Kisah Victor Boniface, Pernah Depresi hingga Menjadi Bintang Nigeria

Victor Boniface menjadi salah satu sorotan terbesar di liga top Eropa pada 2023/2024. Performanya yang impresif membantu Bayer Leverkusen tampil digdaya. Ia tampil ganas sebagai mesin gol utama timnya itu tersebut meski berstatus debutan. Boniface mampu membuktikan kualitas terbaiknya dalam waktu yang cepat.
Selain itu, pencapaiannya saat ini tak diraih oleh Boniface secara instan. Boniface harus merasakan berbagai lika-liku kehidupan sejak kecil. Ia tak dibesarkan oleh kedua orangtuanya hingga pernah mengalami depresi berat yang nyaris membuatnya berhenti menjadi pemain sepak bola. Namun, semangat Boniface tak pernah berhenti membara.
1. Tumbuh dan besar di kawasan militer

Boniface lahir pada 23 Desember 2000. Kehidupan Boniface sejak kecil dijalani di sebuah kota besar Nigeria, yaitu Akure. Kota yang berada di sebelah barat daya Nigeria tersebut menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya. Akure juga berstatus sebagai ibu kota salah satu negara bagian di Nigeria, yaitu Ondo, yang berpopulasi sekitar 3 juta jiwa.
Boniface tak tinggal bersama kedua orangtuanya. Ia justru dibesarkan oleh kakek dan neneknya sejak masih belia. Oleh sebab itu, pengaruh dari mereka terhadap kehidupan Boniface sangat besar. Kakeknya merupakan seorang mantan prajurit Angkatan Darat Nigeria. Oleh sebab itu, Boniface tumbuh dengan campur tangan militer yang lumayan kuat.
Bersama keluarganya yang lain, seperti sang paman, Boniface kerap menjalani pelatihan militer saat masih anak-anak. Mereka juga bermain sepak bola di halaman sekitar rumah. Kehidupan Boniface saat itu cenderung bahagia dengan kasih sayang yang besar dari kakek dan neneknya.
"Aku tinggal bersama kakek dan nenekku. Kakek pernah menjadi tentara dan aku dibesarkan di wilayah militer. Aku sering bermain sepak bola di sana (Akure) bersama paman," ujar Boniface dilansir One Football.
2. Bergabung dengan salah satu tim akademi milik klub profesional di Nigeria

Kecintaan Boniface terhadap sepak bola meningkat dari waktu ke waktu. Dukungan keluarganya membuat Boniface terpacu agar bisa meraih kesuksesan sebagai pemain sepak bola profesional. Sewaktu menuntut ilmu di sekolah T-Chris International pada usia remaja, potensi Boniface disorot oleh pemandu bakat Real Sapphire FC.
Real Sapphire FC merupakan salah satu klub sepak bola profesional di Nigeria. Melalui pemandu bakat miliknya, Real Sapphire berhasil mendapatkan jasa Boniface. Ia lalu menuntut ilmu sepak bola di tim akademi klub yang dimiliki oleh Frank Peterson tersebut. Real Sapphire juga menjadi tempat pembuka jalan karier sepak bola yang dirintis olehnya.
Momentum bersejarah datang kepadanya pada usia 18 tahun. Boniface berhasil promosi ke skuad utama Real Sapphire. Ia dengan cepat menjadi sebuah fenomena menjanjikan yang disorot oleh klub-klub besar Afrika lainnya. Namun, tawaran menggiurkan datang dari klub Norwegia, Bodø/Glimt, pada Maret 2019. Tawaran itu tak disia-siakan olehnya.
3. Pernah depresi karena dua momen buruk

