Manchester United Kena Ejek Fans Sendiri

Jakarta, IDN Times - Manchester United menerima perlakuan tak enak dari pendukungnya sendiri. Saat menjamu Southampton di Old Trafford, Sabtu (12/2/2022), MU dicemooh pendukungnya sendiri.
Insiden itu muncul saat laga nyaris berakhir. Ketika memasuki menit 88, teriakan penonton terdengar begitu kencang di Old Trafford.
"Boooooo," begitu para pendukung MU berteriak, mengejek para pemainnya.
1. MU jeblok

Memang, dalam duel itu, MU kembali menunjukkan performa yang buruk. Sempat unggul lebih dulu lewat aksi Jadon Sancho, MU kembali gagal menang.
Aksi Che Adams di awal babak kedua mampu membuat Setan Merah tertunduk lesu. Bukannya bangkit dan cetak gol balasan, MU malah terus-terusan ditekan Southampton lewat skema yang cukup merepotkan.
Beberapa kali, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan memang sempat mendapat peluang. Tapi, barisan pertahanan Southampton begitu rapat dan berhasil mementahkannya.
Makanya, fans yang memadati Old Trafford terus mengejek mereka. Bahkan, ada yang meninggalkan stadion lebih dulu.
2. Kena semprot mantan pemain

Kritik juga datang dari mantan gelandang MU, Paul Scholes. Dia merasa kasihan kepada manajer MU, Ralf Rangnick, yang sudah berpikir keras dalam menyusun starting XI, namun hasilnya malah buruk.
Bagi Scholes, hasil imbang yang dialami MU lawan Southampton bukan salah Rangnick. Tapi, Scholes merasa pemain MU yang harus bertanggung jawab.
"Saya kasihan kepada manajer. Para pemain ini, antara tak mendengarkan, tidak mau melakukannya, atau masa bodoh. Kami tak tahu apa yang terjadi di lapangan latihan, sikap mereka. Tapi, rasanya seperti itu," ujar Scholes dilansir Daily Mirror.
3. Rangnick bela pemain

Rangnick merespons ucapan Scholes. Dia menolak jika para pemainnya enggan berlari dan mengikuti instruksinya.
Fenomena ini muncul, menurut Rangnick, karena para pemainnya memang harus beradaptasi lebih lama dengan skema yang dimilikinya. Sebab, ini jadi kali pertama buat MU main di bawah skema menekan ala gegenpressing.
"Kami belum pernah menjadi tim yang menekan. Demi mengubah kebiasaan dalam beberapa pekan, tanpa pramusim, susah. Tapi, tak ada satu pun yang peduli para pemain masa bodoh atau suka mengalami masalah macam ini. Mereka juga kesal. Saya paham apa yang dikatakan Paul, tapi ini bukan soal seberapa sering pemain berlari. Tapi, bagaimana lebih kompak, tajam, dan jadi kian tega saat sudah unggul," ujar Rangnick.