Profil Raphael Maitimo: Sarjana Ekonomi yang Piawai di Segala Posisi

Jakarta, IDN Times - Siapa tak kenal Raphael Guillermo Eduardo Maitimo? Dia adalah pemain sepak bola naturalisasi Indonesia berdarah Minangkabau-Belanda yang sudah hampir satu dekade tampil di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Perjalanan hidupnya untuk menjadi Warga Negara Indonesia dimulai pada 2010. Saat masih berstatus sebagai orang Belanda Maitimo datang ke Negeri Katulistiwa untuk memperkuat Bali Devata di Liga Primer Indonesia. Setelah itu, dirinya mantap untuk mendapatkan paspor Indonesia.
Proses kepindahan warga negaranya tak berlangsung lama. Pada 2011 dirinya berhasil mengantongi paspor Indonesia bersama pemain lain yang masuk program naturalisasi, seperti Greg Nwokolo (Nigeria), Victor Chukwuekezie Igbonefo (Nigeria), John van Beukering (Belanda), Stefano Jantje Lilipaly (Belanda), dan Tonie Harry Cusell (Belanda).
Keenamnya melaksanakan sumpah dan dilantik sebagai WNI di Kantor Wilayah DKI Jakarta, usai menerima Surat Keputusan Presiden Noomor 3/PWI/2011 tentang Pengabulan Permohonan Pemberian Kewarganegaraan. Ia dan koleganya asal Belanda lain bahkan sempat membela Timnas Indonesia pada Piala AFF 2011.
1. Maitimo merupakan sahabat Robin van Persie

Mundur ke masa kecilnya, pemain yang lahir di Rotterdam, Belanda, pada 17 Maret 1984 mulai mencintai sepak bola sejak kecil. Sampai akhirnya, orang tuanya memasukkan Maitimo ke salah satu akademi di Belanda bernama VV Nieuwekerk untuk menimba ilmu dasar sepak bola.
Bakatnya mulai semakin terasah setelah pindah ke akademi kenamaan yang sering menciptakan pemain bintang, yakni Feyenoord Academy. Di sana dia berjuang mewujudkan mimpi dengan salah satu pemain top Eropa yang sempat membela Manchester United dan Arsenal, Robin van Persie.
Keduanya bahkan sempat berkolaborasi saat masih memperkuat Timnas Belanda kelompok umur, mulai dari U-15, U-16, dan U-17, sampai akhirnya Maitimo memulai karier profesional bersama klub Belanda FC Dordrecht dan Feyenoord pada medio 2004-2008.
2. Maitimo melanglang buana sampai ke kompetisi Thailand
Selepas itu, dia sempat memperkuat tim Cina BIT FC selama dua tahun pada 2008-2010, sebelum akhirnya datang ke Pulau Bali untuk memperkuat Bali Devata selama satu musim.
Dengan mengantongi paspor WNI, Maitimo sempat melanglang buana ke Thailand untuk memperkuat VV Capelle. Tak bertahan lama dirinya kembali ke Tanah Air untuk memperkuat Mitra Kukar selama satu musim.
Selepas itu, Maitimo hampir setiap musim terus berganti klub. Dia sempat membela Sriwijaya FC pada 2014, lalu ke Persija untuk tampil di Piala Jenderal Sudirman 2015. Sampai akhirnya mendarat di Malang untuk memperkuat Arema FC pada Piala Presiden 2016 dan ISC.
3. Maitimo terus gonta-ganti klub setiap musim
Selanjutnya, dia pilih menyeberang ke Jawa Barat untuk memperkuat Persib. Di sana dia menjelma menjadi pemain produktif dengan menciptakan sembilan gol dari 28 kali penampilannya. Hanya saja, kala itu Maitimo gagal membawa Persib meraih prestasi terbaik.
Konsistensinya di musim perdana Liga 1 2017 membuat klub yang gemar mendatangkan pemain bintang, Madura United bergegas mengamankan jasanya. Hanya saja, kariernya tak berjalan mulus karena Maitimo lebih sering menghiasi bangku cadangan hingga akhirnya dipinjamkan ke Persebaya.
"Keputusan dipinjamkan kala itu adalah keputusan terbaik saya dan Madura United. Saya juga merasakan debut yang luar biasa bersama Persebaya," kata Maitimo kepada IDN Times beberapa waktu lalu.
4. Karier Maitimo sempat menurun sebelum akhirnya dilirik PSM

Namun, cedera berkepanjangan membuatnya juga kesulitan bersama Bajul Ijo. Dia hanya bisa tampil dalam dua laga saja sebelum akhirnya harus beristirahat cukup lama untuk mengembalikan kondisi seperti semula.
Kariernya sempat meredup setelah cedera. Dia sempat tak dilirik klub Liga 1, sehingga harus rela tampil di kompetisi level dua bersama PSIM. Perlahan performanya terus menanjak saat tampil di Liga 2 sampai akhirnya PSM Meminangnya pada putaran kedua musim lalu.
Tampil 18 kali bersama skuat Juku Eja, Maitimo akhirnya memutuskan kembali pindah. Kali ini, giliran Persita yang coba memaksimalkan potensinya walau secara usia, Maitimo sudah tak muda lagi, dia tetap jadi andalan Pendekar Cisadane dalam kampanyenya di kompetisi musim ini.
5. Maitimo punya alasan kenapa pindah-pindah klub setiap musim

Terkait kebiasaannya sering gonta-ganti klub, Maitimo menganggap hal itu lumrah terjadi di sepak bola profesional. Menurut dia, setiap tim punya pertimbangan untuk bisa menggunakan pemain apa pun tergantung selera pelatih.
"Bukan suka pindah-pindah, saya itu pemain profesional. Saya bermain untuk tim yang butuh tenaga saya. Yang pasti, di mana pun saya berada, saya menggaransi bakal tampil maksimal," ujar pemain berusia 36 tahun itu.
Maitimo memang tak sembarangan bicara. Dia selalu menunjukkan performa terbaiknya ketika dalam kondisi prima. Terlebih, kemampuannya tampil di beberapa posisi, seperti bek sayap, gelandang bertahan/serang, sampai penyerang lubang bisa membuat klub mendapatkan nilai lain dari seorang Maitimo.
6. Raphael Maitimo merupakan lulusan sarjana di Rotterdam University
Maitimo tak hanya fokus dalam bermain sepak bola, ternyata ia juga berhasil menyelesaikan program sarjana dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi Perdagangan dengan Sports Marketing & Manajemen di Rotterdam University of Applied Sciences.
Walau belum dapat dimaksimalkan dengan baik, gelar tersebut dirasa penting bagi Maitimo untuk melanjutkan kehidupan setelah pensiun menjadi atlet. Namun, itu masih jauh dari ambisinya kini, karena Raphael Maitimo ingin memberikan prestasi bagi Persita di Liga 1 musim ini.