Merantau ke Eropa pada usia belum genap 20 tahun merupakan tantangan sulit baginya. Boniface harus memikirkan banyak hal. Selama 3 tahun bersama Bodø/Glimt, petualangannya bak roller coaster. Ia bahkan pernah mengalami cedera robek ligamen sebanyak dua kali. Cedera tersebut sempat meragukannya untuk melanjutkan karier sepak bola.
Boniface juga menghadapi titik terendah dalam hidupnya di sana. Ia mengalami dua kejadian buruk pada waktu yang sama. Itu terjadi pada November 2020. Boniface mengalami cedera ACL untuk kedua kalinya. Akibat cedera tersebut, ia harus menepi selama setahun dan gagal pindah ke klub raksasa Belgia, Club Brugge.
Situasi makin rumit usai sang ibu meninggal dunia karena kecelakaan. Momen tragis tersebut membuatnya nyaris depresi. Boniface meluapkan semuanya dengan meminum alkohol dan melupakan aturan diet yang sudah ia jalani. Ia sempat ingin pensiun sebagai pemain sepak bola.
"Aku kehilangan gairah terhadap sepak bola untuk sementara waktu. Kondisiku sangat buruk saat itu. Aku menyerah. Aku tidak lagi tertarik bermain sepak bola. Aku biasanya tidak minum alkohol, tetapi aku memulainya karena depresi," ungkap Boniface dilansir The Athletic.
Boniface sempat ingin berhenti sebagai pemain sepak bola. Namun, hal itu tak terjadi karena motivasinya yang kuat sejak kecil. Dukungan dan semangat dari keluarga, khususnya dari kakek dan neneknya, membuat Boniface mampu bangkit dan melanjutkan kariernya di dunia sepak bola.
4. Debut mengesankan bersama Union Saint-Gilloise

Setelah pulih dari ACL pada November 2021, Boniface secara perlahan kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai penyerang muda tajam. Riwayat cederanya tak menjadi masalah besar bagi Boniface. Ia sukses mencetak 23 gol dan 8 assist dalam 66 pertandingan selama 3 tahun berkarier di Norwegia.
Portofolionya yang mengesankan itu membuat klub Belgia, Union Saint-Gilloise, tertarik. Puncaknya, Boniface diboyong oleh klub yang sepemilikan dengan Brighton itu pada bursa transfer musim panas 2022. Pembeliannya berbuah manis. Boniface menunjukkan performa impresif sebagai mesin gol.
Dilansir Breaking The Lines, debutnya bersama Union Saint-Gilloise cukup fenomenal. Pasalnya, Boniface mampu mengemas hattrick ke gawang Klaksvik pada ajang Kualifikasi Liga Champions. Pada musim debutnya, ia juga sukses meraih gelar top skor Liga Europa dengan koleksi enam gol. Catatan tersebut membuat namanya kian dikenal luas.
5. Boniface tampil sensasional di lini depan Bayer Leverkusen

Boniface hanya semusim membela Union Saint-Gilloise. Pada bursa transfer musim panas 2023, ia direkrut oleh klub Bundesliga, Bayer Leverkusen. Biaya yang dikeluarkan oleh Die Werkself untuk mendapatkan jasanya mencapai 20,5 juta euro atau sekitar Rp348 miliar.
Boniface berhasil membayar semuanya. Boniface menjadi sebuah sensasi di Eropa. Ia dengan cepat bersinar sebagai mesin gol utama Bayer Leverkusen. Hingga paruh pertama 2023/2024, Boniface sudah mengoleksi 16 gol dan 8 assist dari 23 penampilan di semua kompetisi.
Ia menyabet rekor fantastis, yaitu peraih penghargaan Pemain Pendatang Terbaik selama 5 bulan beruntun di Bundesliga. Pencapaian fenomenal tersebut juga diikuti dengan performa apik klubnya. Boniface sukses membawa Bayer Leverkusen tampil digdaya, baik di Bundesliga atau Liga Europa.
Karier gemilang yang ia capai pada usia muda juga merupakan kabar bagus bagi Nigeria. Pasalnya, Nigeria memiliki segudang penyerang muda potensial. Boniface memberikan banyak opsi di lini serang timnas negaranya tersebut. Selain dirinya, ada nama-nama lain, seperti Victor Osimhen hingga Taiwo Awoniyi.
Boniface telah merasakan pahit dan manisnya kehidupan sejak masih belia. Karier yang ia jalani sekarang juga merupakan buah kerja kerasnya pada masa lalu. Ia membuktikan bahwa ia bisa bangkit dari keterpurukan.