Mengenal Bahasa Tubuh Pemain Sepak Bola Lewat Selebrasi Gol

- Selebrasi gol sebagai respons emosional yang terstruktur
- Interaksi sosial sebagai bagian tak terpisahkan dari selebrasi
- Gestur personal sebagai representasi identitas
Selebrasi gol adalah momen paling emosional dalam pertandingan sepak bola, ketika pemain mengekspresikan kegembiraan atas keberhasilan mencetak angka. Namun, di balik pelukan, tarian, atau lompatan penuh semangat, tersembunyi pesan-pesan nonverbal yang mencerminkan lebih dari sekadar kemenangan. Bahasa tubuh yang muncul dalam selebrasi bisa merefleksikan budaya, strategi tim, bahkan kondisi psikologis pemain.
Selebrasi lebih dari sekadar luapan emosi spontan. Selebrasi juga menjadi bentuk komunikasi sosial yang kompleks. Variasi bentuk selebrasi mengandung makna simbolik yang mencerminkan hubungan antara pemain, tekanan pertandingan, hingga identitas sebuah tim. Lantas, apa makna di balik selebrasi gol dan bagaimana bahasa tubuh pemain menyampaikan pesan tanpa kata?
1. Selebrasi sebagai respons emosional yang terstruktur
Dasar dari pembahasan ini merujuk pada penelitian yang dilakukan Assaf Lev, Yair Galily, Omer Eldadi, dan Gershon Tenenbaum. Penelitian itu berjudul "The emotional and social expression of soccer goal celebrations in the 2018/19 UEFA Champions League". Ia diterbitkan di jurnal PLoS ONE dan bertujuan untuk memahami proses selebrasi gol dalam sepak bola mencerminkan ekspresi emosi individu sekaligus interaksi sosial dalam kompetisi profesional.
Peneliti menganalisis 366 selebrasi gol dari seluruh pertandingan Liga Champions Eropa 2018/2019. Mereka menggunakan pendekatan video coding, yakni mengamati rekaman pertandingan dan mengategorikan berbagai elemen selebrasi ke dalam dimensi-dimensi tertentu. Variabel yang diamati meliputi durasi selebrasi, bentuk gerakan tubuh, ekspresi wajah, urutan tindakan, dan jumlah serta jenis interaksi sosial, seperti pelukan, tos, dan kontak mata. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi pola umum dalam selebrasi gol berdasarkan pengamatan visual yang sistematis.
Hasil penelitian menunjukkan, selebrasi mengikuti struktur emosional yang konsisten. Struktur tersebut terdiri atas fase awal berupa reaksi individu, dilanjutkan dengan fase interaksi sosial bersama rekan satu tim, kemudian diakhiri dengan fase transisi saat pemain bersiap melanjutkan pertandingan. Tiap tahapan menunjukkan keterkaitan antara ekspresi emosi dan kebiasaan yang berkembang di lingkungan pertandingan profesional.
2. Interaksi sosial sebagai bagian yang tak terpisahkan dari selebrasi
Selebrasi gol dalam pertandingan sepak bola profesional sering menunjukkan momen interaksi sosial yang kuat antarpemain. Lev dan rekan-rekannya menemukan lebih dari 85 persen selebrasi melibatkan sentuhan fisik. Beberapa bentuk interaksi yang umum, meliputi pelukan, tos, tepukan punggung, dan berkumpul mengelilingi pencetak gol.
Bahasa tubuh yang digunakan dalam interaksi ini memperlihatkan adanya ikatan emosional yang terbangun selama pertandingan. Beberapa tim juga menampilkan gerakan atau formasi tertentu yang disusun secara sadar, seperti mengangkat tangan bersama atau berlari ke arah sudut lapangan secara serempak. Selebrasi menjadi bagian dari ekspresi hubungan sosial di antara pemain yang sudah terjalin dalam dinamika pertandingan.
Durasi interaksi sosial dalam selebrasi berlangsung dalam waktu yang konsisten dan terlihat sebagai bagian integral dari perayaan gol. Temuan dari penelitian tersebut menguraikan, ekspresi seperti tersenyum, bersorak, dan kontak fisik dilakukan secara berurutan dan berkesinambungan. Struktur ini menunjukkan, perayaan gol melibatkan kerja sama tubuh dan emosi yang terbentuk secara alami antarpemain dalam satu tim.
3. Gestur personal sebagai representasi identitas
Beberapa pemain memilih melakukan selebrasi dengan gerakan yang bersifat personal. Gestur ini sering merepresentasikan latar belakang budaya, kepercayaan, pengalaman hidup, atau dedikasi kepada sosok tertentu. Misalnya, Lionel Messi sering menunjuk ke langit sebagai penghormatan kepada neneknya, Celia, yang memiliki peran besar dalam perjalanan kariernya. Selain itu, striker Arsenal, Gabriel Jesus, merayakan gol dengan gestur menelepon sebagai penghormatan kepada ibunya yang selalu menghubunginya setelah pertandingan sejak kecil. Selebrasi itu juga ia dedikasikan untuk keluarga, teman, dan pelatih di Brasil yang berjasa dalam perjalanannya menjadi pesepak bola.
Sejumlah ekspresi individu muncul secara konsisten pada pemain tertentu dalam tiap pertandingan, seperti menunjuk ke langit, membentuk tanda salib, atau mencium lambang klub. Gestur tersebut berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan pribadi di ruang publik yang luas. Pemain menggunakan tubuhnya untuk menunjukkan rasa syukur, penghormatan, atau pengingat terhadap hal yang dianggap sakral atau krusial. Selebrasi ini menjadi bentuk komunikasi simbolik yang mudah dikenali penonton maupun penggemar.
Narasi personal dalam selebrasi juga memperkaya makna dari momen setelah terjadinya gol. Dalam situasi kompetitif, ruang bagi ekspresi diri tetap muncul melalui simbol-simbol sederhana yang dibentuk tubuh pemain. Gerakan personal ini sering dilakukan sebelum fase interaksi sosial dimulai, menjadi penanda awal dari dimensi emosional yang lebih dalam.
4. Pola urutan emosi dalam selebrasi
Penelitian Lev dan rekan-rekannya menemukan, selebrasi gol memiliki pola urutan emosi yang konsisten. Proses ini dimulai dari ekspresi individu yang bersifat spontan, seperti berteriak, berlari, atau mengangkat tangan ke udara. Setelah fase tersebut, pemain biasanya terlibat dalam interaksi sosial dengan rekan satu tim melalui sentuhan fisik atau gestur kolektif.
Tahapan selebrasi ini menunjukkan, emosi yang muncul tidak berlangsung secara acak. Ekspresi yang dikeluarkan mengikuti alur tertentu yang berulang pada banyak pertandingan dan pemain. Tiap fase memiliki ciri khas dalam cara tubuh merespons keberhasilan mencetak gol di tengah suasana pertandingan yang intens.
Setelah fase interaksi sosial, terdapat transisi kepada fase penyesuaian diri, ketika pemain kembali ke posisi masing-masing dan melanjutkan pertandingan. Transisi ini menunjukkan adanya kesadaran akan batas waktu selebrasi dan kebutuhan untuk kembali fokus pada permainan. Dengan kata lain, selebrasi merupakan aktivitas emosional yang memiliki struktur dan urutan yang umum di berbagai pertandingan.
5. Selebrasi sebagai cerminan budaya dan nilai kebersamaan yang kuat
Selebrasi gol dalam sepak bola merupakan ekspresi yang sarat makna sosial dan budaya. Pola selebrasi dapat dipengaruhi norma sosial, tradisi budaya, hingga simbol-simbol kebersamaan yang dianut pemain. Gerakan tertentu, seperti memberi hormat, menunduk, atau menunjuk ke langit mencerminkan nilai-nilai yang hidup dalam komunitas asal pemain.
Dilansir Soccerreto, selebrasi gol mencakup elemen identitas budaya dan tradisi lokal, seperti tarian khas, ritual, dan simbolisme yang diwariskan secara turun-temurun yang sekaligus memperkuat kesadaran kolektif tim dan komunitas. Pemain dari kawasan Afrika dan Amerika Selatan cenderung menampilkan elemen religius dalam selebrasi gol, seperti membuat tanda salib atau bersujud di lapangan. Aksi-aksi tersebut mencerminkan ekspresi keimanan yang kuat dan menjadi bagian dari narasi spiritual dalam permainan. Pola ini lebih jarang ditemukan pada pemain asal Eropa, yang cenderung menunjukkan selebrasi dengan ekspresi emosional tanpa simbol keagamaan.
Di sisi lain, nilai-nilai kolektif seperti persatuan dan rasa saling mendukung dapat tercermin dari bentuk selebrasi yang dilakukan bersama rekan satu tim. Interaksi sosial setelah mencetak gol memperlihatkan adanya kesepahaman emosional yang tumbuh melalui gerakan tubuh. Selebrasi menjadi media ekspresi nilai bersama yang diterima luas oleh penonton dan penggemar.
Durasi selebrasi pun menunjukkan perbedaan yang menarik. Selebrasi berlangsung lebih lama pada fase akhir pertandingan, khususnya ketika gol terjadi pada menit-menit akhir babak kedua atau saat injury time. Hal ini menunjukkan tingkat keterlibatan emosional yang tinggi, terutama dalam momen-momen krusial yang menentukan hasil akhir pertandingan.
Selebrasi gol dalam sepak bola bukan sekadar luapan emosi sesaat, melainkan juga mencerminkan struktur sosial, budaya, dan psikologis yang kompleks. Melalui bahasa tubuh, pemain menyampaikan makna yang dapat ditafsirkan penonton dan rekan satu tim. Tiap gerakan dalam selebrasi membawa pesan yang lahir dari pengalaman tim, nilai personal, hingga tekanan emosional dalam pertandingan.