Negosiasi Alot, Bayern Dipaksa Cari Pengganti Thomas Tuchel

- Thomas Tuchel mengumumkan akan meninggalkan Bayern Munich setelah gagal mencapai kesepakatan dengan manajemen klub.
- Bayern sudah mendekati beberapa pelatih untuk menggantikan Tuchel, namun upaya tersebut selalu mentok dan tak bersedia.
Jakarta, IDN Times - Teka-teki masa depan Thomas Tuchel bersama Bayern Munich akhirnya terjawab. Tuchel sudah menyatakan masa baktinya di Allianz Arena akan berakhir pada akhir musim ini.
Duel melawan Hoffenheim di PreZero Arena dalam spieltag 34, Sabtu (18/5/2024) menjadi ajang perpisahan Tuchel bersama Die Roten. Kerja samanya tak berlanjut karena gagal mencapai kesepakatan dengan manajemen klub.
1. Tuchel sudah sampaikan pesan perpisahan

Dilansir dari Daily Mail, Tuchel sudah memberikan pesan perpisahannya kepada fans saat menghadiri jumpa pers jelang melawan Hoffenheim, Jumat (17/5/2024) waktu setempat. Tuchel mengklaim, ini jumpa pers terakhirnya sebagai pelatih Bayern.
"Ini adalah konferensi pers terakhir saya. Ada pembicaraan (untuk menetap), tapi tidak mencapai kesepakatan," kata Tuchel.
2. Sempat ada plot twist

Bayern memang berencana mendepak Tuchel pada awal 2024. Bahkan, manajemen sudah mendekati sederet pelatih untuk menjadi pengganti Tuchel, termasuk Xabi Alonso.
Menariknya, upaya Bayern selalu mentok. Semua yang didekatinya tak bersedia, termasuk Alonso yang memilih melanjutkan kejayaannya bersama Leverkusen.
Karena itu, Bayern membujuk Tuchel bertahan. Sialnya lagi, Tuchel justru mantap untuk cabut karena persyaratannya tak bisa dipenuhi manajemen.
"Kami berdiskusi dalam beberapa minggu terakhir. Tapi, kami tidak mencapai kesepakatan apapun. Saya tidak akan menyebutkan alasannya," ujar Tuchel.
3. Tuchel sedih cabut dari Bayern

Sebenarnya, keputusan ini berat untuk Tuchel. Itu karena pelatih 50 tahun tersebut harus meninggalkan orang-orang yang kepalang dekat dengannya.
Lebih dari itu, Tuchel gagal mempersembahkan kado manis dalam kepergiannya. Sebab, di bawah arahannya, Die Roten justru mengukir rekor buruk setelah pertama kalinya nirgelar sejak musim 2011/12 lalu.
"Saya agak sedih karena tidak suka meninggalkan tim dan staf. Ada 60-70 orang di sini yang saya temui setiap hari. Juga para pelayan di tempat parkir dan pekerja di dapur. Ada ikatan yang menguat seiring berjalannya waktu. Itu sulit," ujar Tuchel.