Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menegangkannya Kericuhan di Paris Pasca PSG Juara Liga Champions

Stadion Parc des Princes, Paris. (unsplash.com/timlontano)
Intinya sih...
  • Perayaan PSG juara Liga Champions berubah ricuh dan menelan korban
  • 192 orang luka-luka, 2 tewas, 22 polisi dan 7 petugas pemadam kebakaran terluka
  • Kericuhan dipicu oleh oknum suporter yang melakukan aksi vandalisme dalam perayaan gelar

Jakarta, IDN Times - Paris mendadak mencekam usai Paris Saint-Germain juara Liga Champions. Suasana perayaan yang awalnya ceria, malah berubah ricuh dan memakan sejumlah korban.

Setidaknya, dalam perayaan gelar Liga Champions yang terjadi pada 1 Juni 2025 lalu, ada dua orang tewas, satu remaja dan pria dewasa. Kemudian, dilansir BBC, 192 orang mengalami luka-luka.

Bahkan, polisi dan pemadam kebakaran juga menjadi korban. Sebanyak 22 anggota polisi dan tujuh petugas pemadam kebakaran luka-luka.

1. Awalnya suasana justru hangat

Warga Negara Indonesia, Kurniawan, bercerita tentang seramnya insiden tersebut. Iwan (sapaan akrabnya) mengaku awalnya sedang membuat konten untuk YouTube pribadinya, Kurniawan Seulement.

Beberapa jam sebelum final Liga Champions, Iwan sempat berkeliling Paris untuk mencari lokasi nonton bareng. Sebenarnya, dijelaskan Iwan, ada lokasi nonton bareng yang besar di kawasan Parc des Princes, markas PSG. Namun, opsi itu tak diambil olehnya karena alasan komersialisasi.

Akhirnya, Iwan memilih sebuah bar untuk menonton laga tersebut. Suasana yang terbangun, dijelaskan Iwan, kala itu sangat hangat dan tak ada tanda-tanda adanya kericuhan yang terjadi.

"Awalnya sih biasa saja. Gol kedua orang-orang berteriak, sudah yakin PSG juara. Makin meningkat atmosfernya saat itu," kata Iwan kepada IDN Times, Senin (2/6/2025).

2. Ada provokatornya

Usai laga dan PSG dinyatakan juara dengan kemenangan 5-0 atas Inter Milan, Paris kemudian membiru. Suporter tumpah ruah, merayakan gelar Liga Champions pertama buat PSG sepanjang sejarah.

Champ-Elysses menjadi pusat dari perayaan juara itu. Iwan pun ikut arus, mengarah ke sana demi membaur dan merasakan atmosfer hangat dari keberhasilan PSG juara.

Saat itu, kembang api meletus di langit-langit Paris. Suar menyala dengan semestinya, teriakan suporter dan warga menggaung, membuat suasana menjadi meriah.

"Tapi, tiba-tiba tuh ada oknum, entah kenapa mereka mulai melakukan aksi vandalisme. Rusak fasilitas, terus mengarahkan kembang api ke polisi. Polisi kan gak mungkin kalau tak bereaksi. Jadi, kayak aneh saja. Maksudnya gini, ultras PSG kan rata-rata ke Munich. Di sini tersisa suporter yang gak mau keluar uang banyak buat nonton di sana. Tapi, malah ada yang begitu," ujar Iwan.

3. Paginya, Paris berantakan

Dengan diawali situasi tersebut, suasana berubah 180 derajat. Bentrokan terjadi di beberapa titik, dan membuat sejumlah orang ketakutan.

Bahkan, Iwan kaget ketika melihat orang-orang berlarian. Dia sebenarnya tak mengerti kenapa mereka berlarian. Tapi, karena sudah melihat apa yang terjadi, maka Iwan memutuskan pulang ke rumah.

"Orang-orang lari, ya gue ikutan lari. Daripada jadi korban salah sasaran polisi kan. Tapi, memang saat itu lumayan seram sih. Akibat ulah oknum terus paginya tuh baru kelihatan, kaca-kaca kafe banyak yang pecah, fasilitas umum hancur, terus berantakan lah. Gue langsung pulang tuh pas situasi sudah gak terkendali. Selain itu, takut juga kalau ketinggalan transportasi umum," kata Iwan.

Kericuhan ini mereda setelah 5.400 anggota polisi Paris dikerahkan. Sebanyak 300 orang sudah ditahan lebih dulu, karena kedapatan membawa petasan dan kembang api. Total, polisi menangkap 559 orang akibat insiden ini.

"Kami sangat terpukul dengan semua drama malam ini. Ada baiknya untuk segera mengungkap fakta ini agar pelakunya dapat dihukum berat," kata Wali Kota Dax, Julien Dubois dikutip BBC.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us