Kursi Pelatih Prancis Panas, Zidane Gusur Deschamps?

Memasuki babak 16 besar, Prancis yang jauh diunggulkan ketimbang Swiss, tampil tak konsisten. Sempat tertinggal lebih dulu, mereka perlahan bisa bangkit dan berhasil memimpin 3-1 hingga pertandingan menyisakan waktu 10 menit lagi. Hanya saja, kemenangan yang sudah di depan mata itu buyar seketika karena Swiss mampu menyamakan kedudukan jadi 3-3.

Kedua tim dipaksa melanjutkan laga dengan babak tambahan. Banyak peluang emas yang berhasil diciptakan para pemain Prancis. Namun, hingga 2x15 menit selesai tak ada gol yang berhasil diciptakan. Walhasil, laga dilanjutkan dengan drama adu penalti.

Seluruh pemain yang ditugaskan menjadi algojo dari kedua tim mampu menjalankan tugasnya dengan baik, kecuali Kylian Mbappe. Dia gagal mengeksekusi sepakannya itu sehingga Prancis kalah menyakitkan dari Swiss.

Ruang ganti Prancis pun memanas. Para pemain dirumorkan saling menyalahkan karena timnya tersingkir dari Piala Eropa. Situasi itu membuat kepemimpinan Deschamps mulai dipertanyakan.

Walau masih menyisakan kontrak satu musim lagi, ada kans Deschamps cabut lebih cepat mengingat federasi sepak bola Prancis (FFF) juga bakal segera melakukan evaluasi.

Nama Zidane kini dianggap paling layak jadi suksesor Deschamps. Terlebih, usai meninggalkan Real Madrid, sang pelatih masih menganggur. Presiden FFF, Noel Le Graet, pun tak berkilah soal ditanya kans Zidane menggantikan Deschamps.

Graet bahkan tak segan memuji Zidane sebagai pelatih yang sudah membuktikan diri punya kualitas sangat baik. Terbukti, dia bisa membawa Real Madrid meraih kesuksesan besar dengan meraih gelar bergengsi, seperti Liga Champions, LaLiga, hingga gelar lainnya.

"Dia merupakan orang yang saya sukai. Prestasi yang diraihnya sebagai pemain hingga menjadi pelatih, tak usah disangsikan lagi. Suatu saat nanti Zinedine Zidane mungkin akan menjadi pelatih Prancis. Kapan? Tidak tahu. Sebab, saya saat ini tak bisa memastikan hal itu," ujar Graet.