Jakarta, IDN Times - Pada 2007 silam, di usianya yang baru menginjak 14 tahun, John Cofie, telah membuat klub-klub top Inggris terpana. Dia dianggap sebagai talenta sepak bola Inggris terbaik kala itu. Sialnya, Cofie gagal memenuhi ekspektasi publik hinggap di bahunya.
Perkembangannya yang buruk membuatnya bernasib tragis. Cofie pensiun saat usianya masih 27 tahun. Kini, dia bekerja sebagai mentor di sebuah sekolah kawasan Lancashire, Inggris.
Cofie diboyong ke Inggris oleh Burnley setelah tampil mengesankan dalam sebuah kamp pelatihan di Jerman. Kemudian, Cofie menjadi bintang bersama tim akademi Burnley dan dianggap sebagai pemain terbaik di generasinya.
Bahkan, beberapa manajer klub top Inggris pun sampai mengunjungi sekolah Cofie, Moorland School. Tujuannya jelas, mencoba merayu Cofie agar mau bergabung dengan mereka.
“Ada banyak klub yang datang, bahkan Chelsea dan Liverpool. Mereka ingin berbicara langsung kepadanya. Dia adalah seorang fan Liverpool dan saya kira akan gabung dengan mereka. Tapi setelahnya Manchester United datang," kata mantan pelatih Cofie, Charlie Jackson, dikutip The Sun.
MU kala itu membeli Cofie dengan banderol hanya satu juta poundsterling dari Burnley. Harganya kala itu terbilang tinggi, menjadikannya sebagai pemain akademi termahal kala itu.
Sir Alex Ferguson ternyata menjadi aktor utama yang berhasil mendatangkan Cofie. Dia berhasil merayu Cofie gabung ke akademi MU di 2007.
Bersama akademi MU, Cofie berkembang. Dia menjadi bagian dari tim yang menjuarai FA Youth Cup 2011, dan bermain dengan Paul Pogba hingga Jesse Lingard. Jackson pun mengklaim jika saat itu Cofie adalah pemain yang lebih bagus dari Pogba.
"Saya kira saat usianya 14 tahun, dia adalah pemain terbaik. Bahkan, dia lebih baik dari Paul Pogba," kata Jackson.
Namun, kariernya terus merosot. Produktivitasnya dalam mencetak gol perlahan hilang. Tekanan banderol yang melekat kepadanya menggerogoti kepercayaan diri Cofie. Akhirnya, setelah dipinjamkan ke Royal Antwerp, Sheffield United, dan Notts County, dia diputus kontraknya oleh Setan Merah tanpa memainkan satupun pertandingan bersama tim senior.
"Harga yang menempel kepadanya adalah hal yang paling mengerikan. Satu juta poundsterling untuk anak semuda itu adalah hal yang luar biasa. Sayangnya, Burnley dan Manchester United memberitakannya ke publik. Tekanannya luar biasa besar," ujar Jackson.
Setelah meninggalkan Manchester United, John Cofie berkelana dan merantau ke Wales, Irlandia Utara, hingga Norwegia, untuk menghidupkan lagi karier sepak bolanya. Tapi, upayanya tidak berhasil. Dia tak kunjung membaik apalagi dengan masalah cedera yang menghantuinya.
Akhirnya pada 2020, secara mengejutkan, dia memutuskan untuk gantung sepatu di usianya yang baru menginjak 27 tahun. Usia yang bisa dibilang matang untuk pemain sepak bola profesional.
Kini, dia kembali bertemu dan bergabung dengan Jackson. Kali ini, dia menjadi mentor yang membantu para pemain muda yang ingin menjadi bintang di masa depan.
"John telah bermain di level yang cukup bagus dan sempat berlaga dengan beberapa pemain terbaik di dunia. Itu sudah cukup menjadi inspirasi bagi anak-anak. Antusiasmenya tidak pernah pudar. Dia tidak pernah kehilangan semangat untuk hidup. Dia tidak membiarkan sepak bola mendefinisikan siapa dirinya. Aku sangat senang dia di sini karena bisa berbicara dengan anak-anak tentang masa lalunya dan apa yang kemungkinan menjadi masa depan mereka," ujar Jackson.