangan yang mereka lakukan pada Palestina. Mereka masih berdiam.
Apakah ini standar ganda FIFA terhadap Rusia atau Israel? Atau, apakah mereka hanya menunggu Palestina melancarkan protes keras lagi layaknya pada 2015 silam? Entahlah.