Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Musim Debut yang Tak Mudah bagi Thiago Motta di Juventus

logo Juventus (pixabay.com/jorono)

Thiago Motta ditunjuk sebagai manajer Juventus pada awal musim 2024/2025. Kehadirannya diharapkan mampu membawa Bianconeri tampil lebih baik dibanding musim-musim sebelumnya. Apalagi, mereka belum mampu kembali menjuarai Serie A Italia setelah tampil dominan dan meraih scudetto dalam 9 musim pada 2011--2020. 

Keputusan manajemen Juventus untuk memilih Motta bukan tanpa alasan. Pada musim sebelumnya, juru taktik berpaspor Italia tersebut meraih kesuksesan bersama Bologna. Berbagai catatan positif mampu ia torehkan bersama klub berjuluk I Rossoblu tersebut. Salah satu yang paling mengesankan ialah membawa Bologna tampil pertama kali di Liga Champions Eropa pada 2024/2025 ini.

Sayangnya, musim pertama Thiago Motta sebagai pelatih Juventus tak berjalan mulus. Bianconeri bahkan telah kehilangan peluang untuk meraih trofi di beberapa ajang. Kini, trofi juara Serie A menjadi harapan terakhir bagi Juventus.

1. Langkah Juventus di Supercoppa telah dihentikan AC Milan

Pasukan Thiago Motta dipastikan gagal meraih juara di Supercoppa Italiana 2024/2025. Sebab, mereka tak mampu melewati hadangan AC Milan di semifinal pada Jumat (3/1/2025). Bertanding di Al-Awwal Park yang terletak di Riyadh, Arab Saudi, Bianconeri takluk dengan skor tipis 1-2.

Juventus sejatinya mampu memimpin terlebih dahulu dalam duel tersebut. Setelah menerima umpan manis dari Samuel Mbangula, Kenan Yıldız melepaskan tendangan keras yang tak mampu ditepis oleh Mike Maignan pada menit 21. Sayangnya, Bianconeri tak mampu mempertahankan keunggulan pada babak kedua. Satu gol dari Christian Pulisic (71') dan gol bunuh diri Federico Gatti (75') memupuskan harapan tim racikan Motta.

2. Juventus tak lolos ke 16 besar UCL karena dihentikan PSV Eindhoven pada fase playoff

Juventus tak menunjukkan performa yang meyakinkan sejak fase grup Liga Champions Eropa 2024/2025. Dari 8 laga, mereka hanya meraih 12 poin dari hasil 3 menang, 3 seri, dan 2 kalah. Dua kekalahan tersebut bahkan didapat kala bermain di kandang sendiri. Dengan hasil tersebut, Bianconeri hanya finis di peringkat ke-20 dari 36 tim dan harus menjalani laga playoff untuk meraih satu tiket ke babak 16 besar. 

Pasukan Motta harus melewati perlawanan PSV Eindhoven untuk lolos ke babak 16 besar. Mereka memang mampu meraih kemenangan dengan skor 2-1 saat bermain sebagai tuan rumah pada leg pertama. Namun, harapan Dušan Vlahović dan kolega untuk menjuarai Liga Champions 2024/2025 harus pupus karena kalah 1-3 pada leg kedua saat bertamu ke Belanda.

3. Empoli membuat harapan Juventus untuk pertahankan gelar juara Coppa Italia pupus

Ambisi Juventus untuk mempertahankan gelar juara Coppa Italia resmi pupus. Sebab, mereka dihentikan oleh Empoli di perempat final lewat adu penalti pada Rabu (26/2/2025). Sebelumnya, kedua tim bermain imbang 1-1 pada waktu normal.

Anak asuh Thiago Motta tak mampu mempertahankan performa apik seperti kala bertemu Cagliari pada babak 16 besar, Selasa (17/12/2024). Tampil di hadapan pendukung sendiri, Bianconeri melibas Cagliari dengan skor telak 4-0. Francisco Conceição menjadi salah satu pencetak gol dalam duel tersebut.

4. Serie A menjadi harapan terakhir bagi Thiago Motta dan Juventus

Dengan kegagalan yang didapat di tiga ajang di atas, Serie A menjadi harapan terakhir bagi Thiago Motta untuk meraih trofi pada musim debutnya sebagai pelatih Juventus. Perjuangan Bianconeri untuk meraih scudetto pun tak akan mudah. Apalagi, tim-tim di papan atas tengah bersaing ketat untuk keluar sebagai juara.

Hingga pekan ke-26, Juventus berada di peringkat keempat dengan torehan 49 poin. Mereka tertinggal delapan poin dari Inter Milan di puncak klasemen. Di sisi lain, Lazio tengah menempel ketat mereka di peringkat kelima dengan jarak dua poin lebih sedikit.

Thiago Motta dipastikan gagal mempersembahkan trofi juara Supercoppa, Coppa Italia, dan Liga Champions pada musim debutnya sebagai juru taktik Juventus. Praktis, Serie A menjadi harapan terakhir. Dengan persaingan yang sengit di papan atas klasemen sementara, mampukah Bianconeri meraih scudetto sekaligus mengakhiri puasa gelar?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Firdaus Ala I
EditorFirdaus Ala I
Follow Us