Mengenang Transfer Panas Luis Figo yang Membumbui Rivalitas El Clasico

- Luis Figo simbol harapan Barcelona, dicintai publik Camp Nou
- Janji politik Florentino Perez mewujudkan transfer Luis Figo ke Real Madrid
- Kepindahan Figo ke Real Madrid memicu kemarahan massal penggemar Barcelona
Transfer pemain menjadi hal yang lumrah di sepak bola. Ini menjadi bagian besar dari bisnis klub yang ingin menukarkan uang demi prestasi yang membanggakan. Banyak transfer mahal yang dikenang. Ada yang berhasil dan ada pula yang justru mengecewakan.
Namun, tak sedikit transfer yang tercatat dan diingat karena meninggalkan luka. Salah satu yang paling ikonik adalah transfer Luis Figo dari Barcelona ke Real Madrid pada musim panas 2000. Itu bukan sekedar kepindahan pemain, tetapi juga melibatkan pengkhianatan yang menjadi bumbu sedap dalam memanaskan El Clasico.
1. Luis Figo sebagai simbol harapan Barcelona
Luis Figo datang ke Barcelona dari Sporting CP pada musim panas 1995. Ia dengan cepat menjelma menjadi pemain kunci yang telah memberikan dampak besar sejak musim pertama. Waktu berlalu, ia tetap konsisten bersama Barcelona dan menjadi simbol harapan publik Camp Nou yang saat itu sedang berjaya..
Gaya bermainnya yang elegan, kreativitasnya yang luar biasa, serta etos kerja yang menonjol membuatnya dicintai publik Camp Nou. Di sisi lain, ia pun berperan sebagai kapten yang menjadi pemimpin klub. Tak heran jika ia adalah wajah utama Barcelona kala itu.
2. Janji politik Florentino Perez yang gila
Pada 2000, Florentino Perez mencalonkan diri sebagai Presiden Real Madrid untuk kedua kalinya. Ia jelas tak mau gagal seperti 1995. Oleh karena itu, berbagai janji politik ia umbar demi mampu menarik hati para socios.
Salah satu janji yang diusung Perez adalah merekrut Luis Figo. Bagi banyak orang, janji tersebut dianggap mustahil dan terlalu ambisius. Sebab, Figo adalah bintang Barcelona, klub yang menjadi rival abadi Real Madrid. Namun, ia bersikeras untuk bisa mewujudkan transfer tersebut setelah terpilih sebagai Presiden Real Madrid.
Pada 16 Juli 2000, Perez resmi terpilih sebagai Presiden Real Madrid. Namun, sebelum resmi terpilih, ia telah melakukan negosiasi secara diam-diam dengan agen dari Figo. Itu sudah ia siapkan sebagai kejutan untuk realisasi janji politiknya yang sempat dianggap mustahil.
Delapan hari berselang, Figo pun mendarat di Santiago Bernabeu. Itu jelas menjadi kejutan, tak hanya bagi penggemar Real Madrid dan Barcelona, tetapi juga penggemar sepak bola dunia. Kala itu, uang sebesar 62 juta euro (1,042 triliun) menjadi nilai transfernya. Angka tersebut langsung memecahkan rekor transfer pemain sepak bola dunia.
3. Luis Figo, pahlawan yang berubah menjadi pengkhianat
Kepindahan Figo ke Real Madrid langsung memicu kemarahan massal dari penggemar Barcelona. Sebab, mereka merasa dikhianati oleh pemain pujaannya sendiri. Saat kepindahannya, citra Figo di depan mata penggemar Barcelona berubah total, dari seorang pahlawan menjadi pengkhianat.
Spanduk bertuliskan Judas, jersey yang dibakar, dan kecaman dari media lokal menunjukkan betapa dalamnya rasa sakit itu. Ini bukan hanya tentang pemain yang pindah ke klub rival, tetapi soal identitas yang dirampas. Untuk banyak penggemar Barcelona saat itu, ini bukan pengkhianatan biasa, tetapi ini luka besar yang sengaja dibuka.
4. El Clasico berdarah yang diwarnai kepala babi
Pada 21 Oktober 2000, Figo kembali ke Camp Nou untuk pertama kalinya. Namun, ia telah berseragam Real Madrid. Laga itu menjadi salah satu El Clasico paling panas dalam sejarah pertemuan dua klub penguasa Spanyol tersebut.
Figo dicemooh setiap kali menyentuh bola. Saat mengambil tendangan sudut, ia dilempari oleh botol dan korek api. Puncaknya, sebuah kepala babi dilempar sebagai lambang puncak kebencian dari penggemar Barcelona terhadap bintang Portugal tersebut. Hal tersebut membuat laga hampir dihentikan meski akhirnya dituntaskan sampai akhir.
5. Luis Figo adalah awal Los Galacticos
Kedatangan Figo pada musim panas 2000 membuka era Galacticos di Madrid. Setelah kedatangannya, sejumlah pemain bintang datang, seperti Zinedine Zidane, Ronaldo Nazario, Michael Owen, dan David Beckham. Itu menjadi salah satu proyek besar yang berhasil diwujudkan Florentino Perez sebagai Presiden Real Madrid.
Di sisi lain, luka di Barcelona membentuk kembali karakter klub. Blaugrana berubah menjadi lebih protektif, lebih emosional, dan lebih anti Madrid dibandingkan sebelumnya. Itulah yang menjadi bumbu penambah dari rivalitas El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona
Jika bicara soal data, Lusi Figo bukan satu-satunya pemain yang menyeberang dari Barcelona ke Real Madrid. Selain dirinya, ada Javier Saviola, Luis Milla, Bernd Schuster, dan Michael Laudrup yang melakukan hal serupa. Namun, kepergian mereka tak terlalu disesali oleh penggemar Barcelona. Ini seakan menjadi ketidakadilan bagi Figo yang sebetulnya tak ingin mencari masalah dengan Cules, penggemar Barcelona